Pengambilan dan Analisis Sifat Kimia dan Fisik Tanah Pengamatan Faktor Lingkungan Analisis Data

maksimum. Jumlah sampel tersebut diambil sebanyak 2 lembar untuk setiap penjuru.

3.2.3.4. Analisis Contoh daun

Analisis kandungan nitrogen jaringan daun dengan menggunakan metode semi mikro Kjeldahl Lampiran 3, sedangkan fosfor dan kalium jaringan daun dianalisis dengan menggunakan metode pengabuan kering Lampiran 4. Analisis nitrogen menggunakan bagian daun dengan bobot 0,2 g ditambah 2 ml H 2 SO 4 98, kemudiaan didestruksi sampai jernih dengan katalisator selenium. Setelah didestilasi sampai jernih dengan NaOH 40 dan uap cairan ditampung dengan ditambahkan 25 ml H 3 BO 3 4, destilatnya didestilasi dengan HCl 0,1 N untuk menetapkan kandungan nitrogen. Pengabuan kering untuk analisis fosfor dan kalium dilakukan dengan menimbang 1 g contoh daun, selanjutnya dimasukkan dalam alat Muffle dengan wadah cawan poselin. Bahan dipanaskan pada suhu 550 C. Dari hasil pengabuan kering, kandungan fosfor diukur dengan Spectrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang 660 nm, sedangkan kandungan kalium diukur dengan Flamefotometer Wilde et.al. 1979. Analisis kandungan nitrogen, fosfor dan kalium tanah dan jaringan daun dilakukan di Laboratorium Fisika-Kimia Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

3.2.4. Pengambilan dan Analisis Sifat Kimia dan Fisik Tanah

Contoh tanah diambil dari daerah perakaran tanaman manggis pada kedalaman 0-30 cm secara komposit. Tanah kemudian dikering udarakan, dan diayak dengan ukuran 2 mm agar mempunyai ukuran yang relatif sama, selanjutnya tanah dianalisis secara fisik untuk mendapat tekstur dan secara kimia untuk mendapatkan pH, KTK, C-organik, unsur hara N, P, K, Mg, Na dan Ca. 3.2.5. Pengamatan 3.2.5.1. Komponen Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pengamatan terhadap komponen pertumbuhan dan produksi tanaman manggis dilakukan terhadap peubah: 1. Jumlah trubus buah Dihitung rata-rata jumlah trubus stadium dewasa dari sepuluh cabang tanaman 2. Panjang trubus cm Diukur panjang trubus stadium dewasa dari bagian pangkal hingga bagian ujung. 3. Panjang Daun cm Diukur pada diukur saat daun telah berkembang penuh. Panjang daun diukur mulai dari pangkal helaian daun sampai ujung daun. 4. Lebar Daun cm Diukur pada diukur saat daun telah berkembang penuh. Lebar daun pada bagian tengah daun secara horizontal. 5. Jumlah Bunga bungapohon Dihitung banyaknya bunga yang muncul per pohon 6. Jumlah Bunga Rontok bungapohon Dihitung banyaknya bunga yang rontok per pohon 7. Jumlah Buah panen buahpohon Jumlah buah panen dihitung berdasarkan banyaknya buah yang dipanen pada tiap pohon sampel yang telah ditetapkan. 8. Produksi Buah per Pohon kgpohon Produksi buah per pohon dihitung berdasarkan jumlah berat buah per pohon.

3.2.5.2 Komponen Kualitas Buah

Pengamatan terhadap komponen kualitas buah manggis dilakukan terhadap peubah: 1. Bobot Buah Segar g Bobot buah segar diukur dengan menggunakan timbangan analitik dengan cara menimbang keseluruhan buah pada saat setelah panen. 2. Bobot Kulit Buah Segar g Bobot kulit buah diukur dengan menggunakan timbangan analitik dengan cara menimbang kulit buah setelah buah dibelah dan dipisahkan dengan aril dan biji. 3. Bobot Kulit Buah Kering g Bobot kulit buah kering diukur dengan menggunakan timbangan analitik dengan cara menimbang kulit buah setelah dioven selama lebih kurang 3 hari dalam suhu 70 C dan beratnya telah konstan pada tiga kali interval penimbangan setiap 1 jam. 4. Bobot Biji Segar Total g Bobot biji diukur dengan menggunakan timbangan analitik dengan cara menimbang keseluruhan biji pada buah sampel. 5. Bobot Biji Kering Totalg Bobot biji kering diukur dengan menggunakan timbangan analitik dengan cara menimbang biji setelah dioven selama lebih kurang 3 hari dalam suhu 70 C dan beratnya telah konstan pada tiga kali interval penimbangan setiap 1 jam. 6. Bobot Tangkai dan Cupat Segar g Bobot tangkai dan cupat diukur dengan menggunakan timbangan analitik dengan cara menimbang tangkai dan cupat setelah dipisahkan dari kulit buah. 7. Bobot Tangkai dan Cupat Kering g Bobot tangkai dan cupat diukur dengan menggunakan timbangan analitik dengan cara menimbang tangkai dan cupat setelah dioven selama lebih kurang 3 hari dalam suhu 70 C dan beratnya telah konstan pada tiga kali interval penimbangan setiap 1 jam. 8. Bobot Aril g Bobot aril dihitung berdasarkan pengurangan bobot buah total terhadap bobot kulit buah, bobot biji serta bobot tangkai dan cupat. 9. Edible portion Edible portion adalah prosentase bagian buah yang dapat dimakan, dan dirumuskan sebagai berikut : Edible portion= g Segar Buah Bobot g Aril Bobot x100 10. Kekerasan kulit buah kgcm 2 dt Kekerasan kulit buah diukur dengan menggunakan penetrometer pada bagian atas, tengah dan bawah dan selanjutnya diambil rata-ratanya. 11. Diameter Horizontal cm Diameter horizontal buah diukur menggunakan jangka sorong pada bagian tengah buah secara horizontal pada kedua sisi, dan selanjutnya diambil rata-ratanya. 12. Diameter Vertikal cm Diameter vertikal diukur menggunakan jangka sorong pada bagian tengah buah secara vertikal pada kedua sisi, dan selanjutnya diambil rata-ratanya. 13. Tebal Kulit Buah mm Tebal kulit diukur dengan menggunakan jangka sorong setelah kulit buah dibelah secara melintang menjadi dua bagian. 14. Total Padatan Terlarut TPT brik Diukur kadar kemanisan setiap daging buah manggis dengan menggunakan refraktometer TPT dalam brik 15. Total Asam Tertitrasi TAT Aril diperas dan disaring menggunakan kain saring, kemudian hasil saringan ditimbang sebanyak 20 g. Bahan tersebut ditambahkan aquades hingga total larutan 100ml. Sebanyak 25 ml larutan ditempatkan kedalam erlenmeyer dan diberi indikator PP sebanyak empat tetes. Selanjutnya campuran larutan dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N. Titrasi dilakukan hingga terbentuk warna merah muda yang stabil. Perhitungan total asam tertitrasi dilakukan dengan rumus : Total asam tertitasi = bahan mg Be x fp x NNaOH x NaOH ml x100 N : normalitas larutan NaOH fp : Faktor Pengencer Be : Berat molekul asam sitrat =1923 16. Kandungan hara N, P, K pada buah Diukur kandungan hara N, P, K pada masing-masing bagian buah cupat+ tangkai buah, kulit buah, daging buah dan biji.

3.2.6 Pengamatan Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang diamati yaitu pengamatan curah hujan dan jumlah hari hujan selama 5 tahun, yaitu sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. Perhitungan data iklim tersebut diperoleh dari Stasiun Klimatologi Dramaga Kabupaten Bogor.

3.2.7 Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh kandungan hara nitrogen, fosfor dan kalium berkaitan dengan produksi dan kualitas buah manggis, maka data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam Uji F, dan dilanjutkan dengan Uji Ortogonal Polinomial. Untuk mengetahui status hara maka dilakukan tahapan kegiatan sebagai berikut : 1. Menghitung hasil relatif Relative Yield= RY rata-rata dari setiap ulangan : Produksi relatif Dimana : Yi = Produksi pada perlakuan nitrogen, fosfor atau kalium ke-i Ymaks = Pertumbuhan maksimum pada dosis nitrogen, fosfor dan kalium 2. Selanjutnya nilai hasil relatif sebagai defendent variable Y dihubungkan dengan nilai kandungan nitrogen, fosfor dan kalium daun sebagai independent variable X untuk dianalisis dengan menggunakan model regresi. Model yang mempunyai kriteria terbaik secara statistik akan dipakai untuk menentukan status hara N, P dan K untuk tanaman manggis. 100 x maks Y Yi  Berdasarkan model regresi yang telah ditetapkan maka ditarik garis untuk menghubungkan antara kadar hara N, P, K daun dengan hasil relatif untuk menentukan status hara. Kidder 1993 membagi ke dalam lima kategori berdasarkan presentase hasil relatif yaitu : Kategori sangat rendah 50 RY Kategori rendah 50-75 RY Kategori cukup 75-100 RY Kategori tinggi 100 RY Kategori sangat tinggi 100 RY. Optimasi pemupukan N, P, K ditentukan berdasarkan kandungan hara pada jaringan daun dan hasil relatif tanaman dengan menggunakan metode Threshold yield Waugh et.al. 1973. Sedangkan untuk mengukur korelasi antara kadar hara N, P, K daun pada setiap umur dan posisi daun X dengan hasil relatif Y dianalisis dengan korelasi linier sederhana sebagai berikut : r xy =           ] ][ [ X 2 2 2 2 i i i i i i i i Y Y n X X n Y X Y n . Nilai r menunjukkan kekuatan hubungan linier. Nilai korelasi berada pada interval -1≤ r ≥1. Tanda – dan + menunjukkan arah hubungan. Menurut Sulaiman 2002 ukuran korelasi adalah : 0,70-1,00 baik plus atau minus menunjukkan derajat asosisasi yang tinggi. Nilai korelasi 0,40-0,70 baik plus atau minus menunjukkan hubungan yang substansial, nilai korelasi 0,20-0,40 baik plus atau minus menunjukkan korelasi yang rendah dan nilai korelasi 0,00-0,20 baik plus atau minus menunjukkan korelasi dapat diabaikan. Gambar 2 . Alur Penelitian Determinasi Status Hara N.P,K pada Jaringan Daun untuk Rekomendasi Pemupukan dan Prediksi Produksi Manggis Sampel Daun Berdasarkan Posisi Daun Percobaan Pemupukan N,P,K sebagai percobaan terpisah Percobaan pemupukan P Percobaan pemupukan K Sampel Daun berdasarkan Waktu Aplikasi Pupuk dan Waktu Panen Sampel Daun Berdasarkan Umur Trubus Analisis Jaringan Daun Data status hara N,P,K pada jaringan daun yang berbeda Komponen pertumbuhan dan produksi tanaman : 1. Jumlah trubus 2. Panjang trubus 3. Panjang daun 4. lebar daun 5. jumlah bunga 6. jumlah bunga rontok 7. Jumlah buah panen 8. produksi buah per pohon Percobaan pemupukan N Produksi dan kualitas buah Dosis optimum nitrogen, fosfor dan kalium terhadap produksi tanaman manggis Rekomendasi pemupukan dan prediksi produksi manggis Komponen Kualitas buah : 1. bobot buah segar 2. bobot kulit buah segar dan kering 3. bobot biji segar dan kering 4. bobot tangkai dan cupat segar dan kering 5. bobot aril 6. edible portion 7. kekerasan kulit 8. diameter horizontal 9. Diameter vertikal 10. tebal kulit buah 11. tingkat kemanisan 12. asam tertitrasi 13. Kandungan hara N,P,K pada buah Tanaman Manggis Produktif

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum

Kebun manggis Leuwiliang didominasi oleh tanaman manggis produktif yang berumur lebih dari 20 tahun. Kebun ini berada pada ketinggian 390-398 m dpl, dengan topografi bergelombang dan kemiringan 6-30 , jenis tanah podsolik dengan tekstur liat yang tinggi dan pH berkisar antara 4,30-5,50. Disebutkan oleh Gunawan 2007 terdapat perbedaan tingkat kesuburan tanah pada lima sentra produksi manggis di Pulau Jawa, yaitu Leuwiliang, Wanayasa, Puspahiang, Kaligesing dan Watulimo yang dipengaruhi oleh karakterisitik iklim mikro dan tanah masing-masing daerah. Leuwiliang menjadi daerah sentra produksi manggis dengan tingkat kesuburan tanah rendah, terutama kandungan hara N, P dan K bila dibandingkan dengan keempat daerah lainnya. Menurut hasil analisis tanah dari areal perkebunan manggis Kampung Cengal Kecamatan Leuwiliang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 . Kandungan Hara dan Tekstur Tanah pada Tanah Areal Kebun Manggis Kampung Cengal Kecamatan Leuwiliang. Sifat Tanah Hasil Analisis pH H 2 O 5,50 KCL 4,30 N 0,17 P ppm Bray 9,4 HCL 25 82,1 K me100g 0,42 Ca me100g 4,59 Mg me100g 1,07 Nappm 0,32 Fe ppm 2,96 Cu ppm 2,84 Zn ppm 4,36 Mn ppm 38,40 KTK me100g 15,36 Tekstur Pasir 16,39 Debu 12,13 Liat 71,48 Analisis dilakukan pada Lab.Dep.Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Faperta IPB