tanah sangat erat kaitannya dengan kadar bahan organik, reaksi redoks dalam tanah, serta proses pencucian klei. Warna gelap pada tanah di bawah tegakan
hutan sekunder menandakan kadar bahan organik yang tinggi terutama pada lapisan permukaan tanah. Sementara itu, pada tanah-tanah di lahan sayur dan
perkebunan teh memiliki warna yang lebih terang dan warna tersebut cenderung merata untuk sebagian profil. Hal ini karena berkurangnya bahan organik pada
tanah perkebunan teh dan budidaya sayuran. Dengan demikian semakin intensif penggunaan lahan maka warna tanah semakin terang.
3.2.2.2 Sifat Fisik
Bobot isi tanah pada horison A menunjukkan sedikit perubahan yaitu yang paling rendah terdapat pada tanah di bawah tegakan hutan sekunder sedangkan
pada tanah di lahan budidaya dan perkebunan teh nilai bobot isinya relatif sama dan nilainya sedikit lebih tinggi daripada tanah di bawah tegakan hutan sekunder.
Rendahnya nilai bobot isi tanah di bawah tegakan hutan sekunder erat hubungannya dengan kadar bahan organik yang masih tinggi serta agregasi tanah
atau porositas yang baik dibandingkan dengan di kedua jenis penggunaan lahan lainnya. Kisaran nilai bobot isi tanah pada tiga jenis penggunaan lahan dapat
dilihat pada Gambar 21.
Menurut Blank dan Fosberg 1989 bobot isi tanah sangat sensitif terhadap dampak dari pengolahan tanah. Sistem pengolahan tanah yang menyebabkan
penurunan bahan organik tanah, mengakibatkan berkurangnya agregasi dan ruang pori tanah sehingga meningkatkan bobot isi tanah. Penyebab meningkatnya bobot
isi tanah ini juga dapat diakibatkan adanya kegiatan pemanenan pada lahan perkebunan teh yang secara mekanis menyebabkan pemadatan. Dengan demikian
untuk mempertahankan bobot isi adalah dengan menambahkan bahan organik tanah.
Ket: H= hutan sekunder, S= lahan budidaya sayuran, T= lahan perkebunan teh
Gambar 21. Sebaran nilai bobot isi tanah dan Intensitas kering tak balik tanah Selain bobot isi, sifat fisik lain yang penting pada Andisol ialah intensitas
kering tak balik yang direpresentasikan dalam nilai Z. Grafik kisaran nilai Z menunjukkan nilai intensitas kering tak balik dapat dilihat pada Gambar 21.
0.2 0.4
0.6 0.8
1
H T
S
g r
cm
3
Bobot Isi
10 20
30 40
50 60
H T
S
Intensitas Kering Tak Balik Nilai Z