Syarat Tumbuh Tanaman Manggis Sifat Bienial Bearing pada Tanaman Manggis

Buruknya sistem perakaran manggis menyebabkan a penyerapan air dan hara menjadi lambat, b rendahnya laju fotosintesis, c rendahnya laju pembelahan sel pada meristem pucuk dan d lamanya masa dormansi atau masa intertrubus Wiebel .et.al. 1992; Cox 1988; Poerwanto et.al. 1995. Periode dormansi yang panjang pada tanaman manggis diperlihatkan dengan frekuensi trubus per tahun yang semakin sedikit setelah tanaman membentuk cabang,. Bibit manggis umur 1 tahun dan belum bercabang dapat menghasilkan 8-10 pasang daun pertahun Wiebel 1993, setelah bibit manggis berumur 2 tahun dan telah terbentuk cabang, maka frekuensi trubus menjadi 3-4 kali per tahun Wiebel et.al. 1993.

2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Manggis

Tanaman manggis dapat tumbuh baik pada dataran rendah sampai ketinggian 1000 m di atas permukaan air laut dpl. Di daerah tropis, dengan bertambah tinggi tempat tumbuh maka akan bertambah lambat pertumbuhan dan semakin lama permulaan berbunga Verheij 1992. Ketinggian optimum bagi tanaman manggis agar tumbuh dengan baik adalah 460-610 m dpl. Iklim yang paling cocok untuk tanaman manggis adalah daerah dengan udara lembab, curah hujan merata sepanjang tahun 1500-2500 mm.thn -1 dengan iklim kering pendek Yaacob dan Tindall 1995. Untuk pertumbuhan yang baik, tanaman manggis membutuhkan curah hujan lebih dari 100 mm per bulan dengan musim kering yang pendek untuk menstimulir pembungaan. Meskipun demikian, manggis dapat tumbuh dengan baik pada tempat lain dengan persyaratan air tetap tersedia dimusim kemarau. Tanaman manggis tumbuh baik pada tanah lempung berpasir, gembur, kaya kandungan bahan organik dengan drainase baik. Permeabilitas tanah baik dengan kelembaban tinggi, tetapi tidak menggenang. Hal ini dibutuhkan terkait dengan lemahnya sistem perakaran, baik pada saat seedling maupun setelah tanaman dewasa.

2.3. Pemupukan pada Tanaman Manggis

Pupuk adalah semua bahan yang diberikan pada tanah dengan tujuan untuk memperbaiki keadaan fisik, kimia dan biologi tanah. Dengan melakukan pemupukan diharapkan pertumbuhan vegetatif dan generatif akan lebih baik Subagyo dan Samad, 1970. Pada umumnya pohon manggis yang ada dan telah berproduksi saat ini berasal dari tanaman tua yang sudah berumur puluhan tahun, serta tidak diberikan pemupukan. Hingga saat ini masih sedikit penelitian mengenai pemupukan pada tanaman manggis, dengan informasi yang terbatas ini dapat diketahui bahwa tanaman manggis memberikan respon positif terhadap pemupukan, termasuk penggunaan pupuk cair dan pupuk organik yang biasa digunakan sebagi mulsa Yaacob dan Tindal 1995. Pupuk biasanya diberikan melingkar sebatas tajuk tanaman dan diaduk dengan tanah pengolahan ringan. Berdasarkan pengalaman petani pada beberapa negara, diketahui bahwa pemupukan pada tanaman manggis masih sangat beragam dan tidak ada standar yang akurat sebagai pedoman dalam pelaksaannya. Yaacob dan Tindal 1995 menyebutkan beberapa kebiasaan petani di Malaysia dan Thailand yang melakukan pemupukan N, P, K dengan perbandingan antara lain 15:15:10, 10:10:9 dan 9:24:24, untuk perbandingan 9:24:24 umumnya digunakan pada pohon menjelang periode pemasakan buah. Pemberian pupuk mampu meningkatkan kandungan N, P, K dan memberikan pengaruh terhadap tanaman serta kesuburan tanah Purwani et.al. 1998. Adapun peranan masing-masing dari unsur tersebut antara lain adalah :

2.3.1. Nitrogen N

Disebutkan oleh Tisdale et.al. 1985 bahwa amonium merupakan salah satu bentuk kation nitrogen anorganik yang dapat diserap oleh tanaman. Bentuk ini banyak terdapat dalam kondisi anaerobik, sedangkan pada kondisi aerobik sebagian amonium dijerap oleh komplek jerapan ataupun difiksasi oleh mineral liat vermikulit dan smektit, dan sebagian lainnya dioksidasi menjadi nitrat dengan bantuan bakteri autotrof Nitrosomonas dan Nitrobacter. Ditambahkan oleh Mengel dan Kirby 1987 bahwa semua ammonium yang diberikan ke dalam tanah akan berubah menjadi nitrat dalam waktu 14 hari. Nitrogen ditemukan dalam bentuk organik dan anorganik di dalam tumbuhan, bergabung dengan C,H,O, dan kadang-kadang S untuk membentuk asam amino, enzim-enzim amino, asam nukleat, klorofil, alkaloid dan basa purin. Peranan utama nitrogen dalam pertumbuhan tanaman meliputi : komponen molekul klorofil, komponen asam-asam amino, esensial untuk penggunaan karbohidrat, sebagai komponen enzim, merangsang aktivitas dan perkembangan akar serta membantu penyerapan unsur-unsur hara lainnya Marschner 1995. Didukung oleh Prihmantoro 1999 yang menyebutkan nitrogen di perlukan tanaman untuk merangsang pertumbuhan terutama batang, cabang dan daun. Selain itu unsur ini juga berguna dalam pertumbuhan hijau daun klorofil, protein, lemak dan senyawa organik lainnya. Kekurangan unsur N akan menghambat perkembangan tanaman, daun menjadi kuning, pertumbuhan lambat dan kerdil. Liferdi 2006 menyebutkan pemberian nitrogen pada bibit tanaman manggis mendorong peningkatan pertumbuhan vegetatif seperti tinggi tanaman, jumlah cabang dan jumlah daun. Pemberian nitrogen sebesar 200 ppmtanaman merupakan dosis yang paling mendekati kebutuhan bibit tanaman manggis untuk tumbuh baik. Sedangkan pada pemberian nitrogen selama dua tahun berturut-turut pada tanaman manggis produktif menunjukkan kecenderungan peningkatan pertumbuhan vegetatif tanaman manggis dan produksi buah manggis pada tahun kedua. Hal ini didukung pula oleh Siauw 2006 yang menyebutkan bahwa pemberian pupuk nitrogen memacu pertambahan panjang trubus dan diameter trubus pada tanaman manggis produktif. Ditambahkan oleh Safrizal 2007 yang menyebutkan pemberian pupuk nitrogen pada tanaman manggis produktif terbukti meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman manggis seperti panjang daun dan lebar daun, demikian pula terhadap produksi manggis dimana terjadi peningkatan jumlah buah jadi sebesar 458,67 buah bila dibandingkan tanpa pemberian nitrogen sebesar 415,50 buah.

2.3.2. Fosfor P

Tumbuhan mengabsorbsi fosfor dalam bentuk ion bervalensi satu H 2 PO 4 - dan sebagian kecil dalam bentuk ion bervalensi dua HPO 4 = . pH tanah mengendalikan perimbangan kedua bentuk ini. H 2 PO 4 - tersedia pada pH di bawah 7, dan HPO 4 = di atas pH 7. Sebagian besar fosfat dirubah menjadi bentuk organik ketika masuk kedalam akar atau sesudah diangkut melalui xilem menuju tajuk. Berbeda dengan nitrogen dan belerang, fosfor tidak pernah direduksi dalam tumbuhan dan tetap sebagai fosfat, baik dalam bentuk bebas maupun terikat pada senyawa organik sebagai ester Salisbury dan Ross 1992 : Taiz dan Zeiger 2002 Fosfor merupakan unsur hara yang mobil dalam tubuh tumbuhan, dapat diretribusikan dari jaringan tua ke jaringan muda. Daun muda atau buah yang sedang berkembang dapat memperoleh suplai fosfat dari jaringan tanaman yang lebih tua. Fosfor dibutuhkan oleh tanaman untuk pembentukan sel pada jaringan akar dan tunas yang sedang tumbuh, memperkuat batang sehingga tidak mudah rebah, mempercepat umur berbunga, membantu dalam pembentukan bunga, memperkuat ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit Gardner et.al. 1991 : Thompson 1957. Disebutkan pula oleh Hardjowigeno 1995 bahwa unsur fosfor bagi tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda. fosfor juga dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah dan biji. Sedangkan kekurangan fosfor akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil. Pembelahan sel terganggu, daun-daun menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung hingga pangkal daun. Ditambahkan oleh Marschner 1995 dan Susila 2004 fosfor merupakan hara makro bagi setiap tanaman, oleh karena itu ketersediaanya sangat menentukan pertumbuhan tanaman dan hasil tanaman. Tanaman yang kekurangan fosfor akan menampakan gejala-gejala seperti : pertumbuhan lambat, lemah dan kerdil, berwarna hijau gelap, terjadi peningkatan pembentukan antosianin, proses pematangan buah dan biji lambat, pembentukan buah dan biji kurang sempurna, jumlah buah dan hasil rendah. Pemberian fosfor terutama akan meningkatkan pertumbuhan generatif tanaman manggis termasuk terjadi peningkatan produksi buah manggis. Disebutkan oleh Safrizal 2007 pemberian fosfor meningkatkan jumlah buah jadi dan produksi buah per pohon, namun tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman menggis produktif. Hasil buah tertinggi didapatkan pada pemberian fosfor dengan dosis 1200 gtanamantahun bila dibandingan tanpa pemberian pupuk fosfor. Jumlah buah jadi dan produksi buah per pohon meningkat seiring dengan peningkatan dosis pupuk fosfor. Hal ini mendukung pernyataan Liferdi 2006 yang menjelaskan bahwa pupuk fosfor yang diberikan pada tanaman manggis produktif sebesar 1200 gtanamantahun meningkatkan produksi buah manggis per pohon pada tahun kedua yaitu sebesar 118 buah dibanding tanpa pemberian pupuk fosfor yaitu sebesar 70 buah, sebaliknya pemberian fosfor menurunkan jumlah bunga dan buah rontok seiring dengan peningkatan dosis pupuk fosfor.

2.3.3. Kalium K

Tanaman menyerap kalium dalam bentuk ion K + . Pengangkutan kalium dari larutan tanah kedalam akar tanaman terutama adalah melalui difusi dan aliran massa. Hanya sebagian kecil 6-10 dari total kalium yang diperlukan oleh tanaman diserap melalui kontak langsung antara akar dengan partikel tanah Ahn 1993: Tisdale et.al. 1985. Kalium sebagian besar berada dalam cairan sel yang berfungsi mengatur keseimbangan garam, air dan mengatur tekanan osmotik sel tanaman, membantu proses pembentukan dan translokasi karbohidrat, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit, merangsang perkembangan akar, dan mengatur serapan hara lainnya, selain itu ion K + memfasilitasi beberapa respon fisiologi pada tanaman, termasuk pembukaan dan penutupan stomata, gerakan daun dan regulasi polarisasi membran Taiz dan Zeiger 2002. Unsur kalium diperlukan tanaman untuk memperkuat tanaman agar tidak mudah rebah, bunga dan buah tidak mudah rontok. Kekurangan unsur K akan menyebabkan terhambatnya proses fotosintesis dan meningkatkan respirasi, daun tua mengerut tidak merata, timbul bercak berwarna coklat, mengering lalu mati Dwijosepuro 1999 : Lingga 1999. Disebutkan oleh Simanjuntak 2006 dan Liferdi 2006 Pemberian pupuk kalium meningkatkan jumlah bunga dan buah pada tanaman manggis, selain itu terjadi pula peningkatan jumlah bunga dan buah yang rontok seiring dengan peningkatan dosis pupuk kalium yang diberikan. Namun demikian, prosentase jumlah bunga dan buah yang rontok dibandingkan dengan jumlah bunga dan buah yang muncul menunjukkan penurunan jumlah. Hal ini menjelaskan bahwa terjadinya peningkatan jumlah bunga dan buah yang rontok disebabkan terjadinya peningkatan bunga dan buah seiring dengan peningkatan dosis kalium yang diberikan. Selain itu pemberian kalium tidak memberikan pengaruh terhadap ukuran buah, baik diameter horizontal maupun vertikal buah. Hal yang berbeda disampaikan oleh Safrizal 2007 yang menjelaskan bahwa pemberian pupuk kalium tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman manggis produktif seperti panjang dan lebar daun, periode tumbuh trubus ataupun periode dormansi, namun menunjukkan pengaruh terhadap ukuran buah manggis yang dihasilkan, dimana semakin banyak buah yang dihasilkan menunjukkan penurunan ukuran diameter buah.

2.4. Sifat Bienial Bearing pada Tanaman Manggis

Berdasarkan beberapa hasil beberapa penelitian pemupukan pada manggis didapatkan informasi bahwa tanaman manggis memberikan respon positif terhadap pemberian pupuk nitogen, fosfor dan kalium, namun terdapat fluktuatif jumlah produksi tanaman manggis pada setiap tahunnya. Hal ini berkitan erat dengan sifat bienial bearing pada tanaman manggis. Disebutkan oleh Poerwanto 2003 biennial bearing merupakan fenomena dimana pada satu musim tertentu tanaman berproduksi sangat tinggi on year dan pada musim berikutnya produksi sangat rendah off year. Keadaan dimana terjadi peningkatan produksi disebut sebagai tahun panen raya pada siklus panen buah manggis, sedangkan pada tahun dimana terjadi penurunan produksi buah manggis disebut sebagai tahun off season. Liferdi 2006 menyebutkan pemupukan yang dilakukan pada tanaman manggis produktif yang sebelumnya belum pernah dilakukan pemupukan di Leuwiliang Bogor, menunjukkan peningkatan produksi pada tahun kedua pemupukan, hal ini menunjukkan tanaman manggis memberian respon terhadap pemupukan nitrogen, fosfor dan kalium yang dilakukan, dengan jumlah produksi manggis berkisar 10-19 kgpohon pada tahun kedua percobaan pemupukan, dibandingkan tahun pertama yang hanya berkisar 2-6 kgpohon. Kemudian Safrizal 2007 menyebutkan bahwa pada tahun 2006 terjadi peningkatan produksi pada tanaman manggis di Leuwiliang Bogor mencapai 30 kgpohon, namun sebaliknya Abdillah 2008 melaporkan bahwa produksi buah manggis pada tahun 2008 di Leuwiliang Bogor sangat rendah mencapai 1 kgpohon bahkan terdapat tanaman manggis yang tidak bereproduksi. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh bienial bearing pada produksi tanaman manggis yang menyebabkan produksi tanaman manggis berfluktuatif setiap tahunnya, dimana pada tahun 2006 terjadi peningkatan produksi yang sangat tinggi bila dibading tahun sebelumnya on year dan tahun 2007 terjadi produksi yang sangat rendah bila dibanding tahun sebelumnya off year.

2.5. Analisis Jaringan Tanaman