air, awan dan tanah kering panas. Disamping penggunaan nilai ambang pada proses bagian akhir diterapkan algoritme kontekstual spasial. Hal ini
dikarenakan walaupun titik panas yang terdeteksi sudah di eleminasi dari pengaruh air, awan, dan tanah kering panas. Namun terkadang titik panas yang
terdeteksi meliputi areal yang sangat luas. Dalam kenyataan hal ini sulit sekali terjadi peristiwa kebakaran hutan dalam satu areal yang luas dan terbakar
sekaligus, karena kecenderungan dari kebakaran hutan adalah jika sudah mencapai luasan yang cukup luas, maka bagian tengah hutan yang terbakar sudah
padam. Tujuan dari penerapan algoritme ini adalah untuk mendeteksi titik panas dalam luasan yang masuk akal, untuk dianggap sebagai kebakaran hutan Hiroki
dan Dwi, 1999.
Gambar 2. Metode Deteksi Titik Panas dengan Algoritme Kontekstual
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebakaran Hutan dan Lahan
Purbawaseso 2004 memaparkan faktor-faktor yang dapat menimbulkan kebakaran hutan sebagai berikut :
2.4.1 Bahan Bakar
1. Ukuran Bahan Bakar
Semakin halus bahan bakar itu menunjukkan bahan bakar tersebut akan lebih mudah mengering jika terkena cahaya matahari tetapi bahan bakar halus akan
lebih mudah dalam menyerap air akibat dari luas permukaan yang besar. Sehingga, dari sifat tersebut dapat diketahui bahwa apabila nyala api mengenai
bahan bakar yang halus maka api akan terbakar dengan cepat tetapi cepat pula padam.
2. Susunan Bahan Bakar
Bahan bakar yang terdapat di alam dapat tersusun secara horizontal maupun vertikal. Susunan horizontal akan berpengaruh terhadap luasan penyebaran
kebakaran. Sedangkan susunan vertikal akan mempengaruhi ukuran dan kemampuan nyala api.
3. Volume Bahan Bakar
Volume bahan bakar akan menunjukkan intensitas besarnya kebakaran sehingga dapat pula digunakan untuk memprediksi kerusakan yang terjadi.
4. Jenis Bahan Bakar
Beberapa jenis bahan bakar yang terdapat di hutan adalah serasah lantai hutan, serasah tebangan tumbuhan bawah, kanopi, rumputan, semak, alang-alang,
gelagah, gambut, resam, batang melapuk tergeletak, batang melapuk berdiri 5.
Kandungan Air Bahan Bakar Kandungan air akan berpengaruh terhadap kemudahan bahan bakar menyala serta
kecepatan menyebarnya api.
2.4.2 Cuaca
1. Angin
Angin akan menurunkan kelembapan udara sehingga mempercepat pengeringan bahan bakar serta memperbesar ketersediaan oksigen sehingga api dapat berkobar
dan merambat cepat. 2.
Suhu Suhu yang tinggi akan mempercepat bahan bakar mengering sehingga lebih rentan
terhadap kebakaran. 3.
Curah Hujan Curah hujan tinggi akan menyebabkan bahan bakar akan mengandung kadar air
tinggi serta mempengaruhi kelembapan udara lingkungan sekitar yang menjadi lebih tinggi sehingga akan sulit terjadi kebakaran.
4. Keadaan Air Tanah
Faktor air tanah akan terlihat pengaruhnya pada kebakaran lahan gambut. Pada musim kemarau, kondisi air tanah bisa menurun sehingga menyebabkan
permukaan air tanah juga menurun sehingga menyebabkan lapisan atas gambut menjadi kering.
5. Kelembapan Nisbi
Kelembapan udara yang tinggi akan mempengaruhi kandungan air bahan bakar, dimana bahan bakar tersebut akan menyerap air dari udara yang lembab tersebut
sehingga bahan bakar menjadi sulit untuk terbakar.
2.4.3 Waktu