berhubungan dengan fungsinya sebagai sumber hara, yang paling sering dimodifikasi agar penggunaan lahan yang diterapkan mendapatkan hasil
yang maksimal Gandasasmita, 2001.
2.9. Sistem Informasi Geografis SIG
Sistem Informasi Geografis SIG adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat
geografi. Dengan kata lain, SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk data yang bereferensi spasial bersamaan dengan
seperangkat operasi kerja Barus dan Wiradisastra, 2000. Komponen utama SIG dapat dibagi dalam tiga komponen, yaitu : 1
komponen keras, meliputi peralatan pemasukan data, peralatan untuk menyimpan dan pengolahan, dan peralatan mencetak hasil, 2 komponen perangkat lunak,
meliputi persiapan dan pemasukan data, manajemen, penyimpanan, dan pemanggilan data, manipulasi data dan analisis, dan pembuatan produk SIG, dan
3 komponen organisasi. Keuntungan memakai SIG adalah kemampuannya dalam memelihara data dalam bentuk digital. Data ini lebih padat dibanding dalam
bentuk peta, cetak, tabel atau bentuk konvensional lainnya. Dengan dipakainya sistem komputer maka bila diperlukan, data dalam jumlah besar dapat dipanggil
dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dan biaya per unit yang lebih rendah dari cara manual. Demikian pula dalam hal kemampuan memanipulasi data spasial dan
mengaitkannya dengan informasi atribut dan mengintegrasikannya dengan berbagai tipe data dalam suatu analisis Barus dan Wiradisastra, 2000.
Dalam hal pengintegrasian data penginderaan jauh ke dalam SIG, hal yang perlu dipahami adalah SIG dapat bekerja dengan dua model data yaitu data raster
berupa grid atau pixel picture element contohnya citra satelit atau gambar citra hasil scanning, dan vektor berupa titik, garis, polygon yang biasanya merupakan
hasil digitasi. Sistem Informasi Geografis SIG menyajikan informasi keruangan beserta
atributnya terdiri dari beberapa komponen utama yaitu Susanto, 1995 : 1 Masukan data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari
peta tematik seperti peta jenis tanah, data statistik, data hasil analisis
penginderaan jauh data hasil pengolahan citra digital penginderaan
jauh, dan lain-lain.
2 Penyiapan data dan pemanggilan kembali ialah penyimpanan data pada komputer dan pemanggilan kembali dengan cepat penampilan pada
layar monitor dan dapat ditampilkan cetak pada kertas.
3 Manipulasi data dan analisis ialah kegiatan yang dapat melakukan berbagai macam perintah misalnya overlay antara dua tema peta, dan
sebagainya.
4 Pelaporan data adalah dapat menyajikan data dasar database, data
hasil pengolahan data dari model menjadi bentuk peta atau data tabular.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di antara garis
2°08’ LU dan 3°02’ LS serta di antara 108°30’ BT dan 114°10’ BT. Provinsi Kalimantan Barat terbagi menjadi 14 wilayah Kabupatenkota yaitu Kabupaten
Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sintang, Kabupaten
Kapuas Hulu, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Melawi, Kabupaten Kayong utara, Kabupaten kubu Raya, Kota Pontianak, Kota Singkawang.
Persiapan data dan pengolahan citra secara digital dilakukan di Bagian Penginderaan Jauh dan Informasi Spasial, Departemen Ilmu Tanah dan
Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2011 sampai bulan Desember 2011.
Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian