Penilaian Risiko Operasional Budidaya Akar Wangi

Petani jarang melakukan kelalaian dalam pemberian pupuk, karena akan mengurangi rendemen minyak akar wangi yang dihasilkan. Menanam akar wangi tidak sulit, sehingga petani mudah dalam menanamnya dan tidak perlu keterampilan khusus. Penanaman akar wangi telah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Garut sehingga petani umumnya tahu cara bertani akar wangi. Kekurangan pupuk dalam penanaman akar wangi jarang ditemukan karena pemupukan akar wangi tidak sulit dan dapat menggunakan pupuk organik atau non organik kecuali pupuk Urea. Mutu bibit yang buruk tidak akan terjadi jika berasal dari tanaman yang ditanam sebelumnya. Petani biasanya tidak pernah membeli bibit, jika ingin melakukan penanaman selanjutnya, karena penanaman kembali akar wangi berasal dari bonggolnya. Petani hanya membeli bibit di awal atau untuk memperluas kebunnya. Sedangkan untuk peralatan dalam budidaya akar wangi tidak menggunakan alat yang sulit, hanya menggunakan peralatan tani pada umumnya, sehingga masalah kekurangan peralatan budidaya jarang terjadi. Risiko-risiko yang ada di kuadran IV dapat diabaikan, karena jarang terjadi dan dampaknya juga tidak terlalu berpengaruh pada tanaman akar wangi.

4.2.3 Penilaian Risiko Operasional Budidaya Akar Wangi

Penilaian risiko mengacu pada ukuran frekuensi risiko dan ukuran dampak risiko yang akan ditimbulkan bila risiko benar-benar terjadi. Perhitungan dilakukan dengan metode pengambilan keputusan berkelompok secara bebas dengan teknik agregasi OWA. Penilaian didasarkan pada hasil penilaian risiko operasional budidaya akar wangi yang dilakukan oleh tiga 3 orang petani yang ahli dalam budidaya akar wangi. Hasil penilaian dapat dilihat pada Lampiran 6. Negasi bobot kriteria dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Negasi bobot untuk kriteria Neg ST = SR Neg T = R Neg S = S Neg R = T Neg SR = ST Dengan menggunakan rumus 1 diperoleh : Pinput 1 = Min [Neg R V S, Neg T V T, Neg R V S, NegR V S, Neg R V S, Neg T V T, Neg SR V S, NegSR VS] = Min [T V S, R V T, T V S, T V S, T V S, R V T, ST V S, ST V S] = Min [T, T, T, T, T, T, ST, ST] = T Pproses 1 = Min [Neg R V S, Neg T V T, Neg S V T, Neg S V T] = Min [T V S, R V T, S V T, S V T] = Min [T, T, T, T] = T Poutput 1 = Min [Neg T V T] = Min [R V T] = Min [T] = T Kemudian dilakukan dengan cara yang sama sampai diperoleh hasil seperti yang terlihat pada Tabel 11. Tabel 11. Perhitungan nilai risiko dari setiap faktor Risiko Operasional Pakarahli 1 2 3 Input T S S Proses T T S Output T T T Selanjutnya perhitungan untuk penentuan bobot nilai pengambil keputusan dilakukan dengan rumus 2, dengan r = 3 dan q = 5, maka : Q 1 = Int [1 + 143] = 2 = R Q 2 = Int [1 + 243] = 4 = T Q 3 = Int [1 + 343] = 5 = ST Kemudian menghitung nilai gabungan dari seluruh nilai para ahli dengan menggunakan metode OWA dengan rumus 3. P input = Max [R Λ T, T Λ S, ST Λ S] = Max [R, S, S] = S Proses perhitungan dengan menggunakan rumus 1, 2, dan 3 dilakukan terus menerus sampai diperoleh agregasi total sebagai nilai risiko operasional budidaya akar wangi. Proses perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 7. Perhitungan penilaian risiko dapat mengunakan software Excel 2007 untuk mempermudah perhitungan, perhitungan tersebut dapat dilihat pada pada Lampiran 8. Gambar 9 menunjukkan hasil analisis risiko operasional budidaya akar wangi. Nilai risiko operasional budidaya akar wangi didapatkan dari hasil agregasi nilai risiko yang terkait dengan input, proses dan output. Hasil Kekurangan pasokan bibit. Kekurangan pupuk. Cuaca Petani kurang terampil memelihara tanaman. Petani tidak menerapkan budidaya yang sesuai GAP. Informasi budidaya yang baik masih kurang. Petani kurang memahami cara penanaman yang baik. Kelalaian dalam pemeliharaan penyiangan. Kelalaian saat panen. Kekurangan peralatan dalam budidaya. Kelalaian pemberian pupuk. Mutu bibit buruk. Risiko Input Sedang 3 Risiko Output Tinggi 4 Risiko Proses Tinggi 4 Risiko Operasional Budidaya Akar Wangi : Tinggi 4 Memanen lebih dini. Gambar 9. Pohon keputusan analisis risiko operasional budidaya akar wangi perhitungan agregasi menunjukkan bahwa tingkat risiko operasional pada budidaya akar wangi adalah tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa risiko operasional yang ada pada budidaya akar wangi harus dikelola dengan baik, agar akar wangi yang dihasilkan dapat memiliki rendemen minyak yang bermutu.

4.2.4 Rekomendasi Pengelolaan Risiko Menggunakan Basis Aturan