5.6 Penggunaan Lahan Tahun 2000, Tahun 2005, dan Tahun 2010
Pada tahun 2000, penggunaan lahan yang dominan di provinsi Kalimantan Barat adalah kebun campuran yang mencakup luasan 39,03 atau 5.725.820 ha
dan penggunaan lahan hutan yang mencakup luasan 33,46 atau 4.909.200 ha. Penggunaan lahan yang mendominasi lainnya adalah rawa sebesar 13,67 atau
sebesar 2.004.944 ha. Sedangkan penggunaan lahan lainnya hanya terdapat dengan masing-masing proporsi 10 dari total luas penggunaan lahan yaitu
mangrove 0,99 , pemukiman 0,10, perkebunan 2,89, pertambangan 0,08, sawah 1,96, semak belukar 5,39, tambak 0,04, tanah terbuka
1,12, tegalanladang 0,04 dan tubuh air 1,24. Pada tahun 2005, penggunaan lahan kebun campuran masih mendominasi
wilayah penelitian sebesar 38,87 atau 5.703.016 ha dan penggunaan lahan hutan 33,36 atau sebesar 4.894.315 ha. Penggunaan lahan yang mendominasi lainnya
adalah rawa sebesar 13,46 atau sebesar 1.974.091 ha. Sedangkan penggunaan lahan lainnya hanya terdapat dengan masing-masing proporsi 10 dari total
luasan penggunaan lahan yaitu mangrove 0,96, pemukiman 0,10, perkebunan 3,50, pertambangan 0,08, sawah 1,98, semak belukar
5,31, tambak 0,05, tegalanladang 0,04 dan tubuh air 1,24. Pada tahun 2010, penggunaan lahan kebun campuran masih mendominasi
wilayah penelitian sebesar 38,94 atau 5.713.407 ha dan penggunaan lahan hutan 32,98 atau sebesar 4.838.413 ha. Kemudian penggunaan lahan rawa sebesar
12,74 atau sebesar 1.869.335 ha. Sedangkan penggunaan lahan lainnya hanya terdapat dengan masing-masing proporsi 10 dari total luasan penggunaan
lahan yaitu mangrove 0,96, pemukiman 0,10, perkebunan 4.86, pertambangan 0,08, sawah 2.09, semak belukar 4,95, tambak 0,06,
tegalanladang 0,04 dan tubuh air 1,24. Gambar 10 menunjukkan persentase masing-masing penggunaan lahan
selama tahun 2000, 2005 dan 2010. Penggunaan lahan pada daerah penelitian didominasi oleh kebun campuran, hutan, dan rawa pada rentang waktu dari tahun
2000 hingga tahun 2010. Penggunaan lahan sebagai kebun campuran terdapat sebesar 32.98 dari total luasan provinsi Kalimantan Barat. Penggunaan lahan
terluas lainnya adalah penggunaan lahan hutan. Provinsi Kalimantan Barat
memiliki kawasan hutan yang luas setelah Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Dari ke 14 kabupaten yang terdapat di cakupan wilayah
penelitian, penggunaan lahan hutan paling banyak ditemukan di Kabupaten Kapuas Hulu yaitu sebesar 45,23 dari total luasan hutan secara keseluruhan. Hal
ini dikarenakan pada wilayah Kapuas Hulu banyak areal yang ditetapkan peruntukkannya sebagai hutan lindung, hutan produksi terbatas, hutan produksi.
Bahkan di bagian timur batas provinsi Kalimantan Barat terdapat Taman Nasional Betung Kehirun. Kenampakan Taman Nasional pada citra satelit Landsat akan
terklasifikasi sebagai penggunaan lahan hutan. Hal sebaliknya terjadi di Kota Pontianak dan Kota Singkawang, pada wilayah perkotaan seperti ini justru tidak
ditemukan penggunaan lahan hutan.
Gambar 10. Penggunaan Lahan Tahun 2000, 2005 dan 2010 Penggunaan lahan pemukiman hanya terdapat di beberapa wilayah yaitu
Kabupaten Kubu Raya, Kota Singkawang, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Sambas, Kabupaten Sintang, Kota Singkawang.
Penggunaan lahan pemukiman hanya 0,09 dari total luasan wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Penggunaan lahan pemukiman yang sedikit tersebut dapat
mengindikasikan bahwa jumlah penduduk yang mendiami Provinsi Kalimantan Barat pun berada pada angka yang rendah. Hal ini sesuai dengan data yang
33.46 39.03
0.99 0.10
2.89 0.08 13.67
1.96 5.39
0.04 1.12
0.04 1.24
33.36 38.87
0.96 0.10 3.50 0.08
13.46 1.98
5.31 0.05
1.05 0.04
1.24 32.98 38.94
0.96 0.10 4.86 0.08
12.74 2.09 4.95
0.06 0.96
0.04 1.24
Penggunaan Lahan Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2000 Tahun 2005
Tahun 2010
diperoleh dari BPS tahun 2010 bahwa jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Barat hanya sekitar 4,32 juta jiwa dengan luas provinsi sebesar 146.807 Km2.
Berdasarkan informasi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepadatan penduduk Kalimantan Barat hanya sekitar 29 Jiwakm2. Kondisi ini kurang menguntungkan
dalam rangka percepatan pembangunan wilayah khususnya menyangkut pengelolaan Sumber Daya Alam SDA dengan segala potensi dan keragamannya.
Penggunaan lahan semak belukar, tanah terbuka, rawa merupakan penggunaan lahan yang ditemukan menyebar hampir di keseluruhan Kabupaten.
Berbeda dengan mangrove dan tambak yang hanya dapat ditemukan di daerah pinggiran pantai yaitu Kabupaten Ketapang, Kabupaten Pontianak, Kabupaten
Kayong Utara, Kabupaten Sambas, Kabupaten Kubu Raya. Badan airsungai merupakan penggunaan lahan dengan luasan yang dianggap tetap meski memiliki
luasan yang berbeda pada masing masing tahun pengamatan. Hal ini dikarenakan volume badan airsungai sangat dipengaruhi oleh intensitas hujan sebagai sumber
utama ketersedian airnya. Peta penggunaan lahan pada tahun 2000, 2005 dan 2010 dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 11. Peta Penggunaan Lahan Tahun 2000
Gambar 12. Peta Penggunaan Lahan Tahun 2005
Gambar 13. Peta Penggunaan Lahan Tahun 2010
5.7 Perubahan Penggunaan Lahan pada Periode Tahun 2000-2005 dan Tahun 2005-2010