5.1 Perkembangan Harga Beras di Jawa Barat
Selama tahun 2009-2012 harga beras di Jawa Barat berfluktuasi dengan selisih antara harga tertinggi dengan harga terendah sebesar Rp 3 057. Harga
tertinggi dicapai pada tingkat harga Rp 8 104kg yang terjadi pada Februari 2012, sedangkan harga terendah adalah sebesar Rp 5 048kg yang terjadi pada periode
Januari 2009. Harga rata-rata dicapai pada tingkat harga Rp 6 431kg. Perkembangan harga beras di Jawa Barat dapat dilihat pada Gambar 5.
Sumber: Badan Ketahanan Pangan Jawa Barat 2013
Gambar 5 Perkembangan harga beras di Jawa Barat periode Januari 2009- Desember 2012
Perkembangan harga beras di Jawa Barat selama tahun 2009-2012 menunjukkan kecenderungan yang meningkat dengan pola musiman. Hal ini
ditunjukkan dengan rata-rata perubahan harganya yang bernilai positif 1.024 dan mengikuti pola berulang kurang dari satu tahun. Pola musiman pada data
harga beras diduga dipengaruhi oleh musim panen. Peningkatan harga terjadi pada puncaknya ketika musim paceklik atau tidak ada panen, kemudian kembali
mengalami penurunan ketika memasuki musim panen raya. Di Jawa Barat musim panen raya tersebut disebut dengan musim panen rendeng, yang terjadi pada bulan
Februari hingga April. Jadwal panen tersebut dapat berubah karena perubahan pergantian musim yang selanjutnya akan mempengaruhi musim tanam selanjutnya
musim tanam gadu
1
.
1
Karakteristik Inflasi di Jawa Barat. http:www.bi.go.idNRrdonlyresA976E6E4-D5F2- 449CA41813C1E511A6FD10289Boks5.pdfDiakses pada tanggal 11 Mei 2013.
5000 5500
6000 6500
7000 7500
8000 8500
Ja n
-09 M
ar -09
M ei
-09 Jul
-09 S
ep -09
N o
p -09
Ja n
-10 M
ar -10
M ei
-10 Jul
-10 S
ep -10
N o
p -10
Ja n
-11 M
ar -11
M ei
-11 Jul
-11 S
ep -11
N o
p -11
Ja n
-12 M
ar -12
M ei
-12 Jul
-12 S
ep -12
N o
p -12
H ar
ga R
p kg
Secara umum, harga beras di sentra-sentra produksi lebih tinggi dibandingkan dengan harga rata-rata beras di Jawa Barat, kecuali pada kabupaten
Indramayu. Hal ini mengindikasikan adanya faktor distribusi yang memengaruhi pembentukan harga beras di Jawa Barat. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Bank Indonesia dan Universitas Padjajaran 2008, jalur distribusi beras terpusat pada beberapa pasar. Pasar distribusi beras yang terpenting adalah Pasar Induk
Cipinang Jakarta, Pasar Widasari Indramayu, dan Pasar Johar Karawang. Ketiga pasar tersebut berperan cukup besar pada lalu lintas pasokan beras secara
regional maupun jalur pengiriman ke provinsi lain bahkan sampai Luar Jawa. Pasar Cipinang menyalurkan kurang lebih 7 hingga 10 dari produksi total
Jawa Barat. Selain itu, di wilayah dengan arus keluar-masuk beras yang cukup aktif, harga beras relatif lebih tinggi dan fluktuatif. Hal ini disebabkan oleh
kisaran harga di tiap level distribusi menjadi lebih besar ketika arus keluar masuk beras semakin aktif.
Sumber: Badan Ketahanan Pangan Jawa Barat dan Kementerian Pertanian 2013
Gambar 6 Perkembangan harga beras di Jawa Barat dan beberapa sentra produksi Jawa Barat periode Januari 2010-Desember 2012
4000 5000
6000 7000
8000 9000
Ja n
-10 M
ei -10
S ep
-10 Ja
n -11
M ei
-11 S
ep -11
Ja n
-12 M
ei -12
S ep
-12 H
ar ga
R p
kg
Harga Jawa Barat Harga Kab Cianjur
4000 5000
6000 7000
8000 9000
Ja n
-10 M
ei -10
S ep
-10 Ja
n -11
M ei
-11 S
ep -11
Ja n
-12 M
ei -12
S ep
-12 H
ar ga
R p
kg
Harga Jawa Barat Harga Kab Indramayu
4000 5000
6000 7000
8000 9000
Ja n
-10 M
ei -10
S ep
-10 Ja
n -11
M ei
-11 S
ep -11
Ja n
-12 M
ei -12
S ep
-12 H
ar ga
R p
kg
Harga Jawa Barat Harga Kab Garut
4000 5000
6000 7000
8000 9000
Ja n
-10 M
ei -10
S ep
-10 Ja
n -11
M ei
-11 S
ep -11
Ja n
-12 M
ei -12
S ep
-12 H
ar ga
R p
kg
Harga Jawa Barat Harga Kab Bandung
Kabupaten Indramayu merupakan daerah dengan produksi padi terbesar di Jawa Barat. Tahun 2011 produksi padinya mencapai 1 415 050 ton BPS Jawa
Barat 2012. Selain itu, terdapat pasar Widasari yang menjadi salah satu pasar terpenting dalam jalur distribusi beras di Jawa Barat. Hal tersebut menyebabkan
harga beras di kabupaten Indramayu menjadi relatif lebih rendah dibandingkan dengan harga rata-rata beras di Jawa Barat.
Perkembangan harga beras Jawa Barat dan harga beras nasional ditampilkan pada Gambar 7. Harga beras nasional berasal dari rata-rata harga
beras di 33 provinsi. Secara umum, harga beras nasional memiliki pergerakan yang sama dengan harga beras Jawa Barat. Hal ini diduga terjadi karena Jawa
Barat merupakan provinsi penghasil beras terbesar di Indonesia. Sekitar 17.692 produksi padi nasional berasal dari provinsi Jawa Barat BPS 2012b. Oleh karena
itu, harga nasional cenderung mengikuti pegerakan harga beras di Jawa Barat. Selain itu, pergerakan harga beras di Jawa Barat dan nasional sama-sama
memiliki pola musiman. Kenaikan harga terjadi saat tidak ada musim panen atau paceklik, sedangkan pada musim panen harganya cenderung turun.
Sumber: Badan Ketahanan Pangan Jawa Barat dan Kementerian Pertanian 2013
Gambar 7 Perkembangan harga beras di Jawa Barat dan nasional periode Januari 2009-Desember 2012
Secara keseluruhan, harga beras di Jawa Barat lebih rendah daripada harga beras nasional. Hal ini dikarenakan produksi beras di Jawa Barat yang lebih besar
daripada kebutuhan penduduknya sehingga ketersediaan beras mengalami surplus. Kondisi produksi yang berlimpah menyebabkan harga beras di Jawa Barat
5000 5500
6000 6500
7000 7500
8000 8500
Ja n
-09 M
ar -09
M ei
-09 Jul
-09 S
ep -09
N o
p -09
Ja n
-10 M
ar -10
M ei
-10 Jul
-10 S
ep -10
N o
p -10
Ja n
-11 M
ar -11
M ei
-11 Jul
-11 S
ep -11
N o
p -11
Ja n
-12 M
ar -12
M ei
-12 Jul
-12 S
ep -12
N o
p -12
H ar
ga R
p kg
Harga Beras Jawa Barat Harga Beras Nasional
menjadi relatif lebih murah dibandingkan dengan harga beras nasional. Pendugaan produksi dan konsumsi beras di Jawa Barat tahun 2009-2012 ditampilkan pada
Tabel 5. Tabel 5 Pendugaan produksi dan konsumsi beras di Jawa Barat tahun 2009-2012
Tahun Produksi
ton Konsumsi
ton Selisih Produksi dan Konsumsi
ton 2009
7 103 851 4 363 945
2 739 906 2010
7 363 838 4 337 461
3 026 377 2011
7 299 103 4 382 195
2 916 908 2012
7 071 965 4 439 286
2 632 679 Rata-rata
7 209 689 4 378 411
2 828 967
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Kementerian Pertanian 2013 diolah Keterangan: Produksi beras diperoleh dari produksi padi dikali convertion rate 62.74 Survei
Susut Pasca PanenPasca Panen PadiBeras, 2005-2007 Konsumsi beras diperoleh dari rata-rata konsumsi beras per kapita per tahun dikali
dengan jumlah penduduk Jawa Barat pada tahun berlaku
5.2 Perkembangan Harga Kedelai di Jawa Barat
Selama tahun 2009-2012, harga kedelai di Jawa Barat berfluktuasi dengan selisih antara harga tertinggi dengan harga terendah sebesar Rp 2 455. Harga
tertinggi dicapai pada tingkat harga Rp 9 655kg yang terjadi pada periode Desember 2012, sedangkan harga terendah sebesar Rp 7 200kg yang terjadi pada
periode Desember 2010. Harga rata-rata yaitu pada tingkat harga Rp 8 231kg. Perkembangan harga kedelai di Jawa Barat dapat dilihat pada Gambar 8.
Sumber: Badan Ketahanan Pangan Jawa Barat 2013
Gambar 8 Perkembangan harga kedelai di Jawa Barat periode Januari 2009 Desember 2012
7000 7500
8000 8500
9000 9500
10000
Ja n
-09 M
ar -09
M ei
-09 Jul
-09 S
ep -09
N o
p -09
Ja n
-10 M
ar -10
M ei
-10 Jul
-10 S
ep -10
N o
p -10
Ja n
-11 M
ar -11
M ei
-11 Jul
-11 S
ep -11
N o
p -11
Ja n
-12 M
ar -12
M ei
-12 Jul
-12 S
ep -12
N o
p -12
H ar
ga R
p kg
Perkembangan harga kedelai di Jawa Barat selama tahun 2009-2012 memiliki kecenderungan yang meningkat dengan pergerakan data yang fluktuatif.
Hal ini ditunjukan rata-rata perubahan harganya yang bernilai positif, yaitu 0.633 Tabel 4. Rata-rata perubahan harga kedelai di Jawa Barat pada tahun
2012 merupakan yang terbesar selama periode penelitian, yaitu sebesar 1.747 .
Kenaikan harga kedelai tersebut diduga merupakan dampak dari terganggunya pasokan kedelai impor akibat iklim yang kurang menguntungkan di negara
produsen
2
. Sementara itu, produksi kedelai di Jawa Barat hanya mampu memenuhi sekitar 20 kebutuhan penduduknya. Kebutuhan kedelai yang tinggi
diperlukan terutama untuk produksi tahu dan tempe. Menurut Ratnasari 2008, Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki Industri Kecil dan Menengah
IKM kedelai ketiga terbesar di Indonesia setelah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pendugaan produksi dan konsumsi kedelai di Jawa Barat ditampilkan pada
Tabel 6. Tabel 6 Pendugaan produksi dan konsumsi kedelai di Jawa Barat tahun 2009-
2012
Tahun Produksi
ton Konsumsi
ton Selisih Produksi dan Konsumsi
ton 2009
64 147 257 871
-193 724 2010
55 823 257 031
-201 208 2011
56 166 275 670
-219 504 2012
47 425 288 260
-240835 Rata-rata
55 890 269 708
-211 823
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Kementerian Pertanian 2013 diolah Keterangan: Konsumsi kedelai diperoleh dari rata-rata konsumsi kedelai per kapita per tahun
dikali jumlah penduduk Jawa Barat pada tahun berlaku
Gambar 9 menunjukkan perkembangan harga kedelai di Jawa Barat dan nasional. Harga kedelai nasional berasal dari rata-rata harga kedelai di 33
provinsi. Harga kedelai nasional relatif lebih tinggi dibandingkan dengan harga kedelai di Jawa Barat karena telah terjadi perbedaan harga kedelai yang cukup
besar antar wilayah di Indonesia. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kiha 2012, harga kedelai daerah yang berada diatas rata-rata harga nasional
2
Pusat penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 2012. Berita Puslitbangtan: Produksi Kedelai Turun, Apa yang Salah? No: 51, Oktober 2012. Puslitbangtan.
adalah sebesar 50. Harga kedelai yang berada di atas rata-rata harga nasional sebagian besar terjadi di daerah luar Jawa.
Sumber: Badan Ketahanan Pangan Jawa Barat dan Kementerian Pertanian 2013
Gambar 9 Perkembangan harga kedelai di Jawa Barat dan nasional periode Januari 2009-Desember 2012
Selain itu, harga kedelai nasional yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga kedelai di Jawa Barat diduga terjadi karena faktor distribusi dan
infrastruktur. Sebagai komoditas yang sebagian besar pasokannya berasal dari impor, faktor distribusi akan cukup berpengaruh terhadap pembentukan harga di
daerah. Jawa Barat sebagai provinsi yang lokasinya strategis dan infrastrukturnya juga cukup baik memiliki kondisi yang menguntungkan. Kondisi tersebut
menyebabkan biaya distribusi menjadi relatif murah. Semakin rendah biaya penyampaian barang maka harga yang diterima
konsumen akan semakin rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian Prastowo 2008 bahwa biaya penyampaian barang transportasi sangat berpengaruh
terhadap pembentukan dan fluktuasi harga eceran di level konsumen. Besarnya biaya penyampaian barang tergantung pada jarak tempuh yang dituju. Semakin
dekat jarak yang ditempuh maka biaya penyampaian barang akan lebih murah. Kondisi tersebut diduga menyebabkan harga kedelai di Jawa Barat relatif lebih
murah dibandingkan dengan harga kedelai nasional.
7000 7500
8000 8500
9000 9500
10000
Ja n
-09 M
ar -09
M ei
-09 Jul
-09 S
ep -09
N o
p -09
Ja n
-10 M
ar -10
M ei
-10 Jul
-10 S
ep -10
N o
p -10
Ja n
-11 M
ar -11
M ei
-11 Jul
-11 S
ep -11
N o
p -11
Ja n
-12 M
ar -12
M ei
-12 Jul
-12 S
ep -12
N o
p -12
H a
rga R
p kg
Harga Kedelai Jawa Barat Harga Kedelai Nasional