Sifat Kimia Tanah pada Penggunaan Lahan Perkebunan Teh Kemasaman Tanah
Gambar 12. Kadar N-total tanah di lahan perkebunan teh menurut kedalaman Data menunjukkan bahwa kadar N-total pada tanah ini berkisar antara 0.1-
0.59 Tabel lampiran 12 dan Gambar 12. N-total tampaknya memiliki tren yang sama dengan kadar karbon organik. Semakin tinggi nilai N-total maka semakin
tinggi pula tanah tersebut dalam menyediakan nitrogen. Sementara itu, nilai rasio CN berkisar antara 7-14 meskipun pada horison Ab pada profil T-2 memiliki
nilai 20. Rendahnya nilai CN rasio tersebut menunjukkan bahwa bahan organik yang berada dalam tanah sudah menjadi humus yang relatif stabil di dalam tanah.
Kapasitas Tukar Kation dan Basa-Basa Dapat Ditukar
Nilai KTK pada tanah di lahan perkebunan teh memiliki nilai yang relatif beragam Tabel 10. Pada profil T-1 mempunyai nilai KTK berkisar antara 21.58-
29.70 cmolkg, pada profil T-2 dan T-3 berkisar antara 21.78-29.31 cmolkg dan 23.17-29.70 cmolkg. Nilai KTK rendah pada horison A dan meningkat seiring
dengan bertambahnya kedalaman tanah. Rendahnya nilai KTK pada horison A akibat adanya sejumlah mineral amorf yang inakif akibat terjadinya kondisi kering
tak balik. Sementara itu, nilai KTK efektif pada tanah di lahan perkebunan teh berkisar antara 6.41-1.68 cmolkg sedangkan tren nilai KTK efektif relatif tidak
beraturan pada tiap profilnya.
Nilai ∆KTK umumnya rendah pada horison A. Hal ini akibat adanya kondisi kering tak balik yang menyebabkan muatan variabel menjadi lebih rendah.
Profil T-3 memiliki nilai ∆KTK yang nilainya relatif sama antara horison A dengan horison di bawahnya. Hal ini berkaitan dengan nilai intensitas kering tak
balik yang memiliki pola yang sama dengan nilai ∆KTK.
Data mengenai basa-basa dapat ditukar pada tanah di lahan perkebunan teh disajikan pada Tabel 10. Kadar basa dapat ditukar pada ketiga profil menunjukkan
sebaran nilai yang relatif seragam pada setiap jenis basanya. Kadar Ca-dd pada ketiga profil berkisar antara 4.91-1.22cmolkg, kadar Mg-dd berkisar antara 0.57-
0.16 cmol
c
kg. Sementara itu, untuk kadar K-dd dan Na-dd pada profil T-1 dan T- 2 relatif seragam, sedangkan pada profil T-3 lebih tinggi dari kedua profil
sebelumnya. kadar K-dd pada profil T-1 dan T-2 berkisar antara 0.16-0.04 cmol
c
kg sedangkan pada profil T-3 berkisar antara 0.4-1.06 cmol
c
kg. Nilai Na- dd pada profil T-1 dan T-2 berkisar antara 0.18-0.09 cmol
c
kg, sedangkan pada profil T-3 berkisar antara 0.55- 0.21cmol
c
kg. ∆KTK pada semua profil berkisar 18.32-27.63 dengan tren meningkat seiring dengan bertambahnya kedalaman
tanah. Hal ini akibat terjadinya intensitas kering tak balik pada sebagian tanah terutama di horison A Gambar 27.
Tabel 10. Kadar basa-basa, kapasitas tukar kation, dan kejenuhan basa pada tanah di lahan perkebunan teh
Kedalaman Basa-basa dapat ditukar
jumlah KTK
KTK Delta
Kejenuhan No.
Horison cm
Ca Mg
K Na
Basa Efektif
KTK Basa
…………………………….. cmol
c
kg ……...
……… ……...
1 Profil T-1
A 0-30
2.40 0.32
0.16 0.18
3.05 21.58
3.26 18.32
14.15 Bt1
30-63 2.56
0.43 0.08
0.13 3.20
29.70 3.41
26.29 10.76
Bt2 63-110
3.43 0.50
0.05 0.12
4.10 27.03
4.14 22.89
15.18 BC
110-146 3.86
0.41 0.07
0.16 4.50
26.33 4.63
21.7 17.10
C 146-200
- -
- -
- -
- -
- 2
Profil T-2
Ap 0-25
2.08 0.21
0.10 0.21
2.59 21.78
3.05 18.73
11.90 AB
25-50 1.54
0.16 0.05
0.13 1.88
25.54 2.30
23.24 7.37
Bt1 50-96
2.32 0.29
0.04 0.12
2.77 26.33
2.81 23.52
10.53 Bt2
96-126 1.22
0.17 0.04
0.09 1.51
29.31 1.68
27.63 5.16
BC 126-165
1.33 0.20
0.04 0.12
1.69 28.31
1.77 26.54
5.98 Ab
165-200 1.80
0.16 0.05
0.14 2.15
23.76 2.23
21.53 9.06
3 Profil T-3
Ap 0-25
1.50 0.16
0.39 0.29
2.33 23.17
2.54 20.63
10.08 Bt
25-58 2.75
0.17 0.36
0.31 3.60
25.54 4.14
21.4 14.09
BC 58-105
4.91 0.57
0.32 0.44
6.24 28.12
6.41 21.71
22.20 C
105-145 -
- -
- -
- -
- -
Ab 145-190
2.44 0.33
0.06 0.21
3.04 28.91
3.12 25.79
10.51
Bila dilihat sebaran nilai basa-basanya, sebaran nilai Ca-dd, Mg-dd, dan Na-dd relatif tidak jauh berbeda pada setiap horisonnya. Sedangkan untuk sebaran
nilai K-dd menurun seiring dengan bertambahnya kedalaman tanah. Urutan nilai basa-basa dapat ditukar dari mulai yang paling tinggi antara lain CaMgNaK.
Secara umum kadar basa-basa Mg, K, dan Na nilainya 0.60 cmolkg sedangkan nilai Ca 1.00 cmol
c
kg. P dan K Total, Retensi fosfat, dan Selective dissolution
Nilai P-total ekstrak HCl 25 nilainya hampir sebanding atau tidak memiliki selang variasi nilai yang lebar Tabel Lampiran 6. Profil T-1 kadar P-
totalnya berkisar antara 302-331 mgkg, profil T-2 berkisar antara 352-463 mgkg, dan 262-280 mgkg untuk profil T-3. Nilai P total ketiga profil berkisar antara
262-463 mgkg. Profil T-3 dijumpai nilai P total 300 mgkg, sedangkan profil T- 1 dan T-2 dijumpai nilai P total 300 mgkg. Bila secara rata-rata diurutkan dari
nilai paling tinggi adalah profil T2 T1 T3.
Berbeda halnya dengan nilai Nilai P-total, Nilai K-total ekstrak HCl pada tanah di lahan perkebunan teh nilainya 150 mgkg. Selain itu, sebaran nilainya
cenderung menurun seiring dengan bertambahnya kedalaman tanah Tabel
Lampiran 14. Kadar K total pada profil T-1 dan T2 memiliki nilai 100 mgkg, sedangkan profil T-3 memiliki nilai 100 mgkg, meskipun terdapat nilai 100
mgkg pada horison Ab.
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel Lampiran 14, nilai retensi fosfat pada tanah di lahan pekebunan teh tergolong sangat tinggi 94-98. Hal
ini menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki kemampuan untuk mengikat P dalam bentuk tidak tersedia bagi tanaman cukup tinggi. Tingginya retensi fosfat
tersebut merupakan salah satu indikator yang menunjukkan bahwa tanah memiliki kekurangan unsur P tersedia bagi tanaman.
Data hasil analisis Al, Fe, dan Si dengan menggunakan ekstrak asam oksalat selective dissolution tanah pada lahan perkebunan teh disajikan pada
Tabel Lampiran 14. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa ketiga profil tersebut memiliki Al Al
o
, Fe Fe
o
, dan Si Si
o
yang tinggi. Secara berturut-turut nilai Al
o
, Fe
o
, dan Si
o
ketiga profil berkisar antara 2.28-3.85, 1.43-1.93, dan 1.83- 3.44. Kadar alofan berdasarkan pendekatan kadar Si
o
x 7.1 Parfitt dan Henmi, 1982 berada pada kisaran 13-24. Jumlah alofan tersebut meningkat seiring
dengan bertambahnya kedalaman tanah. Menurut Arifin 1994, akumulasi bahan organik yang tinggi pada tanah
Andisol dapat menekan pembentukan short range order minerals alofan, imogolit, dan ferihidrit dengan terbentuknya senyawa ikatan kompleks Al- dan
Fe-humus. Kadar short ordered minerals horison permukaan umumnya lebih rendah dibandingkan horison di bawahnya Gambar 13.
Gambar 13. Hubungan Alofan vs C-organik