Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

risiko tersebut, sehingga menyebabkan kerugian yang besar. Salah satu aspek penting dalam identifikasi risiko adalah mendaftar risiko yang mungkin terjadi sebanyak mungkin. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi risiko, antara lain brainstorming, survei, wawancara, informasi historis, kelompok kerja, dan lain-lain. 2. Pengkajian risiko Setiap risiko yang sudah diidentifikasi dilakukan pengkajian, meliputi pengukuran risiko rantai pasok secara kuantitatif dan kualitatif, yaitu mengukur besarnya dampak kerugian yang mungkin muncul baik kerugian sosial atau ekonomi dan probabilitas terjadinya risiko tersebut. Dua metode utama untuk mengukur risiko rantai pasok adalah metode pengukuran risiko berdasarkan pendapat pakar dan metode pengukuran risiko secara statistik. 3. Keputusan dan Implementasi Tindakan Manajemen Risiko Tahap ini adalah tahap memilih metode manajemen yang akan digunakan untuk mencegah atau mengurangi risiko yang akan terjadi, baik secara parsial atau menyeluruh, sehingga mampu meminimalkan dampak terhadap pengoperasian rantai pasok. 4. Pengawasan Risiko Status sebuah risiko dapat berubah-ubah sesuai kondisi, sehingga faktor- faktor risiko harus dimonitor untuk mengetahui keefektifan respon yang telah dipilih dan mengidentifikasi adanya risiko yang baru maupun berubah dari kemungkinan dan konsekuensinya. Ketika suatu risiko terjadi, maka respon yang dipilih akan sesuai dan diimplementasikan secara efektif.

2.3. Penelitian Terdahulu

Santoso 2005 meneliti Rekayasa Model Manajemen Risiko Untuk Pengembangan Agroindustri Buah-Buahan Secara Berkelanjutan. Penelitian ini difokuskan pada rancang bangun sistem penunjang keputusan SPK manajemen risiko untuk pengembangan agroindustri berkelanjutan. Model analisis risiko pengadaan bahan baku, proses pengolahan dan pemasaran serta agregasi nilai risikonya secara berjenjang menggunakan fuzzy non-numeric multi criteria multi person decision making, dengan penilaian pakar secara independen. Model kelayakan usaha menggunakan metode analisis finansial dengan sumber pembiayaan konvensional dan pembiayaan syariah. Analisis risiko finansial menggunakan koefisien variasi, analisis sensitivitas dan teknik simulasi risiko. Model manajemen risiko menggunakan Analytical Hierarchy Process AHP, sedangkan rancangan pengendalian menggunakan metode Interpretative Structural Modeling ISM Hasil validasi SPK M-RISK dengan studi kasus agroindustri mangga yang dilakukan di Kabupaten Pasuruan Jawa Timur menunjukkan bahwa sari buah merupakan produk agroindustri mangga dengan prioritas tertinggi untuk dikembangkan dan prioritas berikutnya konsentrat. Pengembangan agroindustri mangga mempunyai risiko sedang. Risiko tertinggi dalam pengembangan agroindustri mangga terdapat pada aspek penggadaan bahan baku, sedangkan aspek pengolahan dan pemasaran mempunyai risiko sedang. Hasil analisis kelayakan dengan skenario mempertimbangkan risiko menunjukkan pembiayaan syariah relatif lebih dapat mengelola risiko untuk pengembangan usaha agroindustri mangga dibandingkan dengan skema pembiayaan konvensional. Hadiguna 2010 meneliti Perancangan Sistem Penunjang Keputusan Rantai Pasok dan Penilaian Risiko Mutu Pada Agroindustri Minyak Sawit Kasar. Penelitian bertujuan merumuskan cara penilaian risiko operasional, merumuskan model matematik manajemen panen-angkut-olah dan menghasilkan rancang bangun Sistem Penunjang Keputusan Decision Support System yang berfungsi untuk pengelolaan risiko penurunan mutu dan optimasi rantai pasok minyak sawit kasar. Penelitian ini menggunakan berbagai teknik antara lain penilaian risiko mutu menggunakan teknik Non-Numeric Multi- Expert Multi Criteria Decision Making ME-MCDM dengan agregasi penilaian menggunakan teknik Ordered Weighted Averaging OWA. Rekomendasi pengelolaan risiko menggunakan rule base. Prakiraan Tandan Buah Segar TBS dan penjualan minyak sawit kasar menggunakan teknik Autoregressive Integrated Moving Average ARIMA. Penelitian ini menghasilkan sebuah sistem penunjang keputusan yang berguna membantu pengambil keputusan dalam pengelolaan rantai pasok dan penilaian risiko mutu minyak sawit kasar. Pengelolaan risiko mutu setiap unit rantai pasok adalah penanganan di kebun adalah meminimumkan waktu angkut, mengevaluasi jumlah trip dan menjamin ketersediaan truk. Penanganan di pabrik adalah menjaga akurasi proses sortasi tandan buah segar dan menjamin penumpukan di loading ramp tidak memicu kerusakan tandan buah segar. Penanganan di pelabuhan adalah meningkatkan pengawasan pemuatan dan pembongkaran minyak sawit kasar dan perawatan tangki timbun dengan baik. Santoso dan Marimin 2001 melakukan penelitian mengenai Penentuan Produk Olahan Apel Unggulan Menggunakan Teknik Fuzzy Non Numeric Dan Analisis Struktur Serta Pola Pembinaan Kelembagaannya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan produk agroindustri berbasis apel unggulan di Malang, Jawa Timur dengan menggunakan pendekatan fuzzy non numeric, memberikan rekomendasi kelembagaan yang mendukung pengembangan agroindustri olahan apel unggulan dengan menganalisis struktur dan pola pembinaannya. Hasil penelitian menunjukkan pemilihan produk olahan apel unggulan di Malang, Jawa Timur dengan pendekatan fuzzy non numeric menghasilkan dodol apel sebagai produk unggulan dengan kategori tinggi T, sari buah dan keripik apel terkategori sedang M, sedang produk lainnya terkategori rendah R. Struktur kelembagaan pengembangan agroindustri olahan apel unggulan dengan teknik ISM menunjukkan elemen pengusaha kecil dan menengah merupakan elemen kunci, dan bersama elemen koperasi dan perguruan tinggi tergolong sektor IV yang memilki power driver sangat besar dan tingkat ketergantungan yang relatif kecil. Lestari 2009 melakukan penelitian mengenai Manajemen Risiko Dalam Usaha Pembenihan Udang Vannamei Litopenaeus vannamei, studi kasus di PT. Suri Tani Pemuka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko operasional dan risiko pasar yang dihadapi oleh PT. Suri Tani Pemuka, menganalisis tingkat dan dampak risiko yang disebabkan oleh sumber-sumber risiko pada kegiatan pembenihan udang Vannamei terhadap PT. Suri Tani Pemuka, dan menganalisis strategi penanganan risiko yang dilakukan oleh PT. Suri Tani untuk mengendalikan risiko dalam kegiatan pembenihan udang Vannamei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sumber-sumber risiko yang ada di PT. Suri Tani Pemuka dalam kegiatan pembenihan udang vannamei dapat diklasifikasikan ke dalam empat 4 kuadran risiko berdasarkan tingkat kemungkinan terjdinya dan dampak yang ditimbulkan oleh risiko tersebut. Sumber risiko yang dianggap oleh PT. Suri Tani Pemuka memiliki kemungkinan terjadinya besar dan dampak yang ditimbulkan jika risiko tersebut terjadi juga besar adalah risiko timbulnya penyakit dan risiko yang terjadi akibat tingginya tingkat mortalitas benih udang vannamei.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Tanaman akar wangi merupakan komoditi unggulan yang sedang berkembang di Kabupaten Garut. Pengembangan budidaya akar wangi menjadi salah satu alternatif dalam pembangunan sektor pertanian di wilayah tersebut. Nilai ekonomis tanaman akar wangi terletak pada akarnya yaitu sebagai bahan baku penghasil minyak atsiri. Minyak akar wangi merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang masih memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan, karena merupakan komoditi ekspor Indonesia yang memiliki pangsa pasar tingkat dunia. Mutu dan kuantitas minyak akar wangi bergantung dari keadaan tanaman akar wangi itu sendiri dan cara pembudidayaan yang dilakukan oleh petani. Pengelolaan rantai pasok minyak akar wangi harus memiliki kerjasama perdagangan di antara lima stakeholder yang terlibat, yaitu petani sebagai produsen bahan baku, penyuling sebagai pengolah minyak akar wangi, koperasi atau badan swasta sebagai penampung minyak akar wangi dari penyuling, eksportir yang membeli minyak akar wangi dari koperasi atau badan swasta yang kemudian akan menjualnya kepada pemakai akhir diluar negeri Indrawanto, 2009. Integrasi harus dicapai untuk seluruh mata rantai pengadaan produk minyak akar wangi, mulai dari hulu sampai hilir. Petani sebagai pemasok bahan baku akar wangi, memiliki peran yang sangat penting di hulu. Untuk memenuhi pasokan bahan baku bermutu dan berkesinambungan maka, para petani akar wangi dihadapkan pada berbagai risiko. Salah satu risiko yang dihadapi oleh petani akar wangi adalah risiko operasional dalam budidaya akar wangi. Risiko operasional yang dikaji dalam penelitian ini mencakup risiko yang berada dalam input, proses dan output. Risiko dalam budidaya akar wangi sangat penting untuk dianalisis agar risiko penurunan kuantitas dan mutu dari bahan baku akar wangi sebagai penghasil minyak atsiri dapat diminimalisir. Dengan