Estimasi VECM Analisis Fluktuasi Harga Komoditas Pangan dan Pengaruhnya terhadap Inflasi di Jawa Barat

yang dianalisis. Rata-rata perubahan harga gula pasir pada periode penelitian adalah sebesar 1.052 dengan koefisien keragaman sebesar 13.177 Tabel 4. Setelah harga gula pasir, harga beras merupakan harga pangan yang memberikan kontribusi terbesar kedua dalam menjelaskan keragaman IHK Jawa Barat. Beras adalah komoditi strategis yang merupakan makanan pokok penduduk Jawa Barat. Oleh karena itu, beras memiliki nilai konsumsi yang paling besar dibandingkan dengan kedua komoditas lainnya. Rata-rata perubahan harga beras pada periode penelitian adalah kedua terbesar setelah gula pasir, yaitu 1.024 dengan koefisien keragaman sebesar 15.192 Tabel 4. Kedelai memberikan kontribusi yang paling kecil diantara kedua komoditas lainnya, dimana kontribusinya mengalami penurunan selama dua belas periode ke depan. Hal ini terjadi karena data harga kedelai yang dianalisis pengaruhnya terhadap inflasi adalah harga kedelai segar di tingkat konsumen, sedangkan kedelai merupakan komoditas yang sebagian besar dikonsumsi dalam produk turunannya. Rata-rata perubahan harga kedelai dan koefisien keragaman pada periode penelitian adalah yang paling kecil diantara kedua komoditas lainnya yaitu sebesar 0.633 dan 7.278 Tabel 4. VIII SIMPULAN DAN SARAN

8.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Perkembangan harga beras, kedelai, dan gula pasir di Jawa Barat pada tahun 2009-2012 menunjukkan rata-rata perubahan harga yang positif, sehingga menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Identifikasi pola data terhadap harga beras menunjukkan adanya pola musiman, harga kedelai memiliki pergerakan fluktuatif, dan harga gula pasir memiliki tren yang meningkat. Dibandingkan dengan harga nasional, harga ketiga komoditas pangan yang dianalisis menunjukkan tingkat harga yang relatif lebih rendah. 2. Harga beras dan kedelai di Jawa Barat pada periode dua belas bulan ke depan dari periode penelitian tahun 2013 memiliki kecenderungan yang meningkat, sedangkan harga gula pasir berfluktuasi dengan rentang harga yang kecil. Laju perubahan harga beras pada periode tersebut diprediksi sebesar 1.420, kedelai 0.238, dan gula pasir 0.450. 3. Ketiga komoditas pangan yang dianalisis berpengaruh positif terhadap IHK Jawa Barat dalam jangka panjang. Analisis IRF menunjukkan bahwa dalam jangka panjang ketika terjadi guncangan harga komoditas pangan sebesar satu standar deviasi maka akan direspon positif oleh IHK Jawa Barat, responnya terus mengalami peningkatan dan tidak mendekati suatu titik keseimbangan. Hasil analisis FEVD menunjukkan harga komoditas pangan yang memiliki kontribusi dalam menjelaskan keragaman inflasi di Jawa Barat dari yang paling tinggi ke paling rendah adalah gula pasir, beras, dan kedelai.

8.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yang dapat dipertimbangkan yaitu: 1. Perkembangan harga beras, kedelai, dan gula pasir pada tahun 2009-2012 dan di masa mendatang menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menjaga stabilitas harga pangan yaitu dengan menjamin kelancaran distribusi dan manajemen stok pangan. Dalam hal ini peran kelembagaan pangan seperti Badan Urusan Logistik BULOG sangat penting untuk menjaga stabilitas harga pangan, sehingga diperlukan perluasaan peran kelembagaan BULOG untuk mengatur komoditas gula dan kedelai. Koordinasi pemerintah provinsi dan kabupatenkota dengan BULOG divisi regional perlu ditingkatkan sehingga upaya stabilisasi harga pangan dapat dilakukan dengan lebih efektif. Selain itu, sistem resi gudang juga dapat menjadi solusi untuk memperkecil tingkat fluktuasi harga komoditas pangan. 2. Inflasi di Jawa Barat merespon positif guncangan yang terjadi pada harga beras, gula, dan kedelai dalam jangka panjang. Oleh karena itu, kebijakan pengendalian inflasi di Jawa Barat harus dilakukan selaras dengan kebijakan stabilisasi harga pangan. Tim Pengendali Inflasi Daerah TPID perlu meningkatkan kinerjanya dalam melakukan pemantauan atas perkembangan harga dan kondisi stok komoditas pangan di daerah-daerah Jawa Barat. Selain itu, penyelenggaraan Operasi Pasar OP dan Pasar Murah penting dilakukan ketika harga komoditas pangan mengalami peningkatan yang tinggi akibat paceklik ataupun menjelang Hari Besar Keagamaan nasional. 3. Diperlukan studi lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang memengaruhi harga komoditas pangan di Jawa Barat untuk lebih memperdalam analisis fluktuasi harga komoditas pangan di Jawa Barat. Selain itu, untuk menambah keakuratan dalam menganalisis kecenderungan harga komoditas pangan di masa mendatang perlu dipertimbangkan variabel lain seperti kebijakan-kebijakan tertentu yang dapat mengakibatkan guncangan pada harga komoditas pangan. DAFTAR PUSTAKA Anindita R. 2008. Pendekatan Ekonomi untuk Analisis Harga. Jakarta: Kencana. Ariefianto D. 2012. Ekonometrika: Esensi dan Aplikasi dengan Menggunakan