baru dan kurang diminati karena harus memperhitungkan social cost dan ecological-cost
dalam pengembangannya. Masalah yang mendasar adalah bagaimana membangun pengusaha yang
berjiwa pengabdi masyarakat dan lingkungan atau lembaga pengabdi masyarakat yang berjiwa pengusaha yang berwawasan lingkungan. Pilihan kedua, yaitu
mengembangkan lembaga pengabdi masyarakat yang berjiwa pengusaha berwawasan lingkungan dilihat lebih memungkinkan, dengan cara memberikan
pelatihan manajemen dan profesionalisme usaha. Untuk hal ini diperlukan bentuk kerja sama dan kemitraan yang nyata yang bersifat lintas sektor, baik ditingkat
lokal, nasional, bahkan jika memungkinkan tingkat internasional, secara sinergis saling menguntungkan, tidak bersifat eksploitatif, adil dan transparan dengan
pembagian tugas yang jelas. Aktualisasi dari kerja sama ini, juga dimungkinkan bagi daerah yang akan
mengembangkan Daerah Tujuan Ekowisata dengan memanfaatkan potensi Taman Wisata Alam dan Taman Nasional yang ada di wilayahnya. Pemerintah daerah
setempat dapat memprakarsai pembentukan suata “Badan” “board” yang akan mengelola ekowisata secara profesional.
2.2.2 Prinsip-Prinsip Pengembangan Ekowisata
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan ekowisata adalah sebagai berikut:
1. Konservasi
o
Pemanfaatan keanekaragaman hayati tidak merusak sumber daya alam itu sendiri.
o
Relatif tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kegiatannya bersifat ramah lingkungan.
o
Dapat dijadikan sumber dana yang besar untuk membiayai pembangunan konservasi.
o
Dapat memanfaatkan sumber daya lokal secara lestari.
o
Meningkatkan daya dorong yang sangat besar bagi pihak swasta untuk berperan serta dalam program konservasi. Mendukung upaya pengawetan
jenis. 2.
Pendidikan Meningkatkan kesadaran masyarakat dan merubah perilaku masyarakat
tentang perlunya upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
3. Ekonomi
o
Dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi pengelola kawasan, penyelenggara ekowisata dan masyarakat setempat.
o
Dapat memacu pembangunan wilayah, baik di tingkat lokal, regional mapun nasional.
o
Dapat menjamin kesinambungan usaha.
o
Dampak ekonomi secara luas juga harus dirasakan oleh kabupatenkota, propinsi bahkan nasional.
4. Peran Aktif Masyarakat
o
Membangun hubungan kemitraan dengan masyarakat setempat
o
Pelibatan masyarakat sekitar kawasan sejak proses perencanaan hingga tahap pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi.
o
Menggugah prakarsa dan aspirasi masyarakat setempat untuk pengembangan ekowisata.
o
Memperhatikan kearifan tradisional dan kekhasan daerah setempat agar tidak terjadi benturan kepentingan dengan kondisi sosial budaya setempat.
o
Menyediakan peluang usaha dan kesempatan kerja semaksimal mungkin bagi masyarakat sekitar kawasan.
5. Wisata
o
Menyediakan informasi yang akurat tentang potensi kawasan bagi pengunjung.
o
Kesempatan menikmati pengalaman wisata dalam lokasi yang mempunyai fungsi konservasi.
o
Memahami etika berwisata dan ikut berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan.
o
Memberikan kenyamanan dan keamanan kepada pengunjung.
2.2.3 Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati
Terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan, dalam rangka pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati, antara lain:
1. Aspek Pencegahan
o
Menguragi dampak negatif dari kegiatan ekowisata dengan cara:
Pemilihan lokasi yang tepat menggunakan pendekatan tata ruang
Rancangan pengembangan lokasi yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung.
Rancangan atraksikegiatan yang sesuai denan daya dukung kawasan dan kerentanan.
o
Merubah sikap dan perilaku stakeholder, mulai dari pengelola kawasan, penyelenggara ekoturisme tour operator serta wisatawan itu sendiri.
o
Memilih segmen pasar yang sesuai. 2.
Aspek Penanggulangan
o
Menyeleksi pengunjung termasuk jumlah pengunjung yang diperkenankan dan minat kegiatan yang diperkenankan control of visitor.
o
Menentukan waktu kunjungan
o
Mengembangkan pengelolaan kawasan rancangan, peruntukan, penyediaan fasilitas melalui pengembangan sumber daya manusia,
peningkatan nilai estitika serta kemudahan akses kepada fasilitas. 3.
Aspek Pemulihan
o
Menjamin mekanisme pengembalian keuntungan ekowisata untuk pemeliharaan fasilitas dan rehabilitasi kerusakan lingkungan.
o
Peningkatan kesadaran pengunjung, pengelola dan penyedia jasa ekowisata.
2.3 Hubungan antara Ekonomi dan Konservasi dalam Ekowisata