Pengolahan dan Analisis Data

3.5. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Excel 2007 dan Statistical Package for Sosial Science SPSS 16.0. Bentuk analisis data yang digunakan adalah : 1. Analisis Deskriptif Analisis ini merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan antarfenomena yang diselidiki. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode ini, sehingga dapat diperoleh gambaran karakteristik responden, aspek-aspek yang terkait dengan rantai pasokan dan risiko operasional yang terjadi pada budidaya akar wangi. Identifikasi risiko operasional dibatasi pada risiko input, proses dan output. 2. Diagram pemetaan risiko Sebelum menangani risiko, hal yang dapat dilakukan adalah memetakan risiko. Pada prinsipnya, pemetaan risiko merupakan penyusunan risiko berdasarkan kelompok-kelompok tertentu, sehingga manajemen dapat mengidentifikasi karakter dari masing-masing risiko dan menetapkan tindakan yang sesuai terhadap masing-masing risiko Djohanputro, 2008. Risiko selalu terkait dengan dua 2 dimensi, pemetaan yang paling tepat juga menggunakan dua 2 dimensi yang sama. Kedua dimensi yang dimaksud adalah peluang terjadinya risiko dan dampaknya bila risiko tersebut terjadi. Dimensi pertama adalah peluang, menyatakan tingkat kemungkinan suatu risiko akan terjadi. Semakin tinggi kemungkinan suatu risiko terjadi, semakin perlu mendapat perhatian dan sebaliknya. Dimensi kedua berupa dampak, merupakan tingkat kegawatan atau biaya yang terjadi jika risiko tersebut benar-benar menjadi kenyataan. Semakin tinggi dampak suatu risiko, semakin perlu mendapat perhatian khusus dan sebaliknya. Diagram pemetaan risiko dapat dilihat pada Gambar 4. Risiko II Risiko I Risiko berbahaya Yang jarang terjadi Mengancam pencapaian Tujuan perusahaan Risiko IV Risiko III Risiko tidak Berbahaya Risiko yang terjadi secara rutin 3. Pengukuran Risiko Data historis untuk mengukur risiko secara kuantitatif tidak tersedia, maka pengukuran risiko dilakukan secara kualitatif. Pengukuran risiko mengacu pada dua 2 ukuran yaitu, frekuensi dan dampak. Frekuensi mengacu pada seberapa besar kemungkinan risiko akan terjadi. Sedangkan dampak atau akibat merupakan ukuran mengenai berapa besar akibat yang ditimbulkan bila risiko tersebut benar-benar terjadi Djohanputro, 2008. Menurut Kountur 2004, dalam kondisi yang sangat ekstrem, dimana sulit untuk membuat perhitungan dalam bentuk persentasi, dimungkinkan untuk mengunakan skala. Kemungkinan dapat diukur dengan lima 5 skala, yaitu dari skala 1 yang menunjukkan kemungkinan sangat kecil sampai dengan skala 5 yang menunjukkan sangat mungkin. Untuk mengukur dampak atau konsekuensi dari suatu risiko, dalam kondisi tertentu diperkenankan menggunakan skala. Dampak dapat diukur mengunakan lima 5 skala, yaitu skala 1 yang menunjukkan konsekuensi sangat kecil sampai skala 5 yang menunjukkan konsekuensi sangat besar. Tinggi Sedang Rendah Dampak Rendah Sedang Tinggi Gambar 4. Diagram pemetaan risiko menurut Djohanputro 2008 Peluang Menurut Hadiguna 2010, Multi-Expert Multi Criteria Decision Making ME-MCDM merupakan proses pengambilan keputusan yang melibatkan penilaian atau pendapat berbagai pihak atau ahli yang didasarkan pada kriteria jamak. Pada ME-MCDM akan ditemui sebuah proses penting, yaitu agregasi rating dan preferensi, serta penggabungan pendapat dari setiap ahli, sehingga penyelesaian yang dihasilkan adalah yang paling diterima oleh kelompok secara keseluruhan. Ordered Weighted Averaging OWA merupakan merupakan salah satu teknik agregasi pengambilan keputusan berkelompok untuk menentukan nilai gabungan dari seluruh hasil penilaian para ahli Hadiguna, 2010. Tahapan yang dilakukan dalam menghitung penilaian risiko operasional budidaya akar wangi adalah sebagai berikut : 1. Menghitung nilai risiko dari setiap faktor untuk setiap ahli pada semua peubah risiko. Menggunakan rumus perhitungan Yager dalam Hadiguna 2010, yaitu : P ik = Min j [Neg Iq j v P ik q j ]………………………………………1 Dimana P ik = nilai agregasi risiko dari penilai I q j = nilai kemungkinan terjadinya risiko Neg I q j = nilai negasi I q j P ik q j = nilai tingkat dampak risiko dari pendapat penilai V = notasi maksimum 2. Menurut Yager dalam Hadiguna 2010, menentukan bobot penilai atau ahli menggunakan rumus : Qk = S bk b k = Int [1 + k q- 1r]………………………………………….2 Dimana Qk = bobot rataan penilai pada skala k. q = jumlah skala penilaian risiko r = jumlah penilaiahli 3. Menentukan nilai gabungan dari seluruh nilai para ahli dengan menggunakan metode OWA menurut Yager dalam Hadiguna 2010 dengan rumus : P i = Max j=1 ... r [Q j Λ B j ]………………………………….……….3 Dimana P i = agregasi pendapat gabungan ahli Q j = bobot kelompok penilaiahli B j = pengurutan nilai dari besar ke kecil 4. Proses perhitungan dari tahap ke-1 sampai ke-3 dilakukan secara berulang sampai diperoleh nilai agregasi total sebagai nilai risiko operasional budidaya akar wangi. 4. Rekomendasi pengelolaan risiko menggunakan basis aturan. Rekomendasi pengelolaan risiko menggunakan basis aturan untuk menerjemahkan hasil penilaian risiko. Kumpulan alternatif rekomendasi dirumuskan untuk tidak saling meniadakan tetapi saling memperkuat. Pendekatan ini lebih praktis dilakukan dalam praktik manajemen rantai pasok karena bersifat operasional. Mekanisme inferensi yang digunakan if nilai agregasi then rekomendasi Hadiguna, 2010.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN