2 METODE
Penelitian ini bersifat ex post facto dengan cara membandingkan kondisi morfologi, fisik, kimia, dan mineral Andisol pada tiga penggunaan lahan dengan
intensitas pengelolaan berbeda tanpa pengelolaan, pengelolaan sedang, dan intensif. Penelitian dilakukan pada 3 lokasi, yaitu 1 pada Andisol dengan
penggunaan lahan hutan alam sekunder yang mencerminkan lahan tanpa pengelolaan, 2 Andisol dengan penggunaan lahan perkebunan teh yang
mencerminkan lahan dengan intensitas pengelolaan sedang, dan 3 Andisol dengan penggunaan lahan tanaman semusim yang mencerminkan lahan dengan
pengelolaan intensif. Perbedaan karakteristik yang dijumpai selanjutnya dihubungkan dengan cara pengelolaan penggunaan lahannya untuk mencari tahu
proses apa saja yang menyebabkan terjadinya perbedaan karakteristik Andisol, sehingga dapat ditentukan cara pengelolaan lahan yang tepat guna menjaga
kelestarian sifat Andisol yang secara edafologis menguntungkan bagi usaha pertanian.
2.1 Waktu dan Tempat
Penelitian lapang dilakukan selama 2 minggu pada bulan September 2014 dan analisis contoh tanah dilakukan pada bulan Oktober 2014-Juni 2015. Lokasi
penelitian berada di lereng sebelah timur laut Gunung Gede. Analisis contoh tanah dilakukan di laboratorium tanah Departemen Ilmu tanah dan Sumberdaya Lahan
IPB, Balai Penelitian Tanah Bogor, dan di Pusat Penelitian Geologi Kelautan PPGL Bandung.
2.2 Bahan
Bahan penelitian terdiri dari contoh tanah dan bahan kimia untuk analisis. Contoh tanah sebanyak 46 contoh tanah utuh dan terganggu yang diambil dari
setiap horison di 9 profil tanah pada tiga jenis penggunaan lahan yang sudah ditentukan.
2.3 Alat
Untuk analisis tanah di laboratorium peralatan yang digunakan adalah Atomic Absorption Spectrofotometer
AAS, Flame Photometer, dan X-ray Difraktometer
XRD.
2.4 Prosedur Penelitian 2.4.1 Persiapan
Persiapan dilakukan untuk menentukan lokasi penelitian yang tepat. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data sekunder yang mendukung penelitian di
lapang serta prasurvei lapang. Data sekunder yang dikumpulkan dan dipelajari terdiri dari informasi sejarah penggunaan lahan dari berbagai sumber, data iklim,
peta tanah, dan peta geologi. Kegiatan prasurvei dilakukan untuk memilih lokasi yang representatif untuk pembuatan profil dan pengambilan contoh tanah dengan
mempertimbangkan hal-hal yang ceteris paribus.
2.4.2 Penelitian Lapang
Penelitian lapang meliputi pengamatan deskripsi profil tanah. Profil tanah dibuat sedalam 2 m, lebar 1 m, dan panjang 1,5 m. Pengamatan profil dan
pengambilan contoh tanah setiap horison profil mengacu kepada Soil Survey Staff 1993. Contoh tanah yang diambil terdiri dari contoh tanah utuh dan terganggu.
2.4.3 Analisis Contoh Tanah
Analisis contoh tanah baik fisik, kimia, dan mineral dilakukan untuk keperluan klasifikasi serta penilaian sifat-sifat tanah dalam kaitannya dengan
kualitas tanah. Khususnya Andisol, terdapat beberapa analisis contoh tanah guna menentukan sifat andik sebagai penentu klasifikasi Andisol. Analisis tersebut
meliputi pengukuran bobot isi yang mensyaratkan Andisol memiliki bobot isi 0.90 gcm, jumlah Al+12Fe dengan ekstrak oksalat setara 2 atau lebih, dan
kemampuan retensi fosfat lebih dari 85. Selain itu, dilakukan pengukuran pH pada 1N sodium fluorida NaF sebagai indikator Soil Survey Staff, 2010.
Tabel 1. Analisis sifat fisik, kimia, dan mineral tanah
Jenis analisis Parameter
Metode
Sifat fisik 1. Bobot isi
Gravimetri 2. Kadar air kapasitas lapang
Gravimetri 3. Tekstur
Pipet 4. Sifat smeary
pH NaF 1 N Soil Survey Staff, 2010 5. Intensitas kering tak balik
Gravimetri Sifat kimia
1. pH H
2
O KCl 1:1 pH meter
2. C-organik Walkley and Black
3. Retensi fosfat Blackmore
et al, 1981 4. KTK dan basa-basa dapat ditukar
NH4OAc 1 N pH 7 5. N-total
Kjeldahl 6. P-total
HCl 25, pengukuran spektrofotometer 7. K-total
HCl 25, pengukuran flamephotometer Mineral klei
1. Mineral amorf kuantitatif Selective dissolution
Blackmore et al, 1981 dan pasir
2. Mineral klei kualitatif XRD
3. Mineral Pasir kuantitatif Hitungan 100 butir dengan mikroskop polarisasi