Perkembangan Harga Gula Pasir di Jawa Barat
Tabel 11 Kriteria model ARIMA terbaik pada peramalan harga kedelai
Model ARIMA
Parameter Koefisien
Parameter P-
Value Iterasi
Ljung-Box MSE
Lag ke- p-
value ARIMA
1,1,0 Konstanta
AR 1 48.54
-0.3284 0.503
0.024 Konvergen
12 24
36 0.070
0.080 0.199
242 595
ARIMA 3,1,0
Konstanta AR 1
AR 2 AR 3
66.90 -0.4525
-0.3177 -0.3277
0.332 0.003
0.044 0.029
Konvergen 12
24 36
0.618 0.854
0.952 218 770
ARIMA 0,1,1
Konstanta MA 1
31.22 0.5785
0.292 0.000
Konvergen 12
24 36
0.476 0.496
0.696 221 689
Ketiga model tersebut sudah memenuhi kriteria model terbaik sehingga untuk memilih model mana yang akan digunakan dapat dilakukan perbandingan
terhadap MSE Mean Squared Error. Model ARIMA 3,1,0 merupakan model yang akan digunakan karena mempunyai nilai MSE yang paling kecil diantara
model alternatifnya yaitu 218 770. Kriteria model terbaik yang dipenuhi oleh model ARIMA 3,1,0, yaitu:
1. Model Parsimonious, model tentatif yang diperoleh yaitu model ARIMA 3,1,0 sudah menunjukkan bentuk paling sederhana.
2. Banyaknya parameter yang signifikan, hal ini ditunjukkan pada hasil estimasi output dimana p-value koefisien kurang dari 0.05 taraf nyata.
3. Kondisi invertibilitas, ditunjukkan oleh jumlah koefisien AR dan MA dimana masing-masingnya harus kurang dari 1. Dari hasil estimasi output jumlah
koefisien AR adalah -1.0979. 4. Proses iterasi yang konvergen, hal ini ditunjukkan dari pernyataan relative
change in each estimate less than 0,0010 pada hasil estimasi. 5. Residual atau error peramalan bersifat acak, ditunjukkan oleh indikator Box-
Ljung Statistic yang lebih besar dari 0.05 taraf nyata. 6. Model memiliki MSE sebesar 218 770 yang relatif kecil dibandingkan
dengan model tentatif alternatifnya. Berdasarkan kriteria model terbaik tersebut maka akan dilakukan
peramalan time series harga kedelai menggunakan model ARIMA 3,1,0. Peramalan ini dilakukan untuk menganalisis kecenderungan harga kedelai selama
dua belas bulan ke depan tahun 2013. Hasil peramalan time series harga kedelai dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Hasil peramalan harga kedelai model ARIMA 3,1,0
Tahun Bulan
Harga Rpkg Perubahan Harga
2013 Januari
9 582.90 -0.747
Februari 9 553.20
-0.310 Maret
9 640.40 0.913
April 9 700.90
0.628 Mei
Juni Juli
Agustus September
Oktober November
Desember 9 722.50
9 731.80 9 767.80
9 808.40 9 842.40
9 869.20 9 899.90
9 933.30 0.223
0.096 0.370
0.416 0.347
0.272 0.311
0.337
Rata-rata perubahan harga 0.238
Keterangan: Perubahan harga tehadap harga Desember 2012
Hasil peramalan harga kedelai selama tahun 2013 menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Perubahan harga kedelai tiap bulannya hampir
selalu mengalami perubahan yang positif, dimana rata-rata perubahan harga per bulan diprediksi sebesar 0.238. Kecenderungan harga yang meningkat ini terjadi
karena masih besarnya ketidakseimbangan antara tingkat konsumsi masyarakat Jawa Barat yang tinggi terhadap kedelai dengan keterbatasan produksi kedelai
Jawa Barat. Produksi kedelai Jawa Barat hanya mampu memenuhi sekitar 21 kebutuhan penduduknya Tabel 6, sedangkan sisanya diperoleh dari impor.
Kebutuhan terhadap kedelai yang tinggi dikarenakan kedelai banyak digunakan sebagai bahan bakuuntuk berbagai makanan olahan, seperti kecap,
tauco, oncom, tahu dan tempe. Menurut Ratnasari 2008, Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki Industri Kecil dan Menengah IKM kedelai ketiga
terbesar di Indonesia setelah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Berdasarkan data pada Tabel 6, kebutuhan yang tinggi ini terus mengalami peningkatan. Hal ini
tidak terlepas dari pengaruh peningkatan jumlah penduduk Jawa Barat.