Menurut Kountur 2004, Risiko dapat dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu :
1. Sudut pandang manajer perusahaan
Bagi para manajer perusahaan atau orang-orang yang berkecimpung di dunia bisnis, risiko sering dibedakan ke dalam dua 2 kelompok, yaitu :
a. Risiko spekulatif
Risiko spekulatif adalah risiko yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan dua 2 kemungkinan, yakni kemungkinan merugikan dan
menguntungkan. b.
Risiko murni Risiko murni adalah risiko dimana tidak ada kemungkinan yang
menguntungkan dan yang ada hanya kemungkinan yang merugikan. 2.
Sumber penyebab risiko Dari sumber penyebabnya, risiko secara umum dapat dikelompokkan ke
dalam dua 2 kelompok besar, yaitu : a.
Risiko keuangan Risiko keuangan adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor
ekonomi dan keuangan, seperti perubahan harga, tingkat bunga dan mata uang.
b. Risiko operasional
Risiko operasional adalah semua risiko yang tidak masuk pada kelompok risiko keuangan. Risiko operasional disebabkan oleh faktor manusia, alam
dan teknologi.
2.2.1. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah potensi penyimpangan dari hasil yang diharapkan karena tidak berfungsinya suatu sistem, SDM, teknologi, atau faktor
lain Djohanputro, 2008. Risiko operasional bisa terjadi pada dua 2 tingkatan, yaitu teknis dan organisasi. Pada tataran teknis, risiko operasional bisa terjadi
apabila sistem informasi, kesalahan mencatat, informasi yang tidak memadai, dan pengukuran risiko tidak akurat dan tidak memadai. Pada tataran organisasi,
risiko operasional muncul dikarenakan sistem pemantauan dan pelaporan, sistem dan prosedur, serta kebijakan tidak berjalan sebagaimana seharusnya.
Menurut Muslich 2007, Risiko operasional merupakan kerugian finansial yang disebabkan oleh kegagalan proses internal perusahaan, kesalahan
sumber daya manusia SDM, kegagalan sistem, kerugian yang disebabkan kejadian dari luar perusahaan, serta kerugian karena pelanggaran peraturan dan
hukum yang berlaku. Kerugian risiko operasional terjadi tidak saja pada lembaga keuangan bank dan bukan bank, tetapi juga terjadi pada perusahaan
industri, perdagangan, pertambangan dan semua perusahaan dalam sektor ekonomi lainnya.
Risiko operasional merupakan risiko yang umumnya bersumber dari masalah internal perusahaan, dimana risiko ini terjadi disebabkan oleh
lemahnya sistem kontrol manajemen yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan Fahmi, 2010. Contoh risiko operasional adalah risiko pada
komputer akibat terserang virus, kerusakan maintenance pabrik, kecelakaan kerja, kesalahan dalam pencatatan pembukuan secara manual, kesalahan
pembelian barang dan tidak ada kesepakatan bahwa barang yang dibeli dapat ditukar kembali, dan lain sebagainya.
2.2.2. Proses Manajemen Risiko
Menurut Halikas et al dalam Marimin dan Nurul 2010, proses manajemen risiko yang umum terjadi pada suatu perusahaan terdiri dari empat
4 kegiatan utama, yaitu identifikasi risiko, pengkajian risiko, pengambilan keputusan dan implementasi pada kegiatan manajemen risiko dan pengawasan
risiko. 1.
Identifikasi risiko Fokus utama dari identifikasi risiko adalah mengenali ketidakpastian yang
akan terjadi agar dapat mengendalikan risiko secara proaktif. Risiko yang bersifat potensial harus diidentifikasi, jika tidak akan menyebabkan
kesalahan arah dalam proses manajemen risiko rantai pasok dan menimbulkan tidak tepatnya atau tidak sesuainya strategi pengendalian
risiko tersebut, sehingga menyebabkan kerugian yang besar. Salah satu aspek penting dalam identifikasi risiko adalah mendaftar risiko yang
mungkin terjadi sebanyak mungkin. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi risiko, antara lain brainstorming, survei, wawancara,
informasi historis, kelompok kerja, dan lain-lain. 2.
Pengkajian risiko Setiap risiko yang sudah diidentifikasi dilakukan pengkajian, meliputi
pengukuran risiko rantai pasok secara kuantitatif dan kualitatif, yaitu mengukur besarnya dampak kerugian yang mungkin muncul baik kerugian
sosial atau ekonomi dan probabilitas terjadinya risiko tersebut. Dua metode utama untuk mengukur risiko rantai pasok adalah metode pengukuran risiko
berdasarkan pendapat pakar dan metode pengukuran risiko secara statistik. 3.
Keputusan dan Implementasi Tindakan Manajemen Risiko Tahap ini adalah tahap memilih metode manajemen yang akan digunakan
untuk mencegah atau mengurangi risiko yang akan terjadi, baik secara parsial atau menyeluruh, sehingga mampu meminimalkan dampak terhadap
pengoperasian rantai pasok. 4.
Pengawasan Risiko Status sebuah risiko dapat berubah-ubah sesuai kondisi, sehingga faktor-
faktor risiko harus dimonitor untuk mengetahui keefektifan respon yang telah dipilih dan mengidentifikasi adanya risiko yang baru maupun berubah
dari kemungkinan dan konsekuensinya. Ketika suatu risiko terjadi, maka respon yang dipilih akan sesuai dan diimplementasikan secara efektif.
2.3. Penelitian Terdahulu