Pangan Inflasi Analisis Fluktuasi Harga Komoditas Pangan dan Pengaruhnya terhadap Inflasi di Jawa Barat

SARIMA untuk Kota Jakarta; dan teknik pemulusan eksponensial ganda untuk Kota Bandung dan Surabaya. Selain itu, Stato 2007 melakukan peramalan harga bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati PIKJ, Jakarta. Dari metode peramalan time series yang diuji, metode ARIMA Box-Jenkins merupakan metode yang terbaik dan sesuai untuk meramalkan harga bawang merah di PIKJ. III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Penentuan Harga oleh Permintaan dan Penawaran

Berdasarkan teori ekonomi mikro, harga terbentuk dari keseimbangan kurva permintaan dan kurva penawaran. Hubungan antara harga suatu komoditas dengan jumlah yang diminta mengikuti suatu hipotesis dasar ekonomi yang menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu komoditas, semakin banyak jumlah komoditas tersebut yang diminta, apabila variabel lain konstan Lipsey 1995. Keadaan suatu pasar dikatakan dalam keadaan keseimbangan atau equilibrium apabila jumlah komoditas yang ditawarkan para produsen petani, nelayan, dan peternak atau penjual sama dengan jumlah yang diminta oleh para konsumen atau pembeli pada tingkat harga tertentu. Dengan demikian, harga dan jumlah komoditas yang diperjualbelikan dapat ditentukan dengan melihat keadaan keseimbangan dalam suatu pasar Rahim dan Hastuti 2008. Sumber: Rahim dan Hastuti 2008 Gambar 1 Penentuan harga pada keseimbangan permintaan dan penawaran Pada Gambar 1 permintaan suatu komoditas ditunjukkan oleh garis P 2 D dan penawarannya ditunjukkan P S. Kedua kurva ini saling bertemu membentuk Harga P 2 P E Jumlah S D Q P 1 keseimbangan di titik E. Dimana pada titik keseimbangan ini, harga keseimbangan adalah P 1 dan jumlah keseimbangannya sebesar Q. Jika konsumen memiliki kemampuan membayar sebesar 0QEP 2 dan jumlah yang dibayar sebesar adalah 0QEP 1 maka akan ada surplus konsumen sebesar P 1 EP 2 . Dari sisi produsen jumlah yang dibayarkan konsumen merupakan penerimaan. Jika biaya produksi sebesar 0QEP , maka terdapat surplus untuk produsen sebesar P 1 EP .

3.1.2 Fluktuasi Harga Komoditas Pertanian

Faktor yang menyebabkan fluktuasi harga komoditas pertanian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fluktuasi penawaran dan fluktuasi permintaan Firdaus 2009. 1. Fluktuasi Penawaran Penawaran dan permintaan barang-barang pertanian bersifat inelastis. Ada beberapa faktor yang menyebabkan penawaran barang-barang pertanian bersifat inelastis, yaitu 1 Barang pertanian sangat tergantung oleh faktor alam dan dihasilkan secara musiman 2 Kapasitas memproduksi sektor pertanian cenderung untuk mencapai tingkat yang tinggi dan tidak terpengaruh oleh perubahan permintaan. Tingkat produksi sektor pertanian sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berada di luar kemampuan para petani untuk mengendalikannya. Pada umumnya produksi hasil pertanian selalu berubah- ubah dari satu musim ke musim lainnya. Perubahan musim dipengaruhi oleh cuaca, iklim, dan faktor alamiah lain, seperti banjir dan hujan yang terlalu banyak atau kemarau yang terlalu panjang. Serangan hama dan penyakit juga dapat mempengaruhi hasil produksi pertanian. Permintaan akan barang-barang pertanian yang inelastis menyebabkan harga mengalami perubahan yang sangat besar jika penawaran hasil pertanian mengalami perubahan. Ilustrasi mengenai fluktuasi harga komoditas pertanian karena perubahan penawaran ditampilkan dalam Gambar 2. Sumber: Firdaus 2009 Gambar 2 Fluktuasi harga komoditas pertanian karena perubahan penawaran 2. Fluktuasi Permintaan Permintaan barang pertanian bersifat inelastis. Dalam jangka panjang disebabkan elastisitas pendapatan dari permintaan barang-barang pertanian rendah, yaitu kenaikan pendapatan hanya menimbuklan kenaikan yang kecil atas permintaan. Dalam jangka pendek inelastis karena sebagian besar barang- barang hasil pertanian merupakan barang kebutuhan pokok yang harus digunakan setiap hari. Meskipun harganya naik tajam jumlah yang sama harus tetap dikonsumsi. Sebaliknya, pada saat harga merosot, konsumsi tidak banyak bertambah karena kebutuhan konsumsi yang relatif tetap. Setiap perekonomian tidak selalu mencapai tingkat kegiatan yang tinggi, ada kalanya mengalami resesi dan kemunduran dan ada kalanya kegiatan ekonomi mencapai tingkat yang tinggi. Perubahan tersebut akan mempengaruhi permintaan barang dan jasa, termasuk hasil pertanian. Perubahan permintaan yang disebabkan oleh naik turunnya kegiatan ekonomi ini akan menimbulkan perubahan harga. Ketidakstabilan penawaran barang pertanian yang diikuti dengan ketidakelastisan permintaannya menyebabkan perubahan harga yang sangat besar apabila terjadi perubahan permintaan. Ilustrasi mengenai fluktuasi harga komoditas pertanian karena perubahan permintaan ditampilkan dalam Gambar 3. E 1 E S 1 S P 1 P Harga Q Q 1 Jumlah