dengan daya jerap Andisol terhadap unsur P akibat tingginya bahan amorf. Tingginya jerapan P oleh Andisol menjadi masalah tersendiri dalam usaha
pertanian di tanah Andisol karena seberapa besar pemberian pupuk P dalam tanah akan diikat oleh tanah itu sendiri sehingga P untuk tanaman sangat rendah.
3.2.4 Konsekuensi Perubahan Karakteristik Tanah
Karakteristik utama Andisol yang berubah akibat perubahan penggunaan lahan yaitu terjadinya kondisi kering tak balik dan kehilangan bahan organik pada
horison A. Terjadinya perubahan pada dua karakteristik tersebut memberikan konsekuensi pada karakteristik tanah yang lain. Konsekuensi terjadinya perubahan
karakteristik tanah tersebut antara lain berkurangnya kemampuan tanah dalam menukar kation KTK. KTK tanah memegang peranan penting dalam
menentukan tingkat kesuburan tanah. Semakin tinggi nilai KTK suatu tanah maka kation-kation yang sudah dijerap oleh koloid-koloid semakin sukar tercuci oleh air
gravitasi tetapi dapat diganti oleh kation lain yang terdapat dalam larutan tanah. Terjadinya kondisi kering tak balik pada Andisol menyebabkan muatan-muatan
negatif pada permukaan mineral amorf menjadi inaktif sehingga muatan-muatan yang masih aktifnya menjadi berkurang. Sementara itu, adanya kehilangan bahan
organik turut menambah berkurangnya kapasitas tukar kation tanah menjadi rendah.
Konsekuensi selanjutnya adalah berkurangnya daya retensi air. Ketersediaan air tanah bagi tanaman sangat tergantung dari kemampuan tanah
tersebut dalam meretensi air. Ketersediaan air dalam tanah memegang peranan penting bagi pertumbuhan tanaman. Terjadinya kondisi kering tak balik dan
kehilangan bahan organik mengakibatkan semakin berkurangnya daya retensi air. Sehingga dengan adanya kondisi tersebut menyebabkan metabolisme
pertumbuhan tanaman dapat terganggu. Kehilangan bahan organik tanah tidak hanya berpengaruh terhadap sifat kimia tanahnya saja akan tetapi juga
berpengaruh terhadap sifat fisik dan biologi tanahnya.
Bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung produktivitas tanaman. Menurunnya kadar bahan organik
tanah akan menurunkan kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas tanaman. Semua hal tersebut merupakan konsekuensi dari perubahan karakteristik
tanah yang terjadi sehingga menjadi faktor pembatas dalam usaha pertanian. Adanya faktor pembatas tersebut mengharuskan setiap usaha pertanian
memerlukan input dalam proses pengelolaannya. Apabila faktor pembatas tersebut dibiarkan maka akan timbul kerusakan tanah serta timbul kondisi yang tidak
efisien baik itu dari segi pengelolaan maupun dari segi hasil yang didapatkan. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan tanah dalam mendukung produktivitas
tanaman maka diperlukan adanya upaya pencegahan dan penanggulangan yang bertujuan untuk mewujudkan usaha pertanian yang berkelanjutan.
3.2.5 Upaya Penanggulangan 3.2.5.1 Penambahan Bahan Organik
Merujuk hasil dari pembahasan, bahwa kehilangan bahan organik di horison A menjadi penyebab utama perbedaan karakteristik pada Andisol yang
digunakan. Kehilangan bahan organik paling tinggi terjadi terutama pada lahan sayuran disusul oleh lahan perkebunan teh bila dibandingkan dengan kandungan
bahan organik pada lahan hutan sekunder. Tabel menunjukkan bahwa lahan pada budidaya sayuran kehilangan C-organik sebesar 4.40 sedangkan lahan
perkebunan teh kehilangan C-organik sebesar 3.85. Hal tersebut menunjukkan bahwa kehilangan bahan organik sangat intensif terjadi pada lahan budidaya
sayuran. Tabel 20. Kadar bahan organik pada masing-masing penggunaan lahan
Hutan sekunder Perkebunan Teh
Budidaya sayuran Rata-rata
9.06 5.20
4.66 Kehilangan
- 3.85
4.40 Penambahan bahan organik dalam hal ini adalah upaya mempertahankan
sifat Andisol yang secara alamiah memiliki kandungan bahan organik yang tinggi. Dalam kasus ini merujuk pada kadar alami bahan organik tanah Andisol setempat
yaitu berdasarkan kadar bahan organik Andisol di lahan di bawah tegakan hutan sekunder. Adapun untuk menghitung seberapa besar bahan organik perhektar
yang perlu ditambahkan digunakan rumus sebagai berikut:
TC = Corg x bt x 1.724 Keterangan :
TC = Total bahan organik tanah yang perlu ditambahkan kgha
Corg = Kadar C-organik tanah yang kurang bt
= Bobot tanah 1 Ha kedalaman 20 cm kg 1.724 = Nilai faktor konversi C-organik ke bahan organik
Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan bahan organik tanah yang perlu ditambahkan sebesar 836 kgha pada lahan perkebunan teh sedangkan pada lahan
budidaya sayuran bahan organik tanah yang perlu ditambahkan sebesar 940 kgha. Hasil tersebut mengacu pada status C-organik Andisol di bawah tegakan hutan
sekunder. Hasil perhitungan selengkapnya disajikan pada Tabel 21.
Tabel 21. Dosis bahan organik yang perlu ditambahkan pada perkebunan teh dan lahan budidaya sayuran
Perkebunan Teh Budidaya sayuran
C-organik 3.85
4.40 BI gcm
3
0.63 0.62
bt kg 12600
12400 TC kgha
836 940