Keterkaitan Harga Komoditas dan Inflasi

Sumber: Firdaus 2009 Gambar 2 Fluktuasi harga komoditas pertanian karena perubahan penawaran 2. Fluktuasi Permintaan Permintaan barang pertanian bersifat inelastis. Dalam jangka panjang disebabkan elastisitas pendapatan dari permintaan barang-barang pertanian rendah, yaitu kenaikan pendapatan hanya menimbuklan kenaikan yang kecil atas permintaan. Dalam jangka pendek inelastis karena sebagian besar barang- barang hasil pertanian merupakan barang kebutuhan pokok yang harus digunakan setiap hari. Meskipun harganya naik tajam jumlah yang sama harus tetap dikonsumsi. Sebaliknya, pada saat harga merosot, konsumsi tidak banyak bertambah karena kebutuhan konsumsi yang relatif tetap. Setiap perekonomian tidak selalu mencapai tingkat kegiatan yang tinggi, ada kalanya mengalami resesi dan kemunduran dan ada kalanya kegiatan ekonomi mencapai tingkat yang tinggi. Perubahan tersebut akan mempengaruhi permintaan barang dan jasa, termasuk hasil pertanian. Perubahan permintaan yang disebabkan oleh naik turunnya kegiatan ekonomi ini akan menimbulkan perubahan harga. Ketidakstabilan penawaran barang pertanian yang diikuti dengan ketidakelastisan permintaannya menyebabkan perubahan harga yang sangat besar apabila terjadi perubahan permintaan. Ilustrasi mengenai fluktuasi harga komoditas pertanian karena perubahan permintaan ditampilkan dalam Gambar 3. E 1 E S 1 S P 1 P Harga Q Q 1 Jumlah Sumber: Firdaus 2009 Gambar 3 Fluktuasi harga komoditas pertanian karena perubahan permintaan

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Fluktuasi harga komoditas pangan di Jawa Barat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap kondisi perekonomian makro, yaitu melalui inflasi. Perkembangan harga komoditas pangan dijelaskan dengan metode analisis deskriptif. Penggunaan metode ini dilakukan untuk membantu menguraikan peristiwa pada data yang dianalisis. Kecenderungan harga komoditas pangan dianalisis menggunakan metode peramalan time series ARIMA Autoregressive Integrated Moving Average. Peramalan harga dilakukan untuk periode dua belas bulan ke depan. Kedua tujuan tersebut menghasilkan informasi fluktuasi harga komoditas pangan di Jawa Barat pada periode penelitian dan di masa mendatang. Setelah fluktuasi harga komoditas pangan dianalisis, kemudian dilakukan analisis pengaruh fluktuasi harga komoditas pangan tersebut terhadap inflasi di Jawa Barat dengan menggunakan model VAR Vector Autoregression. Analisis pada model ini meliputi analisis Impulse Response Function IRF dan Forecast Error Variance Decomposition FEVD. Analisis IRF digunakan untuk mengetahui respon inflasi Jawa Barat terhadap guncangan harga komoditas pangan yang dianalisis. Analisis FEVD digunakan untuk mengetahui kontribusi harga komoditas pangan dalam menjelaskan keragaman Inflasi di Jawa Barat. Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 4. D 1 E 1 E S P 1 P Harga Jumlah D Q Q 1