Analisis Forecast Error Decomposition Variance FEDV

49 Sementara untuk DKI-DIY, hingga pada minggu ke 10 terjadinya guncangan, variasi nilai prediksi harga beras di DKI 92.42 persen disebabkan oleh harga beras di DKI dan hanya 7.58 persen yang dijelaskan oleh harga beras di DIY. Demikian pula yang terjadi antara Jabar-DIY dan antara Jateng-DIY. Pada minggu pertama terjadinya guncangan, variasi harga beras di Jabar dan Jateng, 100 persen disumbangkan oleh harga beras di Jabar dan Jateng itu sendiri. Pada minggu kedua, variasi nilai prediksi harga beras di Jabar 96.63 persen disumbangkan oleh harga beras di Jabar dan hanya 3.37 persen variasi nilai prediksi harga beras di Jabar dijelaskan oleh harga beras di DIY. Demikian pula untuk Jateng-DIY, pada minggu kedua, variasi nilai prediksi harga beras di Jateng 86.22 persen disumbangkan oleh harga beras di Jateng dan hanya 13.78 persen variasi nilai prediksi harga beras di Jateng dijelaskan oleh harga beras di DIY. Demikian seterusnya, hingga pada minggu ke 10 terjadinya guncangan, variasi nilai prediksi harga beras di Jabar 75.73 persen disebabkan oleh harga beras di Jabar dan hanya 24.27 persen yang dijelaskan oleh harga beras di DIY. Sementara untuk Jateng-DIY, hingga pada minggu ke 10 terjadinya guncangan, variasi nilai prediksi harga beras di Jateng 84.80 persen disebabkan oleh harga beras di Jateng dan hanya 15.20 persen yang dijelaskan oleh harga beras di DIY. Pada analisis FEDV antara Sumbar-DKI dan antara Sumbar-Jatim, di minggu pertama terjadinya guncangan, 100 persen variasi harga beras di Sumbar disumbangkan oleh harga beras di Sumbar itu sendiri. Pada minggu kedua, variasi nilai prediksi harga beras di Sumbar 98.81 persen disumbangkan oleh harga beras di Sumbar dan hanya 1.19 persen variasi nilai prediksi harga beras di Sumbar dijelaskan oleh harga beras di DKI. Demikian pula untuk Sumbar-Jatim, pada minggu kedua, variasi nilai prediksi harga beras di Sumbar 96,01 persen disumbangkan oleh harga beras di Sumbar dan hanya 3.99 persen variasi nilai prediksi harga beras di Sumbar dijelaskan oleh harga beras di Jatim. Demikian seterusnya, hingga pada minggu ke 10 terjadinya guncangan, untuk Sumbar-DKI, variasi nilai prediksi harga beras di Sumbar 91.76 persen disebabkan oleh harga beras di Sumbar dan hanya 8.24 persen yang dijelaskan oleh harga beras di DKI. Sementara untuk Sumbar-Jatim, hingga pada minggu ke 10 terjadinya guncangan, 50 variasi nilai prediksi harga beras di Sumbar 90.16 persen disebabkan oleh harga beras di Sumbar dan hanya 9.84 persen yang dijelaskan oleh harga beras di Jatim. Analisis FEDV antara Lampung-DKI, Lampung-DIY, dan Lampung-Jatim, juga menunjukkan bahwa sebagian besar sumber penting dari variasi harga beras di Lampung adalah disebabkan oleh guncangan harga beras di Lampung sendiri. Pada minggu pertama terjadinya guncangan, variasi harga beras di Lampung, 100 persen disumbangkan oleh harga beras di Lampung itu sendiri. Pada minggu kedua, variasi nilai prediksi harga beras di Lampung 99.09 persen disumbangkan oleh harga beras di Lampung dan hanya 0.91 persen variasi nilai prediksi harga beras di Lampung dijelaskan oleh harga beras di DKI. Demikian seterusnya, hingga pada minggu ke 10 terjadinya guncangan, variasi nilai prediksi harga beras di Lampung 95.23 persen disebabkan oleh harga beras di Lampung dan hanya 4.77 persen yang dijelaskan oleh harga beras di DKI. Demikian pula untuk Lampung-DIY dan Lampung-Jatim, pada minggu kedua, variasi nilai prediksi harga beras di Lampung masing-masing sebesar 94.94 persen dan 99.69 persen disumbangkan oleh harga beras di Lampung, sementara masing-masing hanya 5.06 persen dan 0.31 persen variasi nilai prediksi harga beras di Lampung dijelaskan oleh harga beras di DIY dan Jatim. Demikian seterusnya, hingga pada minggu ke 10 terjadinya guncangan, variasi nilai prediksi harga beras di Lampung masing-masing sebesar 72.82 persen dan 79.73 persen disebabkan oleh harga beras di Lampung sementara masing-masing hanya 27.18 persen dan 20.27 persen yang dijelaskan oleh harga beras di DIY dan Jatim. Demikian pula analisis FEDV antara DKI-Sulsel dan antara Jatim-Sulsel. Pada minggu pertama terjadinya guncangan, variasi harga beras di DKI dan Jatim, 100 persen disumbangkan oleh harga beras di DKI dan Jatim itu sendiri. Pada minggu kedua, variasi nilai prediksi harga beras di DKI 99.99 persen masih disumbangkan oleh harga beras di Jabar dan hanya 0.01 persen variasi nilai prediksi harga beras di DKI dijelaskan oleh harga beras di Sulsel. Demikian pula untuk Jatim-Sulsel, pada minggu kedua, variasi nilai prediksi harga beras di Jatim 98.41 persen disumbangkan oleh harga beras di Jatim dan hanya 1.59 persen variasi nilai prediksi harga beras di Jatim dijelaskan oleh harga beras di Sulsel. Demikian seterusnya, hingga pada minggu ke 10 terjadinya guncangan, variasi 51 nilai prediksi harga beras di DKI 95.42 persen disebabkan oleh harga beras di DKI dan hanya 4.58 persen yang dijelaskan oleh harga beras di Sulsel. Sementara untuk Jatim-Sulsel, hingga pada minggu ke 10 terjadinya guncangan, variasi nilai prediksi harga beras di Jatim 96.05 persen disebabkan oleh harga beras di Jatim dan hanya 3.95 persen yang dijelaskan oleh harga beras di Sulsel. Hal yang agak berbeda terlihat pada kointegrasi yang terdapat antar harga beras tingkat retail beberapa pasangan pasar provinsi. Diantaranya adalah pada pasangan Sumsel-NTB, Lampung-Maluku, Lampung-NTB, Lampung-Kalbar, Jatim-Bali, Kalteng-Maluku, Sulteng-Maluku,dan Sulsel-Maluku. Bila hampir seluruh hasil analisis FEDV pasangan pasar provinsi lain variasi nilai prediksinya disebabkan dengan kisaran persentase seperti yang terjadi antara Aceh-Bengkulu, yaitu antara 100-80 persen pada minggu pertama hingga minggu kesepuluh, maka beberapa pasangan pasar provinsi tersebut hanya berkisar antara 50-70 persen. Hal ini berarti bahwa pada beberapa pasangan pasar provinsi tersebut, sumber dari variasi harga beras tingkat retail pada pasar di provinsi tersebut, selain disebabkan oleh guncangan shock dari harga beras di pasar provinsi itu sendiri juga cukup besar disumbangkan oleh harga beras di pasar provinsi lain yang terintegrasi dengannya. Analisis FEDV antara harga beras tingkat grosir jenis IR-64 kualitas II di PIBC dengan masing-masing harga pada pasar provinsi penghasil beras di Jateng, Jatim, dan Sulsel, menunjukkan bahwa pada minggu pertama terjadinya guncangan, variasi harga beras di Jateng, Jatim, dan Sulsel, 100 persen disumbangkan oleh harga beras di Jateng, Jatim, dan Sulsel itu sendiri. Pada minggu kedua, variasi nilai prediksi harga beras di Jateng 94.15 persen disumbangkan oleh harga beras di Jateng dan hanya 5.85 persen variasi nilai prediksi harga beras di Jateng dijelaskan oleh harga beras IR-64 kualitas II. Demikian seterusnya, hingga pada minggu ke 10 terjadinya guncangan, variasi nilai prediksi harga beras di Jateng 73.73 persen disebabkan oleh harga beras di Jateng dan hanya 26.27 persen yang dijelaskan oleh harga beras IR-64 kualitas II. Demikian pula, pada minggu kedua, variasi nilai prediksi harga beras di Sulsel 99.99 persen disumbangkan oleh harga beras di Sulsel dan hanya 0.01 persen variasi nilai prediksi harga beras di Sulsel dijelaskan oleh harga beras IR-64 52 kualitas II. Demikian seterusnya, hingga pada minggu ke 10 terjadinya guncangan, variasi nilai prediksi harga beras di Sulsel 91.45 persen disebabkan oleh harga beras di Sulsel dan hanya 8.55 persen yang dijelaskan oleh harga beras IR-64 kualitas II. Hal yang sedikit berbeda terjadi di Jatim. Pada minggu kedua, variasi nilai prediksi harga beras di Jatim masih sebesar 88.04 persen disumbangkan oleh harga beras di Jatim dan hanya 11.96 persen variasi nilai prediksi harga beras di Jatim dijelaskan oleh harga beras IR-64 kualitas II. Demikian seterusnya, hingga pada minggu ke 10 terjadinya guncangan, variasi nilai prediksi harga beras di Jatim menjadi tinggal 48.86 persen yang masih disebabkan oleh harga beras di Jatim dan telah sebesar 51.14 persen yang dijelaskan oleh harga beras IR-64 kualitas II. Analisis FEDV antara harga beras tingkat grosir jenis IR-64 kualitas II dan kualitas III di PIBC dengan harga beras internasional Thailand broken 15 persen dan Vietnam broken 15 persen, menunjukkan bahwa pada minggu pertama terjadinya guncangan, variasi harga beras IR-64 kualitas II dan kualitas III, 100 persen disumbangkan oleh harga beras IR-64 kualitas II dan kualitas III itu sendiri. Pada minggu kedua, variasi nilai prediksi harga beras IR-64 kualitas II 90.05 persen disumbangkan oleh harga beras IR-64 kualitas II dan hanya 9.95 persen variasi nilai prediksi harga beras IR-64 kualitas II dijelaskan oleh harga beras Thailand broken 15 persen. Demikian pula untuk IR-64 kualitas III, pada minggu kedua, variasi nilai prediksi harga beras IR-64 kualitas III 99.08 persen disumbangkan oleh harga beras IR-64 kualitas III dan hanya 0.92 persen variasi nilai prediksi harga beras IR-64 kualitas III dijelaskan oleh harga beras Thailand broken 15 persen. Demikian seterusnya, hingga pada minggu ke 10 terjadinya guncangan, untuk IR-64 kualitas II, variasi nilai prediksi harga beras IR-64 kualitas II 84.28 persen disebabkan oleh harga beras IR-64 kualitas II dan hanya 15.72 persen yang dijelaskan oleh harga beras Thailand broken 15 persen. Sementara untuk IR-64 kualitas III, hingga pada minggu ke 10 terjadinya guncangan, variasi nilai prediksi harga beras IR-64 kualitas III 98.25 persen disebabkan oleh harga beras IR-64 kualitas III dan hanya 1.75 persen yang dijelaskan oleh harga beras Thailand broken 15 persen. 53 Demikian pula dengan analisis FEDV antara harga beras tingkat grosir jenis IR-64 kualitas II di PIBC dengan harga beras internasional Vietnam broken 15 persen. Pada minggu pertama terjadinya guncangan, variasi harga beras IR-64 kualitas II, 100 persen disumbangkan oleh harga beras IR-64 kualitas II itu sendiri. Pada minggu kedua, variasi nilai prediksi harga beras IR-64 kualitas II 94.39 persen disumbangkan oleh harga beras IR-64 kualitas II dan hanya 5.61 persen variasi nilai prediksi harga beras IR-64 kualitas II dijelaskan oleh harga beras Vietnam broken 15 persen. Demikian seterusnya, hingga pada minggu ke 10 terjadinya guncangan, variasi nilai prediksi harga beras IR-64 kualitas II 88.57 persen disebabkan oleh harga beras IR-64 kualitas II dan hanya 11.43 persen yang dijelaskan oleh harga beras Vietnam broken 15 persen.

4.3 Faktor Penentu Integrasi Pasar Beras Spasial Antar Provinsi di

Indonesia Beberapa explanatory variable yang diduga merupakan faktor penentu integrasi pasar beras spasial antar provinsi di Indonesia diregresikan dengan dependent variable berupa nilai trace statistic hasil uji kointegrasi antar pasangan pasar di 26 provinsi yang telah dilakukan sebelumnya. Statistik deskriptif dari explanatory variable yang diduga merupakan faktor penentu integrasi pasar dapat dilihat pada Lampiran 8 dan Lampiran 9. Hasil estimasi analisis regresi beberapa variabel yang diduga merupakan faktor penentu integrasi pasar beras di Indonesia menunjukkan kesesuaian model goodness of fit dengan nilai R 2 cukup rendah mengingat data yang digunakan adalah cross-section. Namun demikian, tidak terdapat pelanggaran asumsi klasik dalam analisis regresi yaitu memenuhi normalitas, dan tidak terdapat multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Hasil estimasi analisis regresi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10 dan secara ringkas disajikan pada Tabel 6. 54 Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Faktor Penentu Integrasi Pasar Beras di Indonesia Variabel Koefisien P-Value JARAK JALAN i JALAN j PCI j PROC i DIST i DIST j -0.037875 0.608026 0.312183 0.081116 0.037166 -0.150514 -0.105594 0.3676 0.0001 0.0067 0.0646 0.0697 0.0007 0.0010 F-test R-square 6.483404 0.125237 0.0000 Keterangan : signifikan pada taraf nyata 10 signifikan pada taraf nyata 5 signifikan pada taraf nyata 1 Hasil analisis regresi menunjukkan kesesuaian tanda koefisien parameter estimasi dengan teori seperti yang diharapkan. Faktor jarak dan distribusi Raskin mempengaruhi secara negatif integrasi pasar beras di Indonesia, sedangkan infrastruktur transportasi jalan beraspal, percapita income PCI, dan pembelian beras petani oleh BULOG melalui kegiatan pengadaan memiliki hubungan positif dengan integrasi pasar beras di Indonesia. Faktor jalan signifikan pada taraf nyata α=1 berpengaruh positif terhadap integrasi pasar beras di indonesia. Kenaikan satu satuan proporsi kilometer jalan beraspal provinsi i terhadap kilometer total jalan, ceteris paribus, akan meningkatkan integrasi pasar beras sebesar 0.61 satuan. Semakin baik kondisi jalan sebagai salah satu infrastruktur transportasi akan semakin meningkatkan integrasi pasar karena akan mengurangi transportation cost dari perdagangan atau arus barang antar pasar tersebut. Faktor infrastruktur transportasi berupa proporsi jalan beraspal terhadap total jalan yang positif dan signifikan, berbeda dengan penelitian Goletti et al. 1995, Ismet et al. 1998, dan Varela et al. 2012 yang menunjukkan hasil tidak signifikan. Faktor PCI yang signifikan pada taraf nyata α=10 berpengaruh positif terhadap integrasi pasar beras di indonesia. Kenaikan satu satuan PCI seribu rupiah perkapita PDRB, ceteris paribus, akan meningkatkan integrasi pasar beras sebesar 0.08 satuan. Provinsi dengan tingkat PCI yang lebih tinggi akan memiliki pasar yang lebih berkembang, infrastruktur lebih baik dan perdagangan lebih lancar. Hal-hal tersebut akan semakin meningkatkan integrasi pasar.