Baku Mutu Air TINJAUAN PUSTAKA 2.1

2.8.2 Kriteria Kelayakan Investasi

Dalam analisa investasi ada beberapa kriteria yang sering digunakan untuk menentukan diterima-tidaknya suatu usulan investasi atau untuk menentukan pilihan antara berbagai macam usulan proyek. Dalam semua kriteria itu baik manfaat maupun biaya dinyatakan dalam nilai sekarangnya. Kriteria tersebut adalah: 1 Net Present Value NPV; 2 Net BC; 3 Internal Rate of Return IRR; 4 Gross BC; dan 5 Profitability Ratio. Kadariah, 2001 Kriteria kelayakan NPV, Net BC, dan IRR lebih umum dipakai dan dapat dipertanggungjawabkan untuk penggunaan-penggunaan tertentu. Sebaliknya, Kriteria kelayakan Gross BC dan Profitability Ratio didasarkan atas salah pengertian tentang sifat dasar biaya, sehingga dapat menyebabkan kekeliruan dalam penyusunan urutan peluang investasi. Dengan kata lain, Gross BC dan Profitability Ratio ini tidak dianjurkan untuk dipergunakan di Indonesia. Gray el al. 2007

2.9 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Lestari pada tahun 2009 yang berjudul “Potensi Penggunaan Kembali Air Limbah: Studi Kasus Industri Polipropilena PT. Tripolyta Indonesia, TBK”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui karakteristik air limbah, membuat alternatif reuse air limbah, menganalisis kelayakan dari aspek analisis biaya, teknisteknologi dan lingkungan dan memberi masukan pada kebijakan perusahaan pada penggunaan air. Penelitian dilakukan di PT. TPI, Tbk.Cilegon- Banten. Metode pengumpulan data meliputi tiga tahapan, yaitu : karakterisasi limbah cair : debit, suhu, pH, konduktifitas, dan total suspended solid TSS dan silika SiO2, analisis teknik dan teknologi pengolahan limbah yang diperoleh melalui studi pustaka, dan percobaan filtrasi. Hasil pencampuran antara limbah cair dan air demineral menunjukkan penurunan nilai konduktivitas, nilai tertinggi adalah 8,5 µscm dan nilai terendah 5,8 µscm.Perbandingan yang digunakan yaitu perbandingan 5:1. Penghematan dari segi lingkungan pada perbandingan 5:1 meliputi : penghematan penggunaan air sebesar 42,7, penghematan penggunaan bahan kimia sebesar 42,7, penghematan penggunaan listrik sebesar 41,6, pengurangan pembuangan beban limbah padat ke lingkungan 14,08 kghari dengan nilai ekonomi Rp. 1.798.595, dan penghematan dari segi ekonomi sebesar Rp. 643.507.370tahun 39,13. Pada penelitian ini terdapat dua alternatif jenis alat penyaring yaitu bag filter yang membutuhkan investasi sebesar Rp. 281.974.000 dengan nilai payback period selama 7 bulan dan alternatif ke-2 press filter memerlukan investasi sebesar Rp. 506.528.000 dengan nilai payback period selama 1 tahun 2 bulan. Penelitian ini juga mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Dwi pada tahun 2011 yang berjudul “Analisis Finansial Pengoperasian Unit Pengolahan Air Bersih Water Treatment Plant Kampus IPB Dramaga Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung biaya produksi, biaya pokok produksi dan menganalisis kelayakan finansial dari pengoperasian WTP serta membandingkan hargai air bersih tersebut dengan harga air bersih dari PDAM. Penelitian dilaksanakan di kampus IPB Dramaga dimulai dari bulan Agustus hingga bulan Oktober 2010. Selain menghitung biaya produksi, biaya pokok produksi, dan titik impas produksi, analisis juga dilakukan dengan menghitung net present value, internal rate of return, dan cost-benefit ratio. Analisis dilakukan dengan membagi ketujuh WTP menjadi 4 bagian, yaitu WTP Cihideung 1- 4, WTP Cihideung 5 dengan UF system, WTP Ciapus Perumahan Dosen dan Asrama lain, dan WTP Ciapus Asrama TPB. Hasil analisis menunjukkan, biaya produksi terbesar adalah WTP Cihidung 1-4 yaitu Rp. 315.261.333,72tahun. Sedangkan untuk biaya pokok produksi masing-masing WTP antara lain, Rp. 408,74m3, Rp. 1.130,02m3, Rp. 614,07m3, dan Rp. 610,10m3. Nilai-nilai tersebut bila dibandingkan dengan harga jual air bersih, masih dapat menunjukkan hasil yang positif, sehingga setiap WTP yang memproduksi air akan mendapatkan keuntungan. Begitupula bila dibandingakn dengan harga jual air bersih yang ditetapkan oleh PDAM Bogor. Sedangkan selisih nilai biaya dan manfaat proses pengolahan air bersih di WTP menunjukkan nilai negatif Rp. 233.097.272,34, yang berarti ada kelebihan biaya produksi dalam pengoperasiannya.

III. KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN

Institut Pertanian Bogor merupakan salah satu perguruan tinggi yang memanfaatkan sumberdaya air yang cukup besar untuk beberapa kebutuhan seperti air untuk toilet, menyiram tanaman, kebersihan, dan lain-lain. Sumberdaya air yang dimanfaatkan oleh Institut Pertanian Bogor berasal dari sungai. Penggunaan AC yang banyak untuk ruangan di Institut Pertanian Bogor dapat menjadi salah satu sumber air dengan memanfaatkan air buangan AC tersebut sebagai contoh Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Alternatif pemanfaatan dilakukan dengan uji laboratorium mengenai parameter kualitas air buangan AC di Laboratorium PROLINK untuk melihat baku mutu air buangan AC dan kolektivitas yang dapat dilakukan pada air buangan AC dapat dikaji menggunakan analisis deskriptif. Terdapat tiga jenis kolektivitas yang dapat dilakukan agar air buangan AC tidak terbuang secara percuma dan dapat dimanfaatkan kembali sebagai alternatif air bersih. Pertama, menyalurkan air buangan melalui pipa menuju satu titik tertentu yaitu penampungan air berbentuk sebuah bangunan. Kedua, menyalurkan air melalui pipa menuju titik tertentu di departemen yaitu dengan menggunakan toren air. Ketiga dapat dilakukan dengan cara manual yaitu menggunakan wadah penampungan air ember untuk menampung air buangan AC tersebut. Pemanfaatan air buangan AC ini sebagai alternatif dalam penggunaan air bersih ketika penggunaan air bersih dibatasi atau dalam keadaan air sungai sedang surut dan menghemat biaya yang harus dibayarkan dalam pengolahan air sungai. Oleh karena itu dapat dikaji berapa besarnya nilai air buangan AC menggunakan Willingness To Pay WTP. Penentuan kolektivitas air efisien yang dapat dilakukan dan kelayakan investasi yang dapat dilakukan dikaji dengan metode Benefit Cost Analysis BCA. Nilai air dan studi kelayakan investasi yang dikaji dapat menjadi rekomendasi pengelolaan sumberdaya air bersih dan pemanfaatan kembali air buangan AC. Secara lebih rinci nilai dan pemanfaatan air buangan AC dapat dilihat pada Gambar 1.