BAB VII MANFAAT EKOWISATA SECARA EKOLOGI DAN
EKONOMI BAGI MASYARAKAT DI PULAU PRAMUKA
8.1 Manfaat Ekonomi
Hasil dari data di lapangan membuktikan bahwa semua anggota kelompok ekowisata ini merupakan tenaga kerja lokal. Terbukanya peluang kerja dan
berusaha di pulau ini sebagai akibat dari pengembangan ekowisata ternyata mampu dimanfaatkan oleh penduduk lokal untuk menjadi pemandu wisata atau
guide. Selain itu ada pula yang membuka usaha warung, kapal ojek, rumah makan, katering, jasa pertukangan dan lain-lain. Peluang kerja ini terutama
dimanfaatkan oleh para pelajar dimana mereka mencoba bergabung di dalam kelompok ekowisata ini dan sebagian besar tujuan mereka adalah untuk mencari
pengalaman, menambah wawasan mereka tentang wisata bahari serta yang tidak kalah penting yaitu memberikan masukan pendapatan tiap bulannya bag mereka.
Kelompok-kelompok ekowisata ini memang sengaja merekrut anggota para pelajar dengan tujuan agar selanjutnya akan berkembang regenerasi kelompok dan
kegiatan ekowisata yang lebih maju lagi dan para pelajar inilah yang dianggap tepat sebagai bibit regenerasi. Mereka dianggap mampu berpikir kritis dan kreatif
untuk mengembangkan kegiatan ekowisata yang telah mereka jalani hingga saat ini.
Sebagian besar responden yang bekerja sebagai pemandu wisata adalah para pelajar yang masih berstatus aktif. Jumlah reponden yang berstatus pelajar adalah
12 orang. Mereka bekerja hanya untuk menambah pengalaman dan memiliki uang saku yang lebih yang bisa digunakan untuk membayar keperluan sekolah mereka
atau membantu orang tua. Sebagian besar dari mereka memang baru terlibat
dalam bidang ekowisata ini, sehingga pendapatan yang mereka dapatkan juga masih bervariasi setiap bulannya berkisar antara Rp. 200.000 sampai Rp. 700.000
setiap orangnya. Besarnya pendapatan ini tergantung pada berapa besar komisi yang diberikan oleh wisatawan kepada mereka. Para pelajar ini adalah anggota
kelompok ekowisata yang ada di Pulau Pramuka. Sebagian besar alasan mereka untuk bergabung dalam kelompok ini dan bekerja sebagai pemandu wisata adalah
untuk mencari pengalaman dan menambah uang saku sekolah. Mereka bergabung dengan cara mengajukan diri atau diajak teman.
Mereka bekerja sebagai pemandu wisata hanya pada akhir pekan saja yaitu hari Sabtu dan Minggu karena pada akhir pekan mereka libur sekolah. Kegiatan
yang mereka lakukan sebagai pemandu wisata diantaranya adalah mendampingi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Pramuka yang ingin menikmati objek wisata
di Pulau ini. Kegiatan pendampingan yang mereka lakukan untuk para wisatawan biasanya berupa penyelaman dan atraksi wisata yang tidak hanya mengutamakan
melihat dan menikmati pemandangan alam tetapi juga berusaha untuk menyadarkan wisatawan akan pentingnya melindungi ekosistem pesisir dan laut.
Wisatawan pun diajak untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan konservasi di Pulau Pramuka.
Biasanya kegiatan yang dilakukan adalah wisata bawah air dengan snorkeling
dan menyelam, melihat tempat transplantasi karang hias, berkunjung ke tempat pengepul ikan, berkeliling pulau untuk memperkenalkan habitat hutan
pantai, mangrove, lamun dan terumbu karang kepada wisatawan. Dengan snorkeling, wisatawan bisa menikmati keindahan taman koleksi yang mencakup ±
114 jenis karang hias yang terdapat di Kepulauan Seribu.
Lokasi tersebut merupakan media bagi wisatawan untuk ikut serta melakukan kegiatan konservasi sumberdaya alam di pulau ini. Kelompok-
kelompok ekowisata dan ini juga bekerjasama dengan kelompok yang bekerja di bidang konservasi seperti KELONPIS ikan hias, masyarakat APL Area
Perlindungan Laut dalam melakukan monitoring untuk menjaga kualitas ekosistem tersebut. Secara tidak langsung, para pelajar ini yang juga bekerja
sebagai pemandu wisata ternyata berkontribusi pada kegiatan konservasi melalui kegiatan pendampingan yang mereka lakukan terhadap wisatawan.
Selain pelajar, masyarakat umum non pelajar juga dijadikan sebagai responden untuk mencari data seberapa jauh ekowisata berpengaruh terhadap
masyarakat. Masyarakat yang menjadi reponden ini adalah para pelaku lama yang telah ataupun sedang bekerja dalam bidang ekowisata. Mata pencaharian utama
mereka beragam diantaranya nelayan, pedangang, pegawai negeri, usaha jasa, dan ketua RW. Berdasarkan kuesioner maka didapatkan data pendapatan rata-rata
perbulan dari responden umum yang dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Rata-rata Pendapatan Responden Umum Non Pelajar
Rata-rata pendapatan perbulan Rpbulan No Pekerjaan Jumlah
Mata pencaharian utama
Mata pencaharian sampingan
Total
Pekerjaan Non Usaha Ekowisata
1 Nelayan-ketua RW
1 300.000
300.000 2 Pedagang-ketua
RW 1
300.000 300.000
Pekerjaan dengan Mata Pencaharian Tambahan di Ekowisata
3 Nelayan-pemandu wisata
2 300.000 200.000
500.000 4 Pedagang-pemandu
wisata 1 300.000
500.000 800.000
5 Pedagang Catering
1 1.500.000
1.500.000 6 Pegawai
negeri- pemandu wisata
1 1.000.000 700.000
1.700.000 7 Pemandu
wisata 1
2.500.000 2.500.000
Sebagian dari reponden umum ini pernah tergabung dalam satu lembaga ekowisata yaitu Balong Ekowisata sehingga mereka termasuk pelaku lama dalam
usaha ekowisata. Beberapa dari mereka yang bekerja sebagai nelayan, pedagang, dan pegawai negeri memilih untuk bekerja di bidang ekowisata dengan alasan
menambah penghasilan, sebagai pengisi waktu luang dan wadah untuk menyalurkan hobi olahraga air. Berdasarkan kasus di lapangan, responden umum
non pelajar ini merasa diuntungkan oleh adanya kegiatan ekowisata ini, selain membuka lapangan pekerjaan baru, mereka mengakui bahwa kegiatan ekowisata
ini membawa keuntungan yaitu adanya peningkatan pendapatan serta dampak baik bagi konservasi lingkungan. Selain itu, berkembangnya ekowisata
menyebabkan kebutuhan akan pangan bagi wisatawan meningkat sehingga mata pencaharian sebagai pengusaha katering dinilai menguntungkan. Biasanya para
pemandu wisata, menggunakan jasa mereka untuk memenuhi kebutuhan pangan wisatawan. Hal ini juga menjadi salah satu hal yang dicermati oleh para ketua
RW. Sejak banyak wisatawan yang berkunjung ke pulau ini, banyak tumbuh usaha dagang yang dinilai sebagai salah satu usaha untuk menyokong kehidupan
ekonomi masyarakat Pulau Pramuka. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi telah terjadi perubahan
peluang usaha yang dinikmati oleh masyarakat pulau hingga saat ini sudah cukup berpengaruh, meskipun ada pula masyarakat yang merasa tidak diuntungkan
dengan adanya kegiatan ekowisata ini. Seorang responden mengungkapkan : ’Memang belum ada pemerataan dalam segi hasil dan belum seluruh
masyarakat menikmati ekowisata, masyarakat mungkin ada yang memiliki rasa iri, karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk
berusaha, mengingat tingkat pendidikan masyarakat di pulau ini yang rendah sehingga peluang yang adabelum mampu dimanfaatkan
secara maksimal oleh mereka. Inilah yang menjadi kesulitan untuk
memberdayaakan masyarakat. Biasanya mereka-mereka ini dirangkul sedikit demi sedikit untuk memahami wisata itu sendiri.
Ini merupakan suatu polemik di pulau’ Saat ini, dengan adanya kegiatan ekowisata masyarakat pulau pun sedang
berusaha giat untuk memasarkan hasil produk olahan khas pulau kepada wisatawan dengan harapan bahwa dari kegiatan ini dapat membuat mata rantai
yang memberikan prospek menguntungkan bagi pemasaran produk khas pulau. Dikemukakan oleh ketua Elang Ekowisata.
’Masing-masing dari pihak Taman Nasional, pemerintahan kabupaten, Dinas Pariwisata, masih belum bisa menciptakan produk yang mem-
booming untuk pariwisata pulau ini atau pun produk yang nantinya dapat membantu untuk kebutuhan masyarakat. Masyarakat disini
memang ditangkap aspirasinya tetapi hanya sebatas dibentuk menjadi proposal, harapannya ini mungkin akan menajdi satu keuntungan
masyarakat nantinya. Tapi sampai saat ini pihak-pihak tersebut belum memberikan alternatif pekerjaaan yang baik bagi masyarakat dan
ekowisata belum menimbulkan pemberdayaan ekonomi masyarakat secara keseluruhan’.
Respon dari wisatawan yang datang ke Pulau Pramuka dari tahun ke tahun semakin meningkat, ini menunjukan bahwa pramuka sudah layak untuk
diperhitungkan menjadi salah satu tempat pariwisata. Melalui berbagai kegiatan dalam ekowisata bahari yang ditawarkan masyarakat pulau ini ternyata
menjadikan Pulau Pramuka menjadi pulau wisata yang murah tetapi berkualitas dan tidak murahan.
8.2 Manfaat Ekologi