Tujuan Penelitian Perubahan Karakteristik Andisol Akibat Perubahan Penggunaan Lahan Identifikasi Dan Upaya Penanggulangan

2.4 Prosedur Penelitian 2.4.1 Persiapan Persiapan dilakukan untuk menentukan lokasi penelitian yang tepat. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data sekunder yang mendukung penelitian di lapang serta prasurvei lapang. Data sekunder yang dikumpulkan dan dipelajari terdiri dari informasi sejarah penggunaan lahan dari berbagai sumber, data iklim, peta tanah, dan peta geologi. Kegiatan prasurvei dilakukan untuk memilih lokasi yang representatif untuk pembuatan profil dan pengambilan contoh tanah dengan mempertimbangkan hal-hal yang ceteris paribus.

2.4.2 Penelitian Lapang

Penelitian lapang meliputi pengamatan deskripsi profil tanah. Profil tanah dibuat sedalam 2 m, lebar 1 m, dan panjang 1,5 m. Pengamatan profil dan pengambilan contoh tanah setiap horison profil mengacu kepada Soil Survey Staff 1993. Contoh tanah yang diambil terdiri dari contoh tanah utuh dan terganggu.

2.4.3 Analisis Contoh Tanah

Analisis contoh tanah baik fisik, kimia, dan mineral dilakukan untuk keperluan klasifikasi serta penilaian sifat-sifat tanah dalam kaitannya dengan kualitas tanah. Khususnya Andisol, terdapat beberapa analisis contoh tanah guna menentukan sifat andik sebagai penentu klasifikasi Andisol. Analisis tersebut meliputi pengukuran bobot isi yang mensyaratkan Andisol memiliki bobot isi 0.90 gcm, jumlah Al+12Fe dengan ekstrak oksalat setara 2 atau lebih, dan kemampuan retensi fosfat lebih dari 85. Selain itu, dilakukan pengukuran pH pada 1N sodium fluorida NaF sebagai indikator Soil Survey Staff, 2010. Tabel 1. Analisis sifat fisik, kimia, dan mineral tanah Jenis analisis Parameter Metode Sifat fisik 1. Bobot isi Gravimetri 2. Kadar air kapasitas lapang Gravimetri 3. Tekstur Pipet 4. Sifat smeary pH NaF 1 N Soil Survey Staff, 2010 5. Intensitas kering tak balik Gravimetri Sifat kimia 1. pH H 2 O KCl 1:1 pH meter 2. C-organik Walkley and Black 3. Retensi fosfat Blackmore et al, 1981 4. KTK dan basa-basa dapat ditukar NH4OAc 1 N pH 7 5. N-total Kjeldahl 6. P-total HCl 25, pengukuran spektrofotometer 7. K-total HCl 25, pengukuran flamephotometer Mineral klei 1. Mineral amorf kuantitatif Selective dissolution Blackmore et al, 1981 dan pasir 2. Mineral klei kualitatif XRD 3. Mineral Pasir kuantitatif Hitungan 100 butir dengan mikroskop polarisasi Penentuan kadar mineral klei amorf juga dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan analisa X-ray untuk mendukung analisis yang dilakukan secara kuantitatif dengan metode Selective Dissolution Blackmore et al, 1981. Analisis contoh tanah yang dilakukan untuk penilaian sifat-sifat tanah dalam kaitannya dengan kualitas tanah meliputi pH, kadar nitrogen, fosfat, kalium, dan C-organik. Jenis, parameter, dan metode analisis tanah disajikan pada Tabel 1.

2.4.3.1 Analisis Intensitas Kering Tak Balik

Intensitas kering tak balik menunjukkan seberapa besar kondisi tanah yang telah berada dalam keadaan kering tak balik. Keadaan kering tak balik ini umumnya terjadi pada tanah-tanah yang mengandung mineral amorf salah satunya pada Andisol. Untuk menduga intensitas kering tak balik dilakukan dengan cara menetapkan kadar air tanah dalam keadaan kapasitas lapang sebelum dikeringkan dalam oven 105 o , kemudian menetapkan kadar air tanah kering oven 105 o setelah dibasahi kembali hingga keadaan kapasitas lapang. Intensitas kering tak balik tanah Andisol direpresentasikan dalam selisih nilai antara persentase kadar air pada kapasitas lapang sebelum pengeringan dengan kadar air tanah pada kapasitas lapang setelah mengalami pengeringan. Secara singkat persamaannya adalah sebagai berikut : Z = X-Y dimana, Z = Intensitas kering tak balik X = Kadar air tanah pada keadaan kapasitas lapang sebelum kering oven 105 o C Y = Kadar air tanah pada keadaan kapasitas lapang setelah kering oven 105 o C.

2.4.3.2 Pendugaan Muatan Variabel

Untuk menduga muatan muatan variabel tanah dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menghitung ∆KTK tanah. ∆KTK tanah merupakan hasil dari pengurangan nilai KTK NH 4 OAc pH 7 oleh nilai KTK efektif. Nilai KTK NH 4 OAc menggambarkan nilai KTK total tanah, sementara nilai KTK efektif menggambarkan nilai KTK muatan tetap. Sehingga selisih dari hasil pengurangan tersebut menggambarkan nilai KTK dengan muatan variabel. Secara singkat persamaannya adalah sebagai berikut : ∆KTK = KTK NH 4 OAc – KTK efektif dimana, ∆KTK = KTK muatan variabel KTK NH 4 OAc = KTK total KTK efektif = KTK muatan tetap