pendapatan ≥ Rp 4.000.000,00 dengan persentase sebesar 17,5 persen . Persentase tingkat pendapatan responden pegawai dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Persentase Kategori Pendapatan Responden Pegawai
No Kategori Pendapatan
Jumlah orang Persentase
1 A
14 35
2 B
11 27,5
3 C
8 20
4 D
7 17,5
Total 40
100
Sumber: Hasil Analisis Data2013 Penentuan kelompok tingkat pendapatan responden mahasiswa memiliki
kategori yang berbeda dengan responden pegawai, yaitu: 1.
Kategori A memiliki pendapatan Rp 500.000,00 2.
Kategori B memiliki pendapatan Rp 500.000,00 - Rp 999.999,99 3.
Kategori C memiliki pendapatan Rp 1.000.000,00 - Rp 1.499.999,99 4.
Kategori D memiliki pendapatan Rp 1.500.000,00 - Rp 1.999.999,99 Berdasarkan responden mahasiswa, persentase tingkat pendapatan
responden mahasiswa ini berupa uang saku yang dimiliki. Persentase tingkat pendapatan responden mahasiswa dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Persentase Kategori Pendapatan Responden Mahasiswa
No Kategori Pendapatan
Jumlah orang Persentase
1 A
4 13,33
2 B
19 63,33
3 C
5 16,67
4 D
2 6,67
Total 30
100
Sumber: Hasil Analisis Data 2013
5.5 Pendapat Responden Mengenai Kualitas dan Kuantitas Air di
Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
Klasifikasi kualitas air di Fakultas Ekonomi dan Manajemen dibagi menjadi 3 jenis yaitu bersih, keruh, dan kotor. Persentase jumlah responden yang
memberikan pendapat mengenai kualitas air dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Klasifikasi Pendapat Responden Mengenai Kualitas Air
No Klasifikasi Kualitas Air Bersih
Jumlah orang Persentase
1 Bersih
23 33
2 Keruh
36 51
3 Kotor
11 16
Total 70
100
Sumber: Hasil Analisis Data 2013 Tabel 10 menunjukkan bahwa sebanyak 36 orang memberikan penilaian
terhadap kualitas air yang terdapat di Fakultas Ekonomi dan Manajemen masih keruh dengan persentase 51 persen, sedangkan sebanyak 11 orang mengatakan
kualitas air masih kotor dengan persentase 16 persen. Tingkat kekeruhan air ini bisa disebabkan karena sumber air yang berasal dari sungai.
Kuantitas air di Fakultas Ekonomi dan Manajemen dibagi menjadi tiga klasifikasi yaitu sedikit, sedang, dan banyak. Persentase kuantitas air dapat dilihat
pada Tabel 11. Tabel 11. Klasifikasi Pendapat Responden Mengenai Kuantitas Air
No Klasifikasi Kuantitas Air Bersih
Jumlah orang Persentase
1 Sedikit
10 14
2 Sedang
33 47
3 Banyak
27 39
Total 70
100
Sumber: Hasil Analisis Data 2013 Tabel 11 menunjukkan responden sebanyak 33 orang dengan persentase
47 persen mengatakan bahwa kuantitas atau ketersediaan air di Fakultas Ekonomi dan Manajemen dalam kapasitas sedang. Hal ini dapat dikatakan bahwa
ketersediaan air masih dalam kapasitas cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari.
5.6 Analisis Pemanfaatan
Berdasarkan hasil uji laboratorium PROLINK Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB pada tanggal 23 januari 2013 menggunakan 5 parameter yaitu TDS
Total Dissolved Solid Zat Padat Terlarut, DHL, kekeruhan, pH, kesadahan total, dan nilai permanganat TOM tercatat bahwa terdapat beberapa nilai yang
dapat dibandingkan terhadap baku mutu air. Hasil uji laboratorium dapat dilihat pada Tabel 12 dibawah ini.
Tabel 12. Hasil Uji Laboratorium PROLINK mengenai Kadar Air AC.
No, Parameter
Satuan DL
M.184-1 Baku Mutu
Air AC 1
Padatan terlarut TDS +
mgL 10
14 500
2 DHL
µscm 28
- 3
Kekeruhan + NTU
0.10 0.33
5 4
Kesadahan Total + mgCaCO3L
8.00 20.82
500 5
Nilai Permanganat TOM
mgKMnO
4
L 2.53
2,53 10
Sumber : Hasil Uji Laboratorium PROLINK 2013 Keterangan: +
:Parameter Terakreditasi DL :Deteksi Limit
:Baku Mutu Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI. nomor 492 MENKES PER IX 2010 tanggal 19 April
2010 Tabel 12 menjelaskan bahwa berdasarkan uji mengenai baku mutu air
untuk penggunaan air minum menurut Menteri Kesehatan RI. nomor 492 MENKES PER IX 2010 tanggal 19 April 2010 dari hasil kelima parameter
baku mutu air, air buangan AC memenuhi syarat karena berada dibawah baku mutu air bersih dan dapat digunakan kembali. Namun kelima uji laboratorium
baku mutu air bersih tersebut hanya berupa uji laboratorium standar untuk penggunaan sebagai air rumah tangga seperti kegiatan mencuci dan penggunaan
lainnya. Berdasarkan keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor: KEP-02MENKLHI1988 BAB II Pasal 2 mengenai Baku Mutu
Air pada Sumber Air, air buangan AC termasuk kedalam golongan B yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan
keperluan rumah tangga.Hasil perhitungan secara manual dalam menentukan air
buangan AC dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Jumlah Air Buangan Air Conditioner AC per jam
PK Jumlah Air Buangan AC liter dalam suhu °C
20 21
22 23
24 0,5
1,0 0,8
0,5 0,1
0,1 1
1,4 1,0
0,7 0,1
0,1 1,5
1,4 1,0
0,8 0,1
0,1 2
1,6 1,3
1,0 0,3
0,2
Sumber: Hasil Analisis Data 2013
Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa semakin rendah suhu yang digunakan maka rata- rata air buangan yang dihasilkan akan semakin banyak. Air
yang dihasilkan dengan asumsi pemakaian AC dalam suhu 20
o
yaitu sebesar 251.939,2 litertahun dan pendapatan yang dihasilkan dari pemanfaatan air
buangan AC yaitu Rp 594.576,512,- tahun. Hasil analisis data secara lengkap disajikan pada Lampiran 4 dan total kapasitas air buangan AC disajikan pada
Lampiran 5. Air buangan AC sendiri telah dipergunakan oleh laboratorium PROLINK
sebagai air aquades dengan melalui proses destilasi. Penggunaan air buangan AC sebagai alternatif air aquades dapat menghemat biaya untuk membeli air aquades
sebesar Rp 2.000,00liter. Berdasarkan penelitian penggunaan air bersih terbesar di fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB adalah sebagai toilet, sedangkan
penggunaan lain sebagai air untuk kebersihan dan menyiram tanaman. Penggunaan air buangan AC dapat digunakan sebagai alternatif air bersih untuk
toilet, kebersihan, dan menyiram tanaman, sedangkan penggunaan untuk air baku minum harus menggunakan penelitian lebih lanjut karena ada beberapa uji yang
harus dilakukan agar air buangan AC dinyatakan sebagai air baku minum. Langkah selanjutnya adalah bagaimana cara untuk mengkolektivitas atau
mengumpulkan air. Selama ini Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB air buangan AC hanya dibuang melalui pipa saluran air, hanya beberapa ruangan
yang menggunakan ember sebagai alat penampungan air. Namun penggunaan ember tersebut tidak diperhatikan kebersihannya. Maka perlu adanya beberapa
alternatif yang dapat dilakukan untuk kolektivitas air buangan AC sehingga dapat digunakan kembali sebagai air bersih. Ada beberapa alternatif yang dapat
dilakukan dalam melakukan kolektivitas, yaitu: 1.
Alternatif pertama yang dapat dilakukan yaitu dengan membuat penampungan air buangan AC seperti penampungan air hujan, dengan
membuat sebuah bangunan berbentuk persegi empat dengan kapasitas air sebesar 4 m
3
kemudian disalurkan ke toilet dengan menggunakan pompa dari penampungan tersebut. IPB telah melakukan hal tersebut yang
digunakan untuk penampungan air bersih agar ketersediaanya tetap ada
ketika terjadi masalah dalam kurangnya ketersediaan air bersih. Tapi belum untuk digunakan untuk menampung air buangan AC.
2. Alternatif kedua yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan tangki
air yang biasa digunakan sebagai penyedia air ketika ketersediaan air sedikit. Tangki air ini sebanyak 1 unit untuk penampungan air buangan
AC yang disalurkan di Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Air buangan disalurkan melalui pipa menuju tangki air, lalu disalurkan
kembali ke toilet. 3.
Alternatif ketiga yaitu dengan menggunakan ember air pada setiap saluran air buangan yang terdapat di AC. Penggunaan ember untuk menampung
air buangan AC telah dilakukan namun hanya beberapa ruangan saja yang menggunakannya, dan tidak diperhatikan masalah kebersihan ember
tersebut. Ketiga alternatif tersebut merupakan alternatif yang memungkinkan untuk
dilakukan di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Pada saat ini air buangan AC belum dimanfaatkan sehingga sumberdaya tersebut terbuang
percuma padahal terdapat berbagai peluang seperti terlihat pada Lampiran 6.
VI. ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN AIR BUANGAN PENDINGIN RUANGAN
6.1 Analisis
Willingness to Pay WTP Responden dengan Pendekatan Contingent Valuation Method CVM
Pendekatan CVM dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis WTP responden dan mendapatkan nilai ekonomi yang terdapat pada air buangan
AC di Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Langkah-langkah hasil pelaksanaan dalam metode CVM sebagai berikut:
1. Membangun Pasar Hipotesis
Penggunaan kembali air buangan AC merupakan salah satu bentuk alternatif pemanfaatan sumberdaya daya air. Melalui uji laboratorium pada
tanggal 22 Januari 2013 yang dilakukan oleh peneliti, air buangan AC dapat digunakan sebagai air yang diperuntukkan untuk kegiatan rumah tangga.
Kolektivitas air buangan AC ini memberikan manfaat bagi masyarakat dalam kampus dari segi ekonomi dan lingkungan. Jika pemanfaatan kembali air
AC ini dilakukan maka akan ada penghematan penggunaan sumberdaya air bersih dari Water Treatment Plant untuk toilet, kebersihan, dan menyiram tanaman,
selain itu air buangan AC tidak akan terbuang secara percuma dan bisa digunakan sebagai alternatif air bersih ketika air bersih sudah dibatasi penggunaannya di
IPB. Untuk itu perlu upaya yang dilakukan masyarakat dalam kampus untuk pemanfaatan air buangan AC. Upaya tersebut adalah membayar jasa lingkungan
untuk memanfaatkan kembali air buangan AC. 2.
Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTP Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode tawar menawar bidding game, yaitu suatu metode dimana jumlah yang semakin tinggi dari nilai awal disarankan pada responden sampai nilai WTP
maksimum dari responden didapatkan dalam upaya pemanfaatan kembali air buangan AC sebagai alternatif air bersih. Adapun besarnya nilai yang ditawarkan
paling tinggi sebesar Rp. 40,-ember sedangkan untuk nilai yang paling rendah sebesar Rp. 15,-ember, dimana 1 ember sama dengan 10 liter air. Nilai yang
ditawarkan tersebut berdasarkan nilai air bersih IPB yang digunakan pelaku
usaha yang terdapat di IPB yaitu sebesar Rp 4.500,-m
3
atau Rp 4,5Liter, namun karena air buangan AC termasuk ke dalam limbah maka nilai yang ditawarkan
berada dibawah nilai air bersih. 3. Menghitung Dugaan Nilai Rata-rata WTP
Dugaan nilai dugaan rataan WTP EWTP responden dihitung berdasarkan data distribusi WTP responden. Kelas WTP didapat dengan menentukan terlebih
dahulu nilai terkecil hingga terbesar nilai WTP yang ditawarkan kepada responden. Hasil yang didapat bahwa nilai rataan WTP EWTP sebesar Rp.
2,36liter. Nilai WTP yang diperoleh sebesar Rp. 2,36liter ini sudah termasuk nilai dari jasa lingkungan, pengelolaan sumberdaya air, dan biaya administrasi
pemanfaatan air. Besaran nilai tersebut seharusnya ditafsirkan secara hati-hati berdasarkan
tingkat pendapatan responden. Berdasarkan asumsi tingkat populasi pegawai dan mahasiswa sebanyak 1.734 orang maka nilai total WTP yang didapat adalah Rp
4.092,24,-liter. Besarnya nilai WTP rsponden dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Distribusi WTP Responden Fakultas Eknomi dan Manajemen IPB
Nomor Kelas WTP
Frekuensi Frekuensi Relatif
Jumlah RupiahLiter
Responden Pfi
RupiahLiter
1 1,50
23 0,33
0,49 2
2,00 13
0,19 0,37
3 2,50
12 0,17
0,43 4
3,00 10
0,14 0,43
5 3,50
7 0,10
0,35 6
4,00 5
0,07 0,29
TOTAL 70
1,00 2,36
Sumber: Hasil Analisis Data, 2013 Berdasarkan Tabel tersebut diatas, responden menilai harga sumberdaya
air buangan AC sebesar Rp. 2,36 per liter. Data WTP responden staf disajikan pada Lampiran 7 dan data WTP responden mahasiswa disajikan pada Lampiran 8.
4. Menduga kurva WTP
Kurva WTP responden berdasarkan nilai WTP responden terhadap jumlah responden yang memilih nilai WTP. Kurva permintaan WTP terhadap
pembayaran jasa lingkungan dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 2. Kurva Permintaan WTP Berdasarkan Gambar 2 dapat disimpulkan bahwa semakin sedikit jumlah
responden membayar WTP maka semakin tinggi nilainya. Responden lebih bersedia membayar pada tingkat nilai yang paling rendah dibandingkan dengan
tingkat nilai tertinggi.
6.2 Analisis Faktor yang Mempengaruhi Nilai WTP
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP responden dianalisis menggunakan regresi berganda dengan menduga tujuh variabel independen yaitu
umur, tingkat pendapatan, biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan air bersih, jarak terhadap sumber air bersih, waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan air
bersih, jumlah air yang digunakan dalam satuan per-ember, dan jenis kelamin. Berdasarkan analisis regresi berganda yang terlampir pada Lampiran 9.
penelitian ini menghasilkan model yang cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai R
2
sebesar 81,8 persen dan R
2
adj sebesar 79,7 persen yang artinya bahwa keragaman WTP responden dapat dijelaskan oleh keragaman variabel-variabel
independen yang terdapat dalam model, sedangkan sisanya sebesar 18,2 persen diterangkan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model. Nilai F
hitung
yang diperoleh dalam penelitian ini sebesar 39,76 dengan Sig 0.000 yang berarti bahwa
variabel-variabel independen dalam model secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap nilai WTP reponden terhadap pembayaran air buangan AC yang
dilakukan pada taraf nyata α = 1 persen. Hasil analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 15.