Integrasi Pasar Analisis Faktor Penentu Integrasi Pasar Beras di Indonesia

14 pertanian menjadi sumber pertimbangan utama dalam alokasi sumberdaya. Dalam konteks pemasaran, harga menunjukkan tingkat efisiensi suatu pasar produk pertanian. Selain itu, hubungan antara pasar domestik dan internasional juga dapat diukur melalui transmisi harga. Analisis harga semakin berperan penting pada masa liberalisasi perdagangan dimana pasar pertanian domestik tidak lagi bebas dari pengaruh perubahan harga yang terjadi di pasar internasional. Harga komoditi pertanian merupakan indikator bagi alokasi sumberdaya agar terjadi efisiensi dan keterkaitan diantara pasar-pasar yang ada. Pada pasar yang terhubung dengan baik, bila terjadi kekurangan atau kelebihan pasokan di suatu pasar maka akan ditransmisikan secara penuh ke pasar lainnya sebagai respon terhadap informasi pasar sehingga menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan di suatu negara secara keseluruhan. Tingkat integrasi pasar khususnya terhadap produk pertanian merupakan faktor penting untuk penentuan kebijakan pertanian utamanya bagi negara berkembang. Bila tidak terdapat integrasi pada pasar produk pertanian maka kelangkaan pangan di suatu pasar lokal akan tetap terjadi sedangkan di pasar lain yang berjauhan letaknya dengan pasokan yang masih cukup tidak akan mampu merespon sinyal harga dari pasar yang terisolir tadi. Ketiadaan integrasi tersebut akan dapat mengakibatkan kelangkaan pangan lokal di suatu wilayah, bahkan hingga dapat berakibat pada kelaparan. Menurut Goletti dan Christina-Tsigas 1995, integrasi pasar penting untuk diketahui karena beberapa alasan, yaitu : 1. Adanya integrasi pasar memungkinkan pemerintah untuk dapat memperbaiki kebijakan pasarnya, misalnya dengan mengetahui pasar-pasar yang terintegrasi maka pemerintah dapat menghindari intervensi ganda sehingga dapat mengurangi beban anggaran. 2. Memungkinkan untuk melakukan pengawasan monitoring harga. Hal ini akan dapat menjelaskan peningkatan harga yang terjadi pada pasar-pasar yang terintegrasi dan dapat meningkatkan efektifitas pengelolaan kebijakan stabilitas harga. 3. Integrasi pasar dapat digunakan untuk meramalkan perkembangan harga. 15 4. Dengan mengetahui integrasi pasar, dapat dianalisis faktor-fakor struktural yang menyebabkan suatu pasar terintegrasi atau tidak, sehingga penentu kebijakan dapat menentukan kebijakan dan investasi infrastruktur yang relevan untuk pengembangan pasar pertanian di suatu negara. Goletti dan Christina-Tsigas 1995 mendefinisikan integrasi pasar sebagai kondisi yang dihasilkan akibat tindakan pelaku pemasaran serta lingkungan pemasaran yang mendukung terjadinya perdagangan, yang meliputi infrasruktur pemasaran dan kebijakan pemerintah, yang menyebabkan harga di suatu pasar ditransformasikan ke pasar lainnya. Integrasi pasar terjadi apabila terdapat informasi pasar yang memadai, dan informasi ini disalurkan dengan cepat dari suatu pasar ke pasar lain. Dengan demikian, fluktuasi perubahan harga yang terjadi pada suatu pasar dapat segera ditangkap oleh pasar yang lain. Hal ini pada gilirannya merupakan faktor yang dapat digunakan sebagai sinyal dalam pengambilan keputusan produsen. Di samping itu, integrasi pasar dapat terjadi karena kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi industri dapat menghasilkan komoditi yang menjadi subtitusi bagi komoditi lain sehingga harga komoditi tersebut tidak independen lagi. Beberapa kondisi yang dibutuhkan untuk meningkatkan integrasi pasar, diantaranya adalah berhubungan dengan investasi publik terhadap akses fisik dan sumberdaya manusia, seperti jalan transportasi dan pendidikan. González-Rivera dan Helfand 2001 menyatakan pasar dengan tingkat integrasi yang tinggi berimplikasi pada pembangunan ekonomi. Tingkat integrasi pasar yang tinggi akan meningkatkan pendapatan produsen dengan peningkatan pada perdagangan atau spesialisasi. Demikian pula dampaknya terhadap konsumen, khususnya yang sangat menghindari risiko, karena mengurangi kemungkinan perbedaan harga terhadap komoditas yang sebelumnya tidak dapat diperdagangkan. Integrasi pasar dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu integrasi spasial dan integrasi vertikal. Menurut Arifin et al. 2006, analisis integrasi pasar spasial digunakan untuk memperoleh gambaran hubungan harga pasar beras antar wilayah sedangkan integrasi pasar vertikal merujuk pada integrasi pasar gabah tingkat petani, pasar beras tingkat konsumen dan pasar beras dunia. 16

2.2 Integrasi Pasar Spasial

Integrasi pasar spasial adalah tingkat keeratan hubungan antara pasar regional dengan pasar regional lainnya. Konsep integrasi pasar spasial, yang ditunjukkan dari hubungan harga antar pasar yang terpisah secara geografis, dapat dijelaskan dengan menggunakan model keseimbangan spasial atau Spatial Equilibrium Model Tomek dan Robinson 1990. Model ini dijelaskan dengan mengembangkan kurva excess supply dan excess demand pada dua daerah yang melakukan perdagangan. Model ini memungkinkan untuk melakukan pendugaan harga yang terbentuk pada masing-masing pasar dan jumlah komoditi yang akan diperdagangkan. Pasar dibagi menjadi dua kategori, yaitu pasar yang potensial surplus potential surplus market dan pasar yang potensial defisit potential deficit market. Pasar potensial surplus adalah pasar yang memiliki kelebihan cadangan terhadap konsumsi, sedangkan pasar potensial defisit adalah pasar yang memiliki kekurangan cadangan terhadap konsumsi. Prinsip umum untuk mengembangkan model perdagangan antar daerah digambarkan dengan bantuan diagram yang menunjukkan fungsi supply dan demand pada masing-masing pasar, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4 berikut. Pasar A Potensial Surplus Pasar BPotensial Defisit Sumber : Tomek dan Robinson 1990 Gambar 4. Kurva Penawaran dan Permintaan pada Kondisi Pasar Potensial Surplus dan Pasar Potensial Defisit Pada Gambar 4, ditunjukkan bahwa pasar A sebagai pasar potensial surplus dan pasar B sebagai paar potensial defisit. Jika tidak terjadi perdagangan maka harga yang terjadi adalah P A di pasar A dan P B di pasar B dimana P A P B . 17 Kelebihan cadangan pada pasar A akan mendorong pelaku perdagangan di pasar A untuk menjual kelebihan cadangannya ke pasar lain, sedangkan pasar B akan mendatangkan barang dari pasar lain untuk mencukupi kebutuhannya. Informasi dari gambar ini dapat digunakan untuk mengembangkan model keseimbangan spasial dengan mengembangkan kurva excess supply dan kurva excess demand untuk menjelaskan hubungan harga akibat perdagangan antara dua pasar. Excess supply adalah selisih antara jumlah yang ditawarkan dengan jumlah yang diminta pada suatu tingkat harga, yang semakin tinggi dengan semakin meningkatnya harga dan bernilai nol pada harga keseimbangan pasar A P A . Adapun excess demand adalah selisih jumlah yang diminta dengan jumlah yang ditawarkan pada suatu tingkat harga, yang semakin tinggi dengan semakin rendahnya harga dan bernilai nol pada harga keseimbangan pasar B P B . Kurva excess supply dan excess demand dapat berubah searah dengan perubahan kekuatan supply atau demand pada masing-masing pasar. Misalnya terjadi peningkatan demand akibat peningkatan populasi di pasar B, maka excess demand pada suatu tngkatan harga akan bertambah ED 1 ke ED 2 . Hubungan antara kurva excess supply dan excess demand dalam keseimbangan spasial ditunjukkan dalam gambar 5 berikut. Sumber : Tomek dan Robinson 1990 Gambar 5. Kurva Excess Supply Pasar A dan Excess Demand Pasar B