dapat terlihat dan dikenali dari ketebalan tanah sedangkan proses pencucian biasanya terjadi bersamaan dengan proses erosi.
Selain perbedaan kedalaman solum juga ditemukan adanya horison terkubur pada beberapa profil di semua jenis penggunaan lahan. Hal ini tercermin
dalam kehadiran horison A yang terkubur oleh bahan yang lebih muda Ab. Adanya horison terkubur pada Andisol berkaitan dengan aktivitas volkanik di
daerah yang bersangkutan atau sekitarnya. Hal ini merupakan hal yang lazim pada tanah-tanah yang berasal dari bahan induk volkan di mana letusan gunung
berapi terjadi lebih dari satu kali Shoji et al, 1982. Akibatnya terjadi semacam stratifikasi horison dengan umur yang berbeda.
3.2.1.2 Tekstur Tanah
Tekstur tanah pada setiap profil berbeda baik itu dalam setiap penggunaan lahan maupun antar penggunaan lahan. Perbedaan terlihat dari distribusi ukuran
partikel pada tiap-tiap profil. Meskipun demikian tekstur tanah pada umumnya tergolong ke dalam kelas agak kasar lom berdebu hingga agak halus lom klei
berdebu. Pengelolaan tanah atau perubahan penggunaan lahan tidak serta merta dapat mengubah kelas tekstur dalam kurun waktu cepat. Andisol memiliki variasi
yang lebar dalam hal tekstur tanah tergantung dari jenis dan ukuran partikel tephra
, tipe dan derajat pelapukan, dan lain sebagainya. Perbedaan tekstur juga sangat dipengaruhi kendala dalam menganalisis
tekstur di laboratorium. Kendala yang dihadapi adalah sulit terdispersinya fraksi klei pada Andisol. Dalam penelitian ini sebagian contoh tanah terdispersi dengan
baik pada pH 3.5 dengan penambahan 0.1 N HCl dan ada juga yang tidak terdispersi. Warkentin et al 1988 mengemukakan bahwa tanah-tanah Andisol
sulit untuk didispersikan sehingga hasil analisis distribusi ukuran partikel tidak mencerminkan keadaan sebenarnya. Selain itu, menjadi hal umum terjadi
perbedaan hasil penentuan tekstur tanah di lapangan dengan di laboratorium karena mineral non kristalin sering menghambat dalam dispersi partikel mineral
Shoji et al, 1993b.
3.2.1.3 Kadar Mineral Fraksi Pasir dan Klei
Hipersten, labradorit, dan augit merupakan tiga mineral primer yang dominan di ketiga jenis penggunaan lahan yang diteliti. Ada beberapa mineral
yang ditemukan pada jenis penggunaan tertentu akan tetapi tidak ditemukan pada jenis penggunaan lahan yang lainnya. Kongkresi besi hanya ditemukan pada tanah
dengan jenis penggunaan lahan budidaya sayuran meskipun dari segi jumlah kuantitasnya kurang dari 1 atau sporadis. Hidrargilit dan gelas volkan hanya
ditemukan pada tanah di bawah tegakan hutan dan kebun teh. Turmalin hanya ditemukan pada pada tanah budidaya sayuran dan perkebunan teh, sebaliknya
olivin dan enstantit hanya ditemukan pada tanah hutan saja.
Berdasarkan hasil analisa XRD sebagian besar klei tanah menampilkan puncak yang tidak tajam yang menunjukkan dominasi mineral amorf. Selain
alofan, beberapa mineral lain yang terdeteksi oleh sinar X seperti mineral
kristobalit yang muncul dengan intensitas 100 pada setiap profil di semua penggunaan lahannya. Namun pada beberapa profil juga terdapat beberapa profil
tanah yang sudah menunjukkan arah perkembangan pada tahap senil tua. Hal tersebut ditandai dengan terdeteksinya mineral metahaloisit dan haloisit hidrat.
Dengan demikian adanya perbedaan pada mineral pasir dan mineral klei tidak selaras dengan penggunaan lahan.
3.2.1.4 Klasifikasi Tanah
Klasifikasi tanah merupakan cerminan dari sifat morfologi, fisik, kimia, mineral serta lingkungan pembentuknya. Perubahan penggunaan lahan di daerah
lokasi penelitian tidak sampai mengubah klasifikasi tanah pada kategori ordo. Proses pengelolaan tanah di lokasi penelitian hanya sebatas lapisan olah tanah
saja. Adapun proses pengelolaannya meliputi penggemburan tanah melaui pencangkulan, pemupukan, dan penyiangan. Bila ada tindakan pembuatan teras
tanpa memperhatikan aspek konservasi dengan cara mengikis habis lapisan permukaan terutama horison A kemungkinan akan mengubah klasifikasi
tanahnya. Oleh karena itu, semua tanah yang diteliti memenuhi syarat untuk diklasifikasikan ke dalam taksa Andisol. ketiga jenis penggunaan lahan memiliki
kesamaan hingga tingkat great group yaitu termasuk ke dalam great group Hapludands. Implikasi dari adanya perbedaan kondisi morfologi tanah profil yang
diteliti mengarah kepada perbedaan klasifikasi tanah pada kategori subgroup yaitu kategori subgrup Typic, Ultic, dan Thaptic. Selain itu, adanya penimbunan klei
yang secara kuantitas menenuhi syarat sebagai horison argilik juga menimbulkan perbedaan pada kategori subgroup yaitu termasuk ke dalam subgrup Ultic.
Perbedaan klasifikasi ini terjadi akibat faktor pembentuk tanah setempat in situ. 3.2.2 Perbedaan Karakteristik Tanah Akibat Perubahan Penggunaan Lahan
Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa pada awalnya penggunaan lahan seluruh lokasi penelitian adalah hutan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini tanah
di bawah tegakan hutan digunakan sebagai acuan karakteristik tanah pada penggunaan lahan budidaya perkebunan teh dan sayuran terlepas dari adanya
perbedaan karakteristik yang memang merupakan perbedaan warisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan karakteristik yang terjadi pada tanah
Andisol dengan pengelolaan tanah sedang dan intensif terjadi hanya pada horison A. Hal ini terjadi akibat kegiatan pengolahan terjadi pada horison A permukaan
sehingga efek dari pengolahan tersebut tentunya berdampak langsung pada horison A.
3.2.2.1 Sifat Morfologi
Warna tanah menunjukkan perubahan warna dari hitam menjadi coklat hingga coklat kekuningan yaitu pada tanah di bawah tegakan hutan sekunder
berwarna lebih gelap 10YR 21 dibandingkan dengan tanah pada lahan budidaya sayur dan tanah di perkebunan teh 10YR 33 – 10YR 46. Secara umum warna