Perubahan Penggunaan Lahan pada Periode Tahun 2000-2005 dan Tahun 2005-2010

5.7 Perubahan Penggunaan Lahan pada Periode Tahun 2000-2005 dan Tahun 2005-2010

Pada penelitian ini dilakukan pemantauan terhadap penggunaan lahan provinsi Kalimantan barat selama rentang waktu 10 tahun dari tahun 2000 hingga tahun 2010. Interpretasi visual dilakukan menggunakan citra landsat tahun 2000, 2005 dan 2010. Hasil interpretasi dapat menghasilkan peta penggunaan lahan masing-masing tahun, setelah dilakukan tumpang tindih antara ketiga tahun tersebut dapat diperoleh hasil perubahan penggunaan lahan. Selama rentang waktu tahun 2000 hingga tahun 2005, luasan penggunaan lahan perkebunan mengalami peningkatan sebesar 89.790 ha. Hal ini pun terjadi kembali pada rentang waktu tahun 2005 hingga tahun 2010, areal perkebunan luasannya bertambah sebesar 199.640 ha. Hal ini dapat dikarenakan semakin berkembangnya perkebunan di Kalimantan Barat sehingga masyarakat cenderung melakukan alih fungsi lahan menjadi perkebunan. Gubernur Kalimantan Barat Drs.Cornelius, MH mengatakan bahwa pemerintah daerah provinsi Kalimantan Barat memang mendorong perkembangan sektor perkebunan terutama pengembangan komoditi unggul seperti sawit, karet, kakao, lada, kopi dan lainnya. Berkembangnya sektor perkebunan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat Humasprov, 2011. Penambahan masing- masing luasan penggunaan pada tahun 2000 hingga tahun 2005 dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14. Perubahan Luasan Penggunaan Lahan Tahun 2000-2005 -40000 -20000 20000 40000 60000 80000 100000 Penggunaan lahan lainnya yang mengalami peningkatan luas yang cukup besar adalah sawah. Luas sawah bertambah sebesar 3.460 ha dari tahun 2000 ke tahun 2005 dan kembali bertambah luasannya di tahun 2010 sebesar 16.890 ha. Peningkatan luas suatu penggunaan lahan pasti akan diimbangi dengan penurunan luas penggunaan lahan lainnya. Seperti telah dikemukakan bahwa penggunaan lahan perkebunan dan sawah terus mengalami peningkatan selama 10 tahun terakhir, maka hal sebaliknya justru terjadi pada penggunaan lahan hutan, rawa, kebun campuran, semak belukar dan tanah terbuka. Penggunaan lahan hutan mengalami konversi menjadi penggunaan lahan lain sebesar 14.880 di tahun 2005 dan mengalami penurunan luasan kembali di tahun 2010 sebesar 55.900 ha. Hal menarik adalah penggunaan lahan kebun campuran mengalami penurunan luas sebesar 22.800 ha di tahun 2005 tetapi mengalami peningkatan luas kembali di tahun 2010 yaitu seluas 10.390 ha. Sedangkan semak belukar mengalami penurunan luas sebesar 11.200 ha di selang waktu tahun 2000 hingga tahun 2005 dan kembali mengalami penurunan luas sebesar 53.660 ha di rentang tahun 2005 hingga tahun 2010. Sama halnya dengan tanah terbuka yang kehilangan luas sebesar 10.590 ha di tahun 2005 dan kembali mengalami penyusutan luas menjadi 13.830 ha. Perubahan penggunaan lahan yang paling banyak terjadi selama rentang waktu tahun 2000 hingga tahun 2005 adalah tanah terbuka menjadi semak belukar seluas 50.542 ha dan perubahan juga terjadi dari semak belukar menjadi tanah terbuka seluas 32.201 ha. Pada selang waktu tahun 2005 hingga tahun 2010 perubahan banyak terjadi pada penggunaan lahan rawa menjadi perkebunan seluas 63.215 ha, semak belukar menjadi perkebunan seluas 57.906 ha dan hutan menjadi perkebunan seluas 50.565 ha. Penambahan masing-masing luasan penggunaan pada tahun 2005 hingga tahun 2010 dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15. Perubahan Luasan Penggunaan Lahan Tahun 2005-2010 Gambar 16 menunjukkan perubahan penggunaan lahan yang terjadi selama tahun 2000 hingga tahun 2005. Pada tahun 2000 hingga tahun 2005 hanya terjadi perubahan penggunaan lahan sebesar 1,89 dari luas total provinsi Kalimantan Barat. Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa perubahan lahan yang paling banyak terjadi adalah penggunaan lahan dari tanah terbuka menjadi semak belukar sebesar 50.540 ha atau 18,19 dari perubahan penggunaan lahan yang terjadi. Perubahan penggunaan lahan terbesar lainnya adalah semak belukar menjadi tanah terbuka yaitu sebesar 32.200 ha atau sebesar 11,59 dari perubahan penggunaan lahan yang terjadi. Perubahan penggunaan lahan ini tidak sengaja dilakukan oleh masyarakat, hanya saja perubahan penggunaan lahan terjadi akibat banyak lahan yang dibiarkan terlantar. Selain itu, terdapat pula perubahan penggunaan lahan kebun campuran yang mengalami konversi lahan menjadi perkebunan yaitu sebesar 26.480 ha atau 9,53. Perubahan penggunaan lahan yang selanjutnya banyak terjadi dari tahun 2000 hingga tahun 2005 adalah perubahan penggunaan lahan dari semak belukar menjadi perkebunan yaitu sebesar 25.010 ha atau sebesar 9. -150000 -100000 -50000 50000 100000 150000 200000 Gambar 16. Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 2000-2005 Gambar 17 menunjukkan perubahan penggunaan lahan yang terjadi selama tahun 2005 hingga tahun 2010. Pada tahun 2005 hingga tahun 2010 terjadi perubahan penggunaan lahan sebesar 1,99 dari total luas Provinsi Kalimantan Barat. Perubahan penggunaan lahan yang paling banyak terjadi adalah perubahan penggunaan lahan rawa menjadi perkebunan yaitu seluas 63.210 ha atau 21,64 dari total luasan perubahan penggunaan lahan yang terjadi. Perubahan penggunaan lahan semak belukar menjadi perkebunan dan hutan menjadi perkebunan mendominasi pula selama tahun 2005 hingga tahun 2010 dengan persentase masing-masing sebesar 19,82 dan 17,31. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa selama rentang tahun 2005 hingga tahun 2010, sektor perkebunan berkembang cukup pesat di Provinsi Kalimantan Barat. Hal ini dapat terlihat dari besarnya luasan penggunaan lahan yang mengalami konversi lahan menjadi penggunaan lahan berupa perkebunan. Penggunaan lahan perkebunan bertambah dengan disertai penurunan luas penggunaan lahan kebun campuran, rawa, semak belukar, hutan. 10000 20000 30000 40000 50000 60000 Gambar 17. Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 2005-2010

5.8 Inkonsistensi Penggunaan Lahan Tahun 2010 dengan Peruntukkan Fungsi Kawasan Hutan