Analisis strategi bisnis agrowisata Kampung 99 Pepohonan Kota Depok, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

(1)

ANALISIS STRATEGI BISNIS AGROWISATA

KAMPUNG 99 PEPOHONAN

KOTA DEPOK JAWA BARAT

SKRIPSI

AGISTA ROSIANA H34061105

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

ABSTRACT

AGISTA ROSIANA. Strategy Analysis of Ecotourism Business at Kampung 99 Pepohonan Depok, West Java. Thesis. Department of Agribusiness, Faculty of Economics and Management, Bogor Agricultural Institute (Under the guidance of K. HENY DARYANTO).

Indonesia Tourism is currently developing significantly. The tourism sector had a role in the country's economy with GDP contribution to the tendency to increase. Opportunities tourism sector is prospective to be developed, because in addition to being one of the country foreign exchange earner, tourism trend continues to increase. Changes in preferences and travel trends are turning to nature and educational that observed by entrepreneurs as business opportunities, so many tourism spotsalternate to back to nature concept adapting current consumer tastes. Ecotourism is a series of tourist activities which utilizes agricultural potential as a tourist attraction, both in the form of the potential of the agricultural landscape and the uniqueness and diversity of production activities and agricultural technology as well as cultural farmers.

Kampung 99 Pepohonan is abusiness which is engaged in ecotourism. It has good prospects for development. This research was conducted in Kampung 99 Pepohonan motivated by the number of visitors decreased due to less intensive promotional activities, the lack of a clearplan formulation, administrative and financial system is still simple, in additionemployees are family and friends. Therefore, analysis of business strategy for the company in order to operate effectively and efficiently is required.

The purpose of this study are: 1) Identify the internal environment into strength and weakness and the external environment into opportunities and threats faced by Kampung 99 Pepohonan, 2) Formulate a strategy for the Kampung 99 Pepohonan based on internal and external company, and 3) Determine the appropriate of priority strategy to be implemented byKampung 99 Pepohonan.

The research was conducted in the Kampung 99 Pepohonan, at Meruyungdistrick Limo, Depok City. Data collection was conducted in March-August 2012. Selection of site studies are purposive, motivated by the needs of Kampung 99 Pepohonan to analize developing strategies of tourism, especially ecotourism in Depok.

The data used in this research are the primary and secondary data. Primary data were from interviews with four respondents and direct observation, otherwise secondary data were obtained from the monthly and annually firm reports, regulations, organizational structures, literatures, and writings related to research. Supporting data were collected from libraries; FEM IPB, LSI, the Central Bureau of Statistics, and other related institutions. Softwarewhich is usedin this research is matrix IFE to analyze internal environmental factorsKampung 99 Pepohonan, matrix EFE to analyze the external environmental factors Kampung 99 Pepohonan, matrix IE to obtain strategies from the results of matrix IFE and matrix EFE, SWOT matrix to determine strategies which is obtained by identify internal and external factors of the firm, QSP matrix to prioritize strategies derived from the SWOT analysis.


(3)

Based on the identification of internal factors obtained seven strength factors which score the highest strength to matrix IFE is to have the beautiful and cool air with a score of 0.500 and a rating of 4. While the weakness factor produced five key factors with the highest weakness for companies which have not had intensive hype promotionand short, medium, and long formulating with a total score of 0.095 with a value rating 1 and 1.25. Total score of IFE as a whole is 3.030. Total internal key factor scores explains that the company is in a strong position to take advantage of the strength to overcome the weaknesses that are owned by the company.

Based on the identification of external factors produced four opportunities factors and four threat factors. Rapid technological developments, especially the internet became the main opportunities for companies with a value score of 0.958 and a rating of 4. While the key external factor which become the main threat to the company is a low entry barrier with a value score of 0.123 and a value rating 1. Total score EFE as a whole is 2.801. It shows that Kampung 99 Pepohonan will be at their being in response to the external environment, both the opportunities and threats facing the company.

Matrix IE analysis put Kampung 99 Pepohonanin position IV (Growth and Build). Strategies which can be applied by the company are intensive strategies such as market penetration and market development. SWOT analysis produced six formulation of strategies that can be applied by the company are: 1) improve the quality of product and service to consumers, 2) intensifycare of environmentcampaigns and edutourism, 3) the application of technology in marketing and systems of work; 4) improving the professionalism of the management in improving the quality of managerial, 5) intensify the publicity and promotion by accentuating the characteristics and advantages of Kampung 99 Pepohonan, 6) establish strong cooperation with other parties in the development of the company.

The results of processing QSPM, the priority strategy to be implemented by Kampung 99 Pepohonan are: 1) intensify the publicity and promotion by accentuating the characteristics and advantages of Kampung 99 Pepohonan (STAS = 7.406), 2) the application of technology in marketing and systems of work ( STAS = 7.088), and 3) promoting care of environment campaigns and educational traveled (STAS = 6.732), 4) Improving the professionalism of management in increasing the quality of managerial (STAS = 6.508), 5) improve product quality and service quality to consumers (STAS = 6.008) , 6) establish strong cooperation with other parties in the development of the company (STAS = 5.193).


(4)

RINGKASAN

AGISTA ROSIANA. Analisis Strategi Bisnis Agrowisata Kampung 99 Pepohonan Kota Depok, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan HENY K. DARYANTO).

Pariwisata Indonesia saat ini tengah mengalami perkembangan yang signifikan. Sektor pariwisata ikut berperan dalam perekonomian negara dengan kontribusi PDB dengan kecendrungan yang meningkat. Peluang sektor pariwisata cukup prospektif untuk dikembangkan, karena selain sebagai salah satu penghasil devisa negara, trend pariwisata terus mengalami kenaikan. Perubahan preferensi dan trend wisata yang beralih pada wisata alam dan edukatif dicermati oleh para pelaku bisnis wisata untuk diterjemahkan sebagai peluang bisnis, sehingga berbagai alternatif wisata dengan konsep back to nature semakin banyak bermunculan yang disesuaikan dengan selera konsumen saat ini. Agrowisata merupakan rangkaian kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi pertanian sebagai obyek wisata, baik potensi berupa pemandangan alam kawasan pertaniannya maupun kekhasan dan keanekaragaman aktivitas produksi dan teknologi pertanian serta budaya masyarakat petaninya.

Kampung 99 Pepohonan merupakan salah satu usaha yang bergerak dibidang agrowisata memiliki prospek baik untuk dikembangkan. Penelitian ini dilakukan di Kampung 99 Pepohonan yang dilatarbelakangi oleh jumlah pengunjung yang menurun karena kegiatan promosi yang kurang intensif, belum adanya perumusan perencanaan yang jelas dan terarah, dan sistem administrasi dan keuangan yang masih sederhana, serta karyawan yang berasal dari keluarga dan kerabat. Oleh karena itu, diperlukan analisis strategi bisnis agar perusahaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) mengidentifikasi lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Kampung 99 Pepohonan; 2) merumuskan formulasi strategi bagi Kampung 99 Pepohonan berdasarkan faktor internal dan eksternal perusahaan; 3) menentukan prioritas strategi yang tepat untuk diimplementasikan oleh Kampung 99 Pepohonan.

Penelitian ini dilakukan di Kampung 99 Pepohonan Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret-Agustus 2012. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dilatarbelakangi oleh kebutuhan Kampung 99 Pepohonan terhadap analisis strategi untuk pengembangan usaha pariwisata khususnya agrowisata di Kota Depok.

Data yang digunakan meliputi data primer dan sekunder. Data primer yang digunakan bersumber dari wawancara terhadap empat responden dan pengamatan langsung, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan kantor, seperti laporan bulanan, tahunan, peraturan yang berlaku, struktur organisasi, bahan-bahan pustaka dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan penenlitian. Untuk data penunjang dikumpulkan informasi dari perpustakaan FEM IPB, perpustakaan LSI, Badan Pusat Statistik, serta instansi terkait lainnya. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks IFE untuk menganalisis faktor-faktor


(5)

lingkungan internal Kampung 99 Pepohonan, matriks EFE untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal Kampung 99 Pepohonan, matriks IE untuk mendapatkan strategi-strategi dari hasil matrilks IFE dan EFE, matriks SWOT untuk menentukan strategi-strategi yang didapatkan dan identifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan, matriks QSP untuk memprioritaskan strategi-strategi yang didapat dari analisis SWOT.

Berdasarkan hasil identifikasi faktor internal menghasilkan tujuh faktor kekuatan yang memberikan skor kekuatan tertinggi pada matriks IFE adalah memiliki kawasan yang asri dan udara yang sejuk dengan skor 0,500 dengan rating 4. Sedangkan faktor kelemahan menghasilkan lima faktor kunci dengan kelemahan utama bagi perusahaan promosi yang belum intensif dan gencar, serta belum adnaya perumusan jangka pendek, menengah dan panjang dengan total skor 0,095 dengan nilai rating 1 dan 1,25. Jumlah total skor IFE secara keseluruhan adalah sebesar 3,030. Total skor faktor kunci internal menjelaskan bahwa perusahaan berada pada posisi kuat dalam memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan.

Berdasarkan hasil identifikasi faktor eksternal menghasilkan empat faktor peluang yang dan empat faktor ancaman. Perkembangan teknologi yang pesat terutama internet menjadi peluang utama bagi perusahaan dengan nilai skor 0,958 dengan rating 4. Sedangkan faktor kunci eksternal yang menjadi ancaman utama bagi perusahaan adalah hambatan masuk yang rendah dengan nilai skor sebesar 0,123 dengan nilai rating 1. Jumlah total skor EFE secara keselurihan adalah sebesar 2,801. Hal ini menunjukan bahwa Kampung 99 Pepohonan berada pada kondisi sedang dalam merespon lingkungan eksternal, baik peluang maupun ancaman yang dihadapi perusahaan.

Analisis matriks IE menempatkan Kampung 99 Pepohonan pada posisi sel IV (Growth and Build). Strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan adalah strategi intensif seperti penetrasi pasar dan pengembangan pasar. Hasil analisis SWOT menghasilkan enam rumusan strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan adalah: 1) meningkatkan kualitas produk serta kualitas layanan kepada konsumen; 2) menggiatkan kampanye cinta lingkungan serta berwisata edukatif; 3) penerapan teknologi dalam pemasaran dan sistem kerja; 4) perbaikan profesionalitas manajemen dalam meningkatkan kualitas manajerial; 5) menggiatkan publisitas dan promosi dengan menonjolkan ciri khas dan keunggulan wisata Kampung 99 Pepohonan; 6) menjalin kerjasama yang kuat dengan pihak lain dalam pengembangan perusahaan.

Hasil dari pengolahan QSPM, strategi yang menjadi prioritas untuk dapat diterapkan oleh Kampung 99 Pepohonan adalah: 1) menggiatkan publisitas dan promosi dengan menonjolkan ciri khas dan keunggulan wisata Kampung 99 Pepohonan (STAS = 7,406); 2) penerapan teknologi dalam pemasaran dan sistem kerja (STAS = 7,088); 3) menggiatkan kampanye cinta lingkungan serta berwisata edukatif (STAS = 6,732); 4) perbaikan profesionalitas manajemen dalam meningkatkan kualitas manajerial (STAS = 6,508); 5) meningkatkan kualitas produk serta kualitas layanan kepada konsumen (STAS = 6,008); 6) menjalin kerjasama yang kuat dengan pihak lain dalam pengembangan perusahaan (STAS = 5,193).


(6)

ANALISIS STRATEGI BISNIS AGROWISATA

KAMPUNG 99 PEPOHONAN

KOTA DEPOK JAWA BARAT

AGISTA ROSIANA H34061105

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(7)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Bisnis Agrowisata Kampung 99 Pepohonan Kota Depok Jawa Barat” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi.

Bogor, Januari 2013

Agista Rosiana H34061105


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bogor, pada tanggal 12 Agustus 1988. Penulis adalah anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Ayahanda Dayat (Alm.) dan Ibunda Nurlaela. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Bojong I pada tahun 2000 dan menyelesaikan pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama pada tahun 2003 di SLTP Negeri 6 Bogor. Selanjutnya penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SMA Negeri 1 Bogor pada tahun 2006. Pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui program Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Kemudian pada tahun 2007 penulis diterima di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam mengikuti kegiatan organisasi mahasiswa. Penulis aktif sebagai anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (BEM TPB) tahun 2006-2007, penulis juga aktif sebagai pengurus Lembaga Dakwah Fakultas FORMASI tahun 2007-2008, selanjutnya penulis aktif menjadi anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen (BEM FEM) tahun 2007-2009. Selain aktif dalam organisasi, penulis juga tercatat sebagai asisten Pendidikan Agama Islam pada tahun 2008-2010.


(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Bisnis Agrowisata Kampung 99 Pepohonan Kota Depok Jawa Barat”. Dengan segala daya dan upaya penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini, dimana penulisan skripsi ini adalah salah satu syarat kelulusan pada program sarjana di Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini dibuat berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian ini bertujuan menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan sehingga dapat disusun suatu analisis strategi bisnis yang dapat diterapkan oleh perusahaan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Keterbatasan penulis dan berbagai kendala yang dihadapi merupakan penyebab tidak sempurnanya skripsi ini. Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, penulis sajikan skripsi ini dengan harapan semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bogor, Januari 2013 Agista Rosiana


(10)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Heny K. Daryanto, M.Ec. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, menuntun, mengarahkan, dan membimbing penulis dengan sabar sejak awal hingga selesainya penyusunan skripsi ini.

2. Ir. Narni Farmayanti, M.Sc. dan Anita Primaswari Widhiani, SP. M.Si. selaku dosen penguji utama dan dosen penguji wakil dari komisi pendidikan pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Suharno, M.Adev yang telah menjadi pembimbing akademik dan seluruh dosen serta seluruh staf Departemen Agribisnis.

4. Kurnia Rahma Septiani selaku pembahas seminar skripsi atas saran, masukan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi.

5. Pihak Kampung 99 Pepohonan atas waktu, kesempatan, informasi, bantuan, dukungan serta masukan yang membangun dalam penyusunan skripsi ini. 6. Orang tua tercinta Bapak Dayat (alm) dan Ibunda Nurlaela, kakak Nurlinda

Farida, serta adik Meita Utari dan Kania Hafidza Hayati serta seluruh keluarga besar untuk setiap cinta, kasih sayang, doa dan semangat serta dukungan baik moral maupun materil yang diberikan. Semoga ini bisa jadi persembahan yang terbaik.

7. Sahabat-sahabat terbaik Novita Juanda, Puspi E. Wiranthi, Ryza Amirethi, Hendra E.G., Nurlailati Ramdhani, Fatimah Khoirunissa, Emijar Astrianti, Karunia Maghfiroh, Ira Gustina, Rieska Rahmawati, Ichfani Listiawati, serta Lulus Fitriana atas segala dukungan dan semangat yang tiada henti.

8. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, namun tidak menghilangkan rasa hormat dan terima kasih atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.

Bogor, Januari 2013 Agista Rosiana


(11)

ii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN... v

I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

1.5 Ruang Lingkup ... 11

II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Pariwisata... 12

2.2 Agrowisata... 16

2.2.1 Definisi Agrowisata... 16

2.2.2 Manfaat Agrowisata... 18

2.3 Penelitian Terdahulu ... 19

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 25

3.1 Kerangka Pemikiran Teoriti ... 25

3.1.1 Pengertian Strategi... 25

3.1.2 Klasifikasi Strategi ... 25

3.1.3 Konsep Manajemen Startegis ... 30

3.1.4 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan... 31

3.1.5 Analisis Lingkungan Perusahaan... 32

3.1.6 Matriks IFE dan EFE... 43

3.1.7 Matriks IE... . 43

3.1.8 Matriks SWOT... 43

3.1.9 Matriks QSP... . 44

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 44

IV METODE PENELITIAN ... 47

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 47

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 47

4.3 Metode Pengumpulan Data ... 48

4.4 Metode Pengolahan Data ... 49

4.4.1 Analisis Matriks EFE dan IFE ... 49

4.4.2 Matriks IE ... 53

4.4.3 Matriks SWOT ... 54

4.4.4 QSPM ... 55

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 58


(12)

iii

5.2 Lokasi dan Keadaan Perusahaan... 59

5.3 Visi dan Misi Perusahaan... 60

5.4 Struktur Organisasi Perusahaan... 60

5.5 Sumber Daya Manusia... 61

5.6 Permodalan Perusahaan... 62

5.7 Kegitan Outbond Kampung 99 Pepohonan... 63

VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN... 64

6.1 Analisis Lingkungan Internal Perusahaan... 64

6.1.1 Manajemen... 64

6.1.2 Pemasaran... 66

6.1.3 Keuangan... 68

6.1.4 Produksi / Operasi... 69

6.1.5 Sistem Informasi Manajemen... 69

6.2 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan... 69

6.2.1 Lingkungan Jauh... 70

6.2.1.1 Faktor Ekonomi... 70

6.2.1.2 Faktor Sosial... 71

6.2.1.3 Faktor Politik... 71

6.2.1.4 Faktor Teknologi... 72

6.2.2 Lingkungan Industri... 73

6.2.2.1 Ancaman Masuknya Pendatang Baru... 73

6.2.2.2 Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok... 73

6.2.2.3 Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli... 74

6.2.2.4 Ancaman Produk Substitusi... 74

6.2.2.5 Persaingan Diantara Produksi Sejenis... 75

VII PERUMUSAN ANALISIS STRATEGI... 77

7.1 Tahap Masukan (The Input Stage)... 77

7.1.1 Identifikasi Faktor Internal... 77

7.1.2 Identifikasi Faktor Eksternal... 82

7.1.3 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)... 85

7.1.4 Matriks EFE (External Factor Evaluation)... 87

7.2 Tahap Pencocokan (Matching Stage)... 89

7.2.1 Matriks IE (Internal-External)... 89

7.2.2 Matriks SWOT... 91

7.3 Tahap Pengambilan Keputusan (The decision Stage)... 96

7.3.1 Analisis QSPM... 96

VIII KESIMPULAN DAN SARAN... 98

8.1 Kesimpulan... 98

8.2 Saran... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke

Indonesia Tahun 2004-2010... 1

2. Ranking Devisa Sektor Pariwisata Terhadap Komoditas Ekspor Lainnya Tahun 2006-2009... 4

3. Kawasan Agrowisata di Jawa Barat Tahun 2007 ... 6

4. Jumlah pengunjung Kampung 99 Pepohonan 2010-2011... 8

5. Jenis dan Sumber Data... 48

6. Contoh Matriks EFE... 49

7. Contoh Matriks IFE... 50

8. Penilaian Bobot Tingkat Kepentingan Factor Penentu Eksternal Menurut Metode “Paired Comparison”... 51

9. Skala Nilai Rating pada Matriks IFE dan EFE... 52

10. Contoh Matriks SWOT... 55

11. Format Dasar QSPM... 57

12. Tingkat Pendidikan Karyawan... 62

13. Daftar permainan Di Kampung 99 Pepohonan……….. 63

14. Besar Populasi, GDP, Pertumbuhan GDP, serta Tingkat Inflasi Indonesia tahun 2011... 70

15. Faktor Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan... 78

16. Faktor Peluang dan Ancaman... 83

17. Hasil Analisis Matriks IFE... 86

18. Hasil Analisis Matriks EFE... 88

19. Matriks SWOT... 92


(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Model Strategi Generik Menurut Porter... 27

2. Model Komprehensif Manajemen... 31

3. Kekuatan-kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri... 36

4. Kerangka Pemikiran Operasional... 46

5. Matriks Internal-Eksternal... 53

6. Struktur Organisasi Perusahaan... 61


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuesioner Identifikasi, Pembobotan dan Rating Faktor

Strategis Internal dan Eksternal... 104

2. Denahlokasi Kampung 99 Pepohonan... 114

3. Pembobotan terhadap Faktor Strategis Internal ... 115

4. Pembobotan terhadap Faktor Strategis Eksternal ... 119

5. Pembobotan dan Peratingan faktor Internal ... 123

6. Pembobotan dan Peratingan faktor Eksternal ... 124


(16)

I PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang

Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang melimpah, sehingga ketika keunggulan ini dikelola dengan tepat maka akan menjadi salah satu andalan perekonomian nasional. Kondisi ini pula didukung dengan iklim dan cuaca yang baik untuk pengembangan komoditas tropis dan sebagian subtropis. Dengan keragaman dan keunikannya yang bernilai tinggi serta diperkuat oleh kekayaan kultural yang sangat beragam, Indonesia mempunyai potensi yang besar dalam pariwisatanya. Keseluruhannya sangat berpeluang besar menjadi andalan dalam perekonomian Indonesia.

Pariwisata Indonesia saat ini tengah mengalami perkembangan yang signifikan. Hal ini didukung dengan berbagai penghargaan yang didapatkan Indonesia diberbagai organisasi internasional antara lain PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), Bank Dunia dan World Tourism Organization (WTO) seperti penghargaan yang diberikan oleh PBB kepada Presiden RI berupa Global Champion Disaster Risk Reduction Tahun 2011 di Jenewa, Swiss. Badan Pusat Statistik mencatat bahwa terjadi kenaikan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke Indonesia tahun 2004-2010

Tahun

Jumlah Wisatawan Mancanegara

(orang)

Persentase Penerimaan Devisa

(juta USD) Persentase

2004 5.321.165 13,22 4.797,90 11,89

2005 5.002.101 12,42 4.521,90 11,20

2006 4.871.351 12,10 4.447,98 11,02

2007 5.505.759 13,67 5.345,98 13,24

2008 6.234.497 15,48 7.347,60 18,20

2009 6.323.730 15,71 6.297,99 15,60

2010 7.002.944 17,39 7.603,45 18,84


(17)

2 Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mengalami fluktuasi dengan kecenderungan meningkat. Penurunan jumlah pengunjung terjadi pada tahun 2005 dan 2006 dengan persentase sebesar 0,80 persen dan 0,32 persen. Penurunan jumlah wisatawan pun berbanding lurus dengan penerimaan devisa negara, pada tahun 2004 hingga 2006 terjadi penurunan devisa sebesar 0,69 persen pada tahun 2005 dan 0,18 persen pada tahun 2006. Peningktan jumlah wisatawan yang diikuti dengan meningkatnya devisa terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 1,57 persen dengan persentase untuk devisa sebesar 2,24 persen. Peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia diduga karena Indonesia memiliki kawasan yang menarik dan memiliki kekayaan alam yang khas serta upaya pemerintah Indonesia dalam melestarikan budaya nasional dan pariwisata melalui program pemerintah yaitu Visit Indonesia 2008. Pada tahun 2007 hingga tahun 2010 jumlah wisatawan mancanegara terus meningkat.Kenaikan jumlah wisatawan ini pun sejalan dengan jumlah penerimaan devisa yang didapat. Penerimaan devisa negara dari sektor pariwisata pun mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun dengan kecenderungan meningkat. Perkembangan sektor pariwisata yang positif akan berpengaruh positif pula pada perkembangan perekonomian nasional.

Peranan sektor pariwisata dalam membangun perekonomian nasional dapat dilihat pula dari kontribusi sektor pariwisata terhadap komoditas ekspor lainnya. Sektor pariwisata memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian negara melalui sumbangan devisanya. Berdasarkan Tabel 2, peranan sektor pariwisata dalamkontribusinya terhadap penerimaan devisa negaramengalami perkembangan yang sangat baik dan meningkat dari tahun ke tahun. Kontribusi yang diberikan sektor pariwisata terhadap PDB memiliki trend yang terus naik.

Pada tahun 2006, sektor pariwisata memberikan kontribusi sebesar 7,32 persen terhadap PDBdan berada di posisi keenam. Pada tahun berikutnya posisi sektor pariwisata naik satu tingkat di posisi kelima dengan kontribusi yang diberikan sebesar 7,82 persen. Sektor pariwisata menempati posisi keempat di tahun 2008 dengan nilai kontribusi sebesar 8,75 persen. Dan pada tahun 2009 sektor pariwisata memberikan 6.298,02 juta (US $) untuk devisa negara dengan


(18)

3 nilai kontribusi sebesar 9,65 persen. Namun, meskipun kontribusi sektor pariwisata naik pada tahun 2009 tetapi penerimaan negara (devisa) yang diberikan menurun sebesar 14,08 persen. Hal ini tidak terjadi pada sektor pariwisata saja melainkan pada seluruh sektor yang menjadi komoditas penyumbang devisa negara. Terjadinya penurunan devisa negara secara menyeluruh dikarenakan terjadinya krisis global pada tahun 2009. Krisis global menyebabkan adanya penurunan daya beli masyarakat secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini pula mempengaruhi keputusan wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata. Hal ini pula diperkuat dengan data pada Tabel 1 yaitu dengan menurunnya kontribusi pariwisata sebesar 2,60 persen. Namun, secara keseluruhan peluang sector pariwisata cukup prospektif untuk dikembangkan, karena selain sebagai salah satu penghasil devisa Negara, trend pariwisata terus mengalami kenaikan. Selain itu, sektor pariwisata juga diharapkan dapat menjadi pendorong pertumbuhan sektor pembangunan lainnya seperti sektor perkebunan, pertanian, perdagangan, perindustrian dan lain-lain. Salah satu unsure dari sektor pertanian yang memiliki potensi yang baik untuk dikembangakan adalah agrowisata. Potensi agrowisata tersebut ditunjukan dari keindahan alam pertanian dan produksi di sektor pertanian yang cukup berkembang.


(19)

4

Tabel 2. Ranking Devisa Sektor Pariwisata Terhadap Komoditas Ekspor Lainnya Tahun 2006-2009

2006 2007 2008 2009

JenisKomoditi Nilai

(juta USD)

JenisKomoditi Nilai

(juta USD)

JenisKomoditi Nilai

(juta USD)

JenisKomoditi Nilai

(juta USD) Minyakdan gas bumi 21.20 9,50 Minyakdan gas bumi 22.08 8,60 Minyakdan gas bumi 29.12 6,30 Minyakdan gas bumi 19.01 8,30 Pakaianjadi 5.608

,16 Minyakkelapas awit 7.868 ,64 Minyakkelapas awit 12.37 5,57 Minyakkelapas awit 10.36 7,62 Karetolahan 5.465

,14

Karetolahan 6.179 ,88

Karetolahan 7.579 ,66

Pariwisata 6.298

,02 Minyakkelapas

awit

4.817 ,64

Pakaianjadi 5.712 ,87

Pariwisata 7.377

,00

Pakaianjadi 5.735 ,60 AlatListrik 4.448

,74

Pariwisata 5.345

,98

Pakaianjadi 6.092 ,06

Karetolahan 4.870 ,68

Pariwisata 4.447

,97

AlatListrik 4.835 ,87

AlatListrik 5.253 ,74

AlatListrik 4.580 ,18 Tekstil 3.908

,76

Tekstil 4.177 ,97

Tekstil 4.127 ,97

Tekstil 3.602 ,78 Kayuolahan 3.324

,97

Bahankimia 3.402 ,58 Kertasdanbaran gdarikertas 3.796 ,91 Kertasdanbaran gdarikertas 3.405 ,01 Kertasdanbaran gdarikertas 2.859 ,22 Kertasdanbaran gdarikertas 3.374 ,84

Makananolahan 2.997 ,17

Makananolahan 2.960 ,73 Bahankimia 2.697

,38

Kayuolahan 3.076 ,88

Kayuolahan 2.821 ,34

Kayuolahan 2.275 ,32 Makananolahan 1.965

,56

Makananolahan 2.264 ,00

Bahankimia 2.754 ,30

Bahankimia 2.155 ,41

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010

Agrowisata merupakan rangkaian kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi pertanian sebagai obyek wisata, baik potensi berupa pemandangan alam kawasan pertaniannya maupun kekhasan dan keanekaragaman aktivitas produksi dan teknologi pertanian serta budaya masyarakat petaninya. Kegiatan agrowisata bertujuan untuk memperluas wawasan pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, perikanan dan peternakan.

Hal ini juga di dukung dengan perubahan preferensi dan motivasi wisatawan secara dinamis. Kecenderungan pemenuhan kebutuhan dalam bentuk menikmati obyek-obyek spesifik seperti udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan produk secara tradisional, maupun produk-produk pertanian modern dan spesifik menunjukkan peningkatan yang pesat. Kecenderungan ini merupakan sinyal tingginya permintaan akan agrowisata dan sekaligus membuka peluang bagi pengembangan produk-produk agribisnis baik dalam bentuk kawasan ataupun produk pertanian yang mempunyai daya tarik spesifik.1


(20)

5 Saat ini konsumen tidak hanya ingin mendapatkan rekreasi semata tetapi juga ada nilai tambah yang bisa didapat seperti edukasi, konsep back to nature yang asri menyehatkan dan menyegarkan atau paket-paket pengenalan kegiatan agribisnis dari hulu sampai hilir. Ada kegiatan di bidang peternakan seperti memandikan kerbau, belajar memerah susu, memberi pakan ternak, ada juga di bidang perikanan, yaitu memberi pakan ikan, memancing atau menangkap langsung, membuat pakan ikan, sampai membeli ikan dan memasaknya untuk dimakan langsung di tempat, di bidang pertanian ada menanam sayuran, memanen jagung dan lain sebaginya, dan masih banyak lagi contoh-contoh kegiatan di sektor agribisnis secara umum yang dapat di jadikan sebagai wisata agro.

Perubahan preferensi dan trend wisata inilah yang dicermati oleh para pelaku bisnis wisata untuk diterjemahkan sebagai peluang bisnis, sehingga berbagai alternatif wisata dengan konsep back to naturesemakin banyak bermunculan yang disesuaikan dengan selera konsumen saat ini. Hal ini kemudian didukung dengan kondisi Indonesia sebagai negara berkembang yang memiliki tingkat kesibukan yang cukup tinggi terutama kota-kota dengan kondisi yang banyak penduduknya serta padatnya aktivitas seperti daerah jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi). Kesibukan dan rutinitas pekerjaan yang padatmembuat masyarakat butuh akan saluran untuk membuat mereka kembali segar (fresh).Maka wisata agro dengan konsep back to nature merupakan salah satu bisnis wisata yang memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan saat ini.Indonesia memiliki berbagai provinsi dengan potensi agrowisata yang sangat besar, salah satunya adalah Jawa Barat. Jumlah kawasan agrowisata di Jawa Barat dapat dijelaskan pada Tabel 3.

1


(21)

6

Tabel 3. Kawasan Agrowisata di Jawa Barat Tahun 2007

No. Agrowisata Lokasi Keterangan

1 Balai Penelitian Tanaman Hias Pacet, Cipanas Kebun Penelitian Tanaman Hias

2 Batulawang – Afdeling Cisaga Cisaga, Ciamis Perkebunan Teh dan

Karet

3 Kebun Percobaan Pasir Sarongge Cianjur Kebun dan Pabrik Teh

4 Peternakan Ayam Pelung Cianjur Budidaya dan Atraksi

Ayam Pelung

5 Taman Bunga Nusantara Cipanas Taman Bunga

6 Kebun Wisata Pasir Mukti Citeureup, Bogor Kebun Buah dan Kolam

Pemancingan

7 Seni ketangkasan Domba Garut Budidaya Domba dan

Kerajinan Kulit 8 Balai Inseminasi Buatan Lembang Lembang, Bandung Budidaya Sapi 9 Horticulture Research Institute

Lembang

Cikole, Lembang Kebun Penelitian Hortikultura

10 Perkebunan Gambung Cisondari, Bandung Perkebunan Teh

11 Perkebunan Malabar PTP XII (PTPN VIII)

Pangalengan, Bandung

Perkebunan Teh 12 Perkebunan Rancabali PTP XII (PTPN

VIII)

Ciwidey, Bandung Perkebunan Teh 13 Perkebunan Puncak PTP XII (PTPN

VIII)

Puncak, Bogor Perkebunan Teh

14 Perkebunan Kelapa Sawit Garut Pengolahan Minyak

Kelapa Sawit 15 Kebun Anggrek dan Tanaman Hias Cikole, Lembang Kebun anggrek

16 Perkebunan Ciater (PTP XII) Nagarak, Subang Kebun Teh

17 Tambaksari Subang Pabrik Teh

18 BBT Hortikultura Pasir Banteng,

Tanjungsari

Penjualan Bibit Tanaman Buah

19 Kebun Raya Bogor Bogor Taman dan Hutan Kota

20 Taman Wisata Mekar Sari Cipanas Taman Buah

Sumber : http://database.deptan.go.id/agrowisata/viewprovinsi(2008)

Berdasarkan Tabel 3, kawasan agrowisata daerah Jawa Barat pada tahun 2007 berada di daerah kawasan Puncak-Bogor, Garut, Bandung, Subang dan sekitarnya. Sementara itu, kawasan agrowisata di daerah yang berdekatan dengan ibukota negara yaitu Jakarta dan sekitarnya masih sangat minim, sedangkan tingkat kesibukan dan rutinitas yang tinggi yang dirasakan oleh warga Jakarta dan sekitarnya membutuhkan saluran yang efektif dan efisien. Dalam hal ini agrowisata adalah jawaban yang tepat, tetapi jarak yang cukup jauh dan kawasan agrowisata yang melewati jalan-jalan ramai dan macet seperti daerah Puncak-Bogor tidak menjawab permasalahan yang dialami oleh warga yang bertempat tinggal di ibukota.

Kampung 99 Pepohonan merupakan salah satu agrowisatayang berada di Kota Depok. Kampung 99 Pepohonanmenawarkan konsep agrowisata yang


(22)

7 dipadukan dengan konsep back to natureyang dikelilingi oleh 99 pepohonan. Paket wisata yang ditawarkan terdiri atas paket menginap di rumah kayu, paket outbond, restoran, live music, dan lain sebagainya. Dengan jarak yang dekat dengan ibukota, fasilitas yang lengkap danlokasi yang sejukkarena dikelilingi olehpepohonan yang rindang, perkampungan di tengah kota ini merupakan salah satu alternatif wisata agro yang sangat tepat untuk masyarakat yang bertempat tinggal di ibukota dan sekitarnya yang ingin menghilangkan kejenuhannya dari pekerjaan dan rutinitas kota.

1.2. Perumusan Masalah

Kampung 99 Pepohonanmerupakan wisata alam yang dipadukan dengan wisata pertanian. Perkampungan di tengah kota ini menawarkan paket-paket wisata yang lengkap dan konsep wisata yang jelas. Paket wisata yang ditawarkan di antaranya paket menginap di rumah kayu, restoran, live music, paket outbond pertanian seperti menanam padi, memandikan kerbau, memancing, memerah susu, memanen sayuran, membuat cincau, dan lain sebagainya. Dikelilingi oleh 99 pepohonan membuat kawasan ini menjadi sejuk dan asri, udara yang segar, serta lingkungan yang hijau sejauh mata memandang. Hal ini merupakan nilai tambah dari Kampung 99 Pepohonan sebagai salah satu objek wisata agro yang asri yang terletak tidak jauh dari ibukota.

Kampung 99 Pepohonan menawarkan konsep sedekah pohon, dimana para pengunjung diajak untuk memelihara alam dengan menanam pohon sebanyak-banyaknya agar udara menjadi bersih dan sehat. Para pengunjung yang datang ditawari untuk bersedekah pohon dengan cara membeli bibit pohon dan diajak untuk menanam langsung pohon tersebut. Hal ini merupakan salah satu upaya dari Kampung 99 Pepohonan untuk mengajak masyarakat agar lebih membiasakan diri untuk menjaga lingkungan alam sekitar dengan menanam pohon sebanyak-banyaknya agar lingkungan asri, sehat, sejuk, dan menyegarkan.

Kampung 99 Pepohonan yang berlokasi di Kota Depok ini memiliki luas sekitar lima hektar dan wisata sudah berdiri sejak tahun 2005. PadaawalnyaKampung 99 Pepohonan ini merupakan kawasan tempat tinggal keluarga Bapak Eddy Djamaluddin Suaidy yang menerapkan hidup sehat dan alami melalui konsep back to naturedengan menanam pohon sebanyak-banyaknya


(23)

8 agar udara kembali menjadi bersih,segar dan menyehatkan. Tetapi lambat laun banyak yang memberikan masukan dari pihak keluarga dan kerabat terdekat untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai tempat wisata melihat banyaknya pengunjung yang datang untuk sekedar melihat dan menikmati keasrian dan kesegaran lokasi tersebut. Maka dibentuklah tempat wisata dengan dikelola oleh keluarga dan kerabat terdekat. Seiring berjalannya waktu, Kampung 99 Pepohonan ini mengalami perkembangan yang cukup signifikan, dengan konsep yang dibawanya, Kampung 99 Pepohonan mulai di datangi oleh para pengunjung yang berasal dari daerah Jabodetabek dan sekitarnya.

Sejak awal berdirinya Kampung 99 Pepohonan terus menerus melakukan perbaikan dan pengembangan. Mulai dari fasilitas, variasi produk atau jasa outbond yang ditawarkan, pembuatan restoran, serta perluasan lahan untuk menambah arena bermain. Berbagai program pun ditawarkan Kampung 99 Pepohonan guna menarik para wisatawan berdatangan, diantaranya Program Sedekah Pohon dan Program Pulang Kampung. Hal ini bertujuan agar wisatawan tertarik dan mau berkunjung ke Kampung 99 Pepohonan. Namun seiring berjalannya waktu, banyak obyek wisata bermunculan baik wisata yang sejenis maupun berbeda jenis. Agrowisata Godong Ijo, Taman Rekreasi Telaga Arwana, dan Desa Cemara Mas merupakan beberapa kompetitor dari Kampung 99 Pepohonan yang memiliki konsep agrowisata yang berada di Kota Depok.Munculnya wisata-wisata yang memiliki kemiripan konsep, hal ini tentunya menimbulkan persaingan usaha yang merupakan ancaman bagi Kampung 99 Pepohonan.Promosi yang dilakukan oleh Kampung 99 Pepohonan juga belum intensif, karena promosi yang dilakukan yaitu dari mulut ke mulut. Selain itu, kegiatan promosi dilakukan dengan media internet yaitu melalui blog. Namun, publikasi dan promosi yang dilakukan melalui blog kurang diperhatikan oleh perusahaan sehingga kegiatan promosi tidak berjalan dengan efektif dan efisien. Hal ini berakibat dengan jumlah kunjungan ke Kampung 99 Pepohonan yang ditampilkan pada Tabel 4.


(24)

9

Tabel 4. Jumlah kunjungan Kampung 99 Pepohonan tahun 2010-2011 Bulan

Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TOTAL

2010 430 389 497 442 518 440 308 176 366 294 310 304 4.474

2011 290 496 403 276 301 284 289 168 316 209 250 279 3.561

Sumber: Kampung 99 Pepohonan, 2012

Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa jumlah kunjungan ke Kampung 99 Pepohonan dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan. Jumlah total kunjungan pada tahun 2010 adalah sebesar 4.474 kunjungan, sedangkan jumlah total kunjungan pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 913 kunjungan dengan jumlah total kunjungan sebesar 3.561 kunjungan. Penurunan kunjungan yang paling ekstrim terjadi pada bulan Agustus baik tahun 2010 maupun tahun 2011 yaitu sebesar 50 persen lebih dari total rata-rata.Hal ini disebabkan pada bulan Juli-Agustus merupakan awal tahun ajaran baru bagi sekolah baik tingkat taman kanak-kanak, SD, SMP maupun SMA atau PTN. Pelajar dan guru merupakan wisatawan yang dominan yang datang ke Kampung 99 Pepohonan, sehingga pada awal tahun ajaran baru terjadi penurunann kunjungan karena masing-masing fokus terhadap kegiatan kegiatan belajar-mengajar. Hal lain yang menjadi penyebab menurunnya jumlah kunjungan adalah kurangnya promosi dan publisitas Kampung 99 Pepohonan kepada masyarakat. Masalah lain yang muncul yaitu Kampung 99 Pepohonan merupakan salah satu usaha yang dimulai dari usaha keluarga dan kerabat terdekat, oleh karena itu manajemendanadministrasikeuangan yang diterapkan belum efektif. Permasalahan ini disebabkan karena sumber daya manusia yang digunakan berasal dari keluarga dan kerabat terdekat dan tidak berdasarkan dengan spesialisasi atau kemampuan yang dimiliki. Hal ini juga didukung oleh pembagian kerja yang belum jelas dan terarah serta belum adanya struktur organisasi perusahaan serta perencanaan jangka pendek, menengah serta jangka panjang. Padahal, dalam menjalankan sebuah usaha sangat dibutuhkan pedoman atau rencana serta tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan sehingga segala kegiatannya dapat diukur dan dievaluasi berdasarkan rencana awal. Adanya perencanaan baik jangka pendek, menengah maupun panjang akan mempercepat tumbuh dan berkembangnya perusahaan. Oleh karena itu perlu upaya


(25)

10 pengembangan yang lebih intensif diiringi dengan peningkatan kualitas pelayanan agar dapat bersaing dengan objek wisata yang lain.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh kampung 99 Pepohonan dalam menjalankan usahanya seperti persaingan usaha yang cukup tinggi, manajemen administrasi dan keuangan yang kurang baik, promosi yang belum intensif, maka Kampung 99 Pepohonan harus membuat analisisstrategi bisnis yang tepat untuk keberlangsungan usaha sebagai salah satu upaya menarik perhatian dan meningkatkan kunjungan wisatawan.

Berdasarkan pemaparan tersebut maka dapat dikemukakan perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian, yaitu :

1. Apa saja yang menjadi faktor internal dan eksternal yang berpengaruh pada Kampung 99 Pepohonan?

2. Bagaimana strategi alternatif yang dapat digunakan oleh pihak Kampung 99 Pepohonan?

3. Apa strategi yang diprioritaskan untuk diimplementasikan oleh Kampung 99 Pepohonan?

1.3. Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membuat perencanaan strategi bagi Kampung 99 Pepohonan dengan cara sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi serta menganalisis peluang dan ancaman yang dihadapi Agrowisata Kampung 99 Pepohonan serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Agrowisata Kampung 99 Pepohonan dalam menjalankan usahanya.

2. Merumuskan formulasi strategi bagi Agrowisata Kampung 99 Pepohonan sendiri berdasarkan faktor eksternal dan internal perusahaan.

3. Menentukan prioritas strategi yang tepat untuk diimplementasikan oleh Agrowisata Kampung 99 Pepohonan dalam pengembangan usahanya.

1.4. Manfaat


(26)

11 1. Memberikan masukan kepada pihak pelaksana manajemen Agrowisata

Kampung 99 Pepohonan dalam menentukan strategi bisnis dan pengembangan usahanya.

2. Menentukan alternatif strategi yang menyeluruh dan terintegrasi untuk dijadikan pedoman dalam perencanaan fungsi-fungsi operasional kegiatan usaha.

3. Sebagai wadah untuk mengaplikasikan teori yang telah diperoleh secara obyektif dalam bisnis nyata.

4. Bahan dan informasi bagi penentu kebijakan dan penelitian lebih lanjut yang terkait dengan usaha konsumen.

1.5. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah analisis strategi bisnis Agrowisata Kampung 99 pepohonan. Lingkungan bisnis yang dianalisis mengenai lingkungan internal dan eksternal berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan. Formulaso strategi berdasarkan lingkungan internal dan eksternal menghasilkan strategi bisnis yang dapat diterapkan untuk pengembangan Perusahaan Agrowisata Kampung 99 Pepohonan.


(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pariwisata

Menurut Marpaung (2002), pariwisata adalah kegiatan keluar dari tempat tinggal biasanya menuju ke suatu tempat baru dalam jangka waktu sementara untuk menghilangkan kepenatan setelah beraktivitas dan mengerjakan tugas-tugas rutin. Tempat tujuan baru dijadikan sebagai sarana untuk melakukan aktivitas baru yang menenangkan pikiran mereka dan terdapat beberapa fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan mereka.

Definisi pariwisata menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan adalah :

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.

3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.

4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha.

5. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

Kepariwisataan dapat dipandang sebagai sesuatu yang abstrak, misalnya sebagai suatu gejala yang melukiskan kepergian orang-orang di dalam negaranya sendiri (pariwisata domestik) atau penyebrangan orang-orang pada tapal batas suatu negara (pariwisata internasional). Proses bepergian ini mengakibatkan terjadinya interaksi dan hubungan-hubungan, saling pengertian insani,


(28)

perasaan-13 perasaan, persepsi-persepsi, motovasi, tekanan-tekanan, kepuasan, kenikmatan, dan lain-lain diantara sesama pribadi atau antar kelompok (Wahab 1992).

Pariwisata juga berperan dalam perekonomian suatu negara. Menurut Wahab (1992), pariwisata merupakan faktor penting dalam pengembangan ekonomi, karena kegiatannya mendorong perkembangan beberapa sektor ekonomi nasional misalnya meningkatkan devisa negara melalaui wisatawan asing, menggugah industri-industri baru yang berkaitan dengan jasa-jasa wisata, menambah permintaan akan hasil-hasil pertanian karena bertambahnya pemakaian, memperluas pasar barang-barang lokal, menyerap tenaga kerja, dan membantu pembangunan daerah terpencil yang memiliki daya tarik wisata.

Jenis-jenis pariwisata menurut Pendit (2006), antara lain : 1. Wisata Budaya

Wisata ini dimaksudkan agar perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan-pangdangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, memperlajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka. Kegiatan ini sering disatukan dengan kesempatan-kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni musik, dan seni suara), atau kegiatan yang bermotif kesejahteraan dan sebagainya.

2. Wisata Kesehatan

Wisata ini dilakukan dengan tujuan untuk menukar keadaan lingkungan tempat sehari-hari dimana seseorang tinggal untuk kepentingan kesehatan yang baik jasmani maupun rohani. Kegiatan wisata ini antara lain mengunjungi tempat-tempat peristirahatan seperti mata air panas yang mengandung mineral yang dipercaya dapat menyembuhkan, tempat yang mempunyai iklim dan udara yang menyehatkan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya.

3. Wisata Olahraga

Wisata ini dilakukan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara seperti Asean Games, Olympiade, Thomas Cup, Uber Cup, Tour de


(29)

14 France, F1 (Formula One) dan lain-lain. Macam cabang olahraga yang termasuk dalam jenis wisata olahraga yang bukan tergolong dalam pesta olaharaga atau games, antara lain: berburu, memancing, berenang, dan berbagai cabang olahraga dalam air atau di atas pegunungan.

4. Wisata Komersial

Wisata jenis ini dilakukan dengan mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersil seperti pameran industri, pameran dagang, dan sebagainya. Pada awalnya banyak orang berpendapat bahwa hal ini tidak dapat digolongkan dalam dunia kepariwisataan, dengan alasan bahwa kegiatan ini hanya dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai tujuan khusus seperti urusan bisnis, dan lain sebagainya. Tetapi, saat ini banyak orang-orang yang datang berkunjung ke pameran-pameran atau pekan raya dengan tujuan untuk rekreasi ataupun hanya sekadar melihat-lihat fasilitas sarana angkutan serta sewa akomodasi dengan reduksi khusus yang menarik. Pameran ini juga banyak dimeriahkan oleh atraksi-atraksi dan pertunjukan kesenian.

5. Wisata Industri

Wista industri merupakan wisata perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke suatu kompleks atau daerah perindustrian dimana terdapat pabrik-pabrik atau bengkel besar dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan penelitian. Kegiatan ini banyak dilakukan di negara-negara yang telah maju perindustriannya dimana masyarakat berkesempatan mengadakan kunjungan ke daerah-daerah atau kompleks-kompleks pabrik industri berbagai jenis barang yang dihasilkan secara massal di negara tersebut.

6. Wisata Politik

Wisata jenis ini meliputi perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian secara aktif dalam peristiwa kegiatan politik seperti peringatan ulang tahun suatu negara, ulang tahun perayaan 17 Agustus di Jakarta, perayaan 10 Oktober di Moskow, penobatan Ratu Inggris di London, dan sebagainya dimana fasilitas akomodasi, sarana angkutan dan atraksi aneka warna dan secara megah dan meriah bagi para pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri.


(30)

15 7. Wisata Konvensi

Saat ini banyak negara yang membangun wisata jenis ini dengan mneyediakan fasilitas bangunan beserta ruangan-ruangan tempat bersidang bagi para peserya suatu konferensi, musyawarah, konvensi atau suatu pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional. Contoh negara yang membuat wisata ini antara lain Jerman Barat yang memiliki Pusat Kongres Internasional (International Congress Center) di Berlin, Philipina yang mempunyai PICC (Philippine International Convention Center) di Manila, dan Indonesia yang memiliki Balai Sidang Senayan di Jakarta untuk penyelenggraan sidang-sidang pertemuan besar dengan perlngkapan modern.

8. Wisata Sosial

Wisata jenis ini merupakan salah satu bentuk pengorganisasian suatu perjalanan yang memakan biaya yang relatif murah serta mudah untuk memberikan kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi (atau dengan kata lain tidak mampu membayar segala sesuatu yang bersifat luks) untuk mengadakan perjalanan.

9. Wisata Pertanian

Bentuk pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebaginya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat-lihat sekeliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayur mayur dan palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungi.

10.Wisata Maritim (Marina) atau Bahari

Wisata jenis ini merupakan wisata yang banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga air, terlebih lagi di danau, bengawan, pantai, teluk atau laut lepas seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung, berkeliling melihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan yang bayak dilakukan di daerah-daerah atau negara-negara maritim.


(31)

16 Wisata cagar alam merupakan wisata yang biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usahanya dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang.

12.Wisata Buru

Wisata buru merupakan wisata yang banyak dilakukan di negara-negara yang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan.

13.Wisata Pilgrin

Wisata pilgrin merupakan wisata yang dikaitkan dengan agama, sejarah, adat-istiadat, dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata pilgrin banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, ke makam-makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda.

14.Wisata Bulan Madu

Wisata bulan madu merupakan suatu bentuk penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan merpati, pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan dan kunjungan mereka.

15.Wisata Petualangan

Wisata ini dikenal dengan Adventure Tourism, seperti masuk hutan belantara yang tadinya belum pernah dijelajahi (off the beaten track), penuh binatang buas, mendaki tebing teramat terjal, terjun ke dalam sungai yang sangat curam, arung jeram (rafting) disungai-sungai yang arusnya liar, masuk goa penuh misteri, dan seterusnya.


(32)

17

2.2. Agrowisata

2.2.1. Definisi Agrowisata

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, dan Menteri Pertanian No. KM.47/PW.DOW/MPPT-89 dan No. 204/KPTS/HK/0504/1989, agrowisata didefinisikan sebagai suatu bentuk kegiatan yang memanfaatkan usaha agro mulai dari awal sampai dengan produk pertanian dalam berbagai sistem, skala, dan bentuk sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. Dalam istilah sederhana, agrotourism didefinisikan sebagai perpaduan antara pariwisata dan pertanian dimana pengunjung dapat mengunjungi kebun, peternakan atau kilang anggur untuk membeli produk, menikmati pertunjukkan, mengambil bagian aktivitas, makan suatu makanan atau melewatkan malam bersama di suatu areal perkebunan atau taman. 2

Agrowisata atau agrotourism didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya. 3

Damardjati (1995) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan agrowisata adalah wisata pertanian dengan objek kunjungan daerah pertanian perkebuanan yang memiliki sifat yang khas, yang telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga berbagai aspek yang terkait dengan jenis tumbuhan yang dibudidayakan itu telah menimbulkan motivasi dan daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjunginya.

2

http://www.farmstop.com[7 Juli 2011]

3


(33)

18 Aspek-aspek itu antara lain jenis tanaman yang khas, cara budidaya dan pengelolaan produknya, penggunaan teknik dan teknologi, aspek kesejahteraannya, lingkungan lama dan juga sosial budaya di sekelilingnya.

Yoeti (2006) mengatakan bahwa agrowisata merupakan salah satu alternatif potensial untuk dikembangkan di desa. Kemudian batasan mengenai agrowisata dinyatakan bahwa agrowisata adalah suatu jenis pariwisata yang khusus menjadikan hasil pertanian, peternakan, perkebunan sebagai daya tarik bagi wisatawan.

2.2.2. Manfaat Agrowisata

Pengembangan agrowisata sesuai dengan kapabilitas, tipologi dan fungsi ekologis lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat sekitarnya akan arti pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian. Pengembangan agrowisata pada gilirannya akan menciptakan lapangan pekerjaan, karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyrakat pedesaan, sehingga dapat menahan atau mengurangi arus urbanisasi yang semakin meningkat saat ini.

Manfaat yang dapat diperoleh dari agrowisata dalam melestarikan sumber daya alam, melestarikan ekologi lokal, dan meningkatkan pendapatan petani/ masyarakat sekitar lokasi wisata.

Tirtawinata (1996) memaparkan beberapa manfaat agrowisata, yaitu :

1. Meningkatkan konservasi lahan, yaitu dengan adanya agrowisata dapat memberikan keseimbangan dalam ekosistem lingkungan. Agrowisata erat kaitannya dengan lingkungan alam dan pelestariannya. Mengembangkan agrowisata berarti meningkatkan sumber daya alam dan memperhatikan kelestarian lingkungan. Hal tersebut menggambarkan bahwa agrowisata dalam pengelolaannya sangat menekankan nilai-nilai konservasi.

2. Meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam, yaitu agrowisata harus ditata dengan baik agar terlihat indah dan nyaman. Setiap usaha agrowisata pastinya memiliki daya tarik tersendiri dalam mengatur tata letak dan lanskap lahan yang dijadikan sebagai agrowisatanya.


(34)

19 3. Memberikan nilai rekreasi, yaitu agrowisata sebagai objek wisata tentunya

tidak terlepas dari aktivitas rekreasi pengunjungnya. Oleh karena itu, agrowisata harus dapat memberikan pelayanan atau fasilitas rekreasi yang dapat meningkatkan kepuasan pengunjung sehingga pengunjung akan merindukan suasana alam yang menyenangkan dalam agrowisata.

4. Meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan, yaitu agrowisata tidak hanya dapat dijadikan sebagai objek wisata, tetapi juga dapat dijadikan sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi pihak-pihak tertentu. Agrowisata yang mengelola lingkungan alam dengan melakukan berbagai macam budidaya tanaman dapat memberikan ilmu pengetahuan baru bagi pngunjung yang ingin menuntut ilmu. Adapula kegiatan penelitian dilakukan oleh para peneliti untuk mengetahui berbagai macam hal yang menjadi dasar dalam pengelolaan agrowisata. Oleh karena itu, dalam pengembangan dan pengelolaan agrowisata penting untuk melakukan kerjasama baik dengan lembaga-lembaga penelitian maupun pendidikan.

5. Mendapatkan keuntungan ekonomi, yaitu agrowisata yang diusahakan di suatu daerah akan mempengaruhi laju perekonomian baik secara langsung maupun tidak langsung karena produksi yang dihasilkan dari agrowisata dapat menciptakan kegiatan transaksi ekonomi.

2.3. Penelitian Terdahulu

Sidauruk (2010) melaksanakan penelitian tentang Analisis Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Hias Pada PT. Godongijo Asri, Sawangan, Depok, Jawa Barat. Metode pengolahan data dan analisis data yang digunakan adalah matriks IFE (Internal Factor Evaluation), EFE (External Factor Evaluation), matriks IE (Internal-External), matriks SWOT dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Total bobot skor yang diperoleh dari hasil pemetaan matriks IFE dan EFE menunjukkan skor 3,816 dan 2,347 menempatkan PT. Godongijo Asri berada pada sel IV (tumbuh/ kembangkan). Strategi yang tepat untuk dilaksanakan adalah strategi intensif.

Analisis SWOT terhadap faktor-faktor kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh PT. Godongijo Asri menghasilkan sembilan strategi


(35)

20 alternatif, yaitu: 1) mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan; 2) penggunaan tenaga kerja terampil; 3) menerapkan strategi pemasaran yang tepat; 4) menjalin komunikasi yang baik dalam perusahaan dan konsumen; 5) menetapkan harga jual bersifat fleksibel dan tidak hanya memikirkan keuntungan; 6) menambah jumlah tenaga kerja terampil bagian produksi sehingga dapat memenuhi kebutuhan produksi; 7) penggunaan kemajuan teknologi; 8) melakukan penelitian dan pengembangan; 9) melakukan riset pasar. Penentuan strategi alternatif dengan QSPM merekomendasikan strategi sembilan sebagai nilai tertinggi yaitu melakukan riset pasar.

Ernaldi (2010) melakukan penelitian mengenai strategi pengembangan agrowisata pada Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, Bogor Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode pengolahan dengan matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSP. Hasil penelitiannya menunjukkan total nilai IFE pada Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII sebesar 2,8267, menunjukkan perusahaan berada pada kondisi internal di atas rata-rata. Total nilai EFE pada Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII sebesar 2,8773, yang berarti perusahaan memiliki kemampuan yang tinggi dalam memanfaatkan peluang maupun menghindari ancaman lingkungan eksternal. Nilai IFE dan EFE menempatkan Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII pada posisi hold and maintain atau pelihara. Strategi yang umum dilakukan adalah menerapkan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.

Berdasarkan analisis SWOT didapatkan enam alternatif strategi dari hasil yaitu; 1) menambah fasilitas penginapan dan fasilitas lainnya; 2) melakukan kerjasama dengan pemerintah dan warga setempat di sekitar lokasi usaha; 3) melakukan promosi lebih aktif dan gencar; 4) menerapkan perkembangan dan penggunaan teknologi; 5) meningkatkan mutu pelayanann jasa dan kualitas; 6) melakukan kerja sama dengan tempat-tempat wisata lain di sekitar Puncak dan Cipanas. Berdasarkan matriks QSP diperoleh strategi yang diprioritaskan dari beberapa alternatif strategi yang dihasilkan matriks SWOT tersebut yaitu melakukan promosi lebih aktif dan gencar melalui media elektronik dan media cetak serta membuat promosi dengan paket-paket liburan tertentu.


(36)

21 Sari (2010), melakukan penelitian mengenai strategi pengembangan wisata mancing Fishing Valley, Bogor Jawa Barat. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan arsitektur strategik. Hasil dari matriks IE berada pada sel II dengan skor IFE 2,86 dan skor EFE 3,21 sehingga perusahaan berada dalam keadaan tumbuh dan berkembang. Strategi yang dapat digunakan adalah strategi intensif dan strategi integrasi. Rancangan arsitektur strategik yang dibuat menghasilkan dua tipe program, yaitu program yang dilakukan secara terus menerus dan program yang dilakukan secera bertahap. Program yang dilakukan secara terus menerus meliputi pengembangan potensi karyawan, perbaikan administrasi dan pembukuan, meningkatkan teknis produksi serta menjalin kerjasama dengan berbagai stakeholder dan lain sebagainya. Sedangkan program yang dilakukan secara bertahap meliputi pengembangan fasilitas/produk yang ada, perbaikan manajemen perusahaan, serta pengembangan fasilitas/produk baru.

Setyadi (2010) melakukan penelitian mengenai strategi pengembangan Kawasan Wisata Perkampungan Budaya Betawi, Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSP. Bobot skor rata-rata yang dihasilkan dari matriks IFE dan EFE sebesar 2,884 dan 3,098 menunjukkan bahwa Kawasan Wisata PBB memiliki kekuatan untuk mengatasi kelemahan dan memanfaatkan peluang sebaik mungkin. Hasil analisis IE menggambarkan posisi Kawasan Wisata PBB berada pada sel II, yaitu tahap tumbuh dan kembangkan. Strategi yang sesuai untuk posisi tersebut adalah strategi intensif dan strategi integratif.

Pada penelitian ini, berdasarkan analisis matriks SWOT diperoleh sepuluh alternatif strategi dengan prioritas strategi yang dihasilkan melalui matriks QSP secara berturut-turut yaitu: 1) memperbaiki struktur organisasi dan sistem manajemen secara profesional untuk menimimalisir perangkapan jabatan, dan meningkatkan produktivitas kerja; 2) membuat wisata pemancingan berkonsep ramah lingkungan bekerjasama dengan Indonesia Fishing Tour dan masyarakat PBB; 3) bekerjasama dengan biro perjalanan wisata (travel agent) atau event organizer untuk menawarkan berbagai variasi paket wisata di PBB; 4) mencari sponsor dari pihak swasta dan masyarakat dengan melakukan kerjasama dalam


(37)

22 kegiatan wisata di PBB; 5) bekerjasama dengan Kementerian UKM dan Koperasi dan Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan untuk melakukan pembinaan dan pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat dan pedagang di PBB; 6) memperluas target pasar dari seluruh Indonesia hingga mancanegara yaitu kalangan menengah ke atas dan para turis asing dengan membuat variasi wisata pendukung seperti flyingfox dan arung jeram; 7) membentuk paguyuban pedagang PBB dan menata letak bangunan (lanskap) pedagang/toko/warung di sekitar kawasan wisata PBB dengan melakukan kerja sama dengan dinas terkait dan satgas PBB; 8) membuat email dan website PBB untuk meningkatkan promosi PBB; 9) bekerja sama dan ikut serta dengan Asosiasi wisata Agro Indonesia untuk pengembangan wisata agro; 10) membentuk sekretariat pengelola PBB yang berbadan hukum.

Penelitian Sari (2011) yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Taman Wisata Alam (TWA) Telaga Warna Puncak-Bogor” bertujuan mengidentifikasi faktor lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap TWA Telaga Warna, merumuskan strategi alternatif yang tepat serta merumuskan priorits strategi dalam pengembangan usaha TWA Telaga Warna. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSP. Penelitian ini menghasilkan matriks IE berada pada sel V yaitu daerah hold and maintain. Hasil analisis SWOT menunjukkan lima alternatif strategi dengan prioritas strategi yang didapat berdasarkan matriks QSP yaitu membuat wisata baru dengan mengembangkan wisata edukasi tentang keragaman flora dan fauna langsung ke alam.

Yuliani (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Bisnis Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS) Kabupaten Sumedang, Jawa Barat” menggunakan alat analisis matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSP (QSPM). Hasil penelitiannya menunjukkan total nilai skor IFE adalah sebesar 2,406, menunjukkan perusahaan memiliki keadaan internal di bawah rata-rata. Total nilai EFE perusahaan adalah sebesar 2,906, yang berarti perusahaan memiliki kemampuan yang tinggi dalam memanfaatkan peluang maupun menghindari ancaman lingkungan eksternal. Penelitian ini menempatkan KAS dalam matriks IE berada di sel lima yang berarti KAS berada pada posisi pelihara dan pertahankan. Strategi yang dapat dilakukan


(38)

23 pada sel lima adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Analisis SWOT menghasilkan enam strategi yaitu menggali potensi alam yang dimiliki melalui pengoptimalan pengelolaan wisata agro, mempertahankan ciri khas sebagai wisata edutainment bidang pertanian dengan memanfaatkan teknologi, mencari sponsor dengan menawarkan prospek bisnis dan kondisi internal yang baik, penetapan harga bersaing, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Matriks QSP menghasilkan alternatif strategi yaitu menggali potensi alam yang dimiliki melalui pengoptimalan pengelolaan wisata agro dengan nilai STAS rata-rata tertinggi sebesar 7,027.

Penelitian Nurlaela (2010) berjudul “Strategi Pengembangan Wisata Taman Buaya Indonesia Jaya (TBIJ) Kabupaten Bekasi Melalui Pendekatan Arsitektur strategi” memiliki tujuan mengidentifikasi kondisi lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) serta kondisi lingkungan eksternal (kekuatan dan kelemahan) dari TBIJ, merancang strategi pengembangan yang sebaiknya dilakukan TBIJ dalam menjalankan usahanya. Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis deskriptif, analisis lingkungan bisnis yang mencakup faktor eksternal dan internal, analisis formulasi strategi melalui matriks SWOT, dan rancangan strategi melalui arsitektur strategi. Menurut penelitian ini rancangan arsitektur strategi menghasilkan strategi yang dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu strategi yang dilakukan secara terus menerus dan strategi yang dilakukan secara bertahap. Strategi yang dilakukan secara terus menerus adalah meningkatkan kualitas SDM dan memperbaiki sistem pencernaan serta pengorganisasian, sedangkan strategi yang dilakukan secara bertahap, yaitu : menerapkan budaya riset dan sistem informasi manajemen, meningkatkan kualitas jasa wisata TBIJ, mengelola bukti (Managing Evidance) jasa ari sumber daya yang dimiliki TBIJ, meningkatkan daya tarik wisata dengan konsep edutainment, mengoptimalkan kegiatan promosi melalui kerjasama dengan komunitas pecinta reptil.

Penelitian yang dilakukan penulis adalah analisis strategi pengembangan wisata Kampung 99 Pepohonan, Kota Depok, Jawa Barat. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian-penelitian di atas yaitu mengenai strategi pengembangan. Penelitian ini juga memliki kesamaan dengan penelitian Sidauruk


(39)

24 (2010), Ernaldi (2010), Setyadi (2010), Sari (2011), Yuliani (2010) dalam hal alat analisis yang digunakan yaitu matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan QSP. Penulis menggunakan dua analisis dalam tahap pencocokan strategi atau matching stage yaitu matriks IE dan matriks SWOT, kelebihan dari penggunaan dua alat analisis ini adalah menentukan tingkat keakuratan yang semakin besar pada tingkait kekonsistenan kedua alat analisis tersebut dalam menentukan alternatif strategi. Kekurangan dalam penelitian ini dalam tahap penentuan strategi prioritas yaitu dengan menggunakan QSPM yang lebih mengandalkan penilaian subjektif para pemimpin perusahaan atau pengambil keputusan di perusahaan. Meskipun informasi yang didapat bersifat objektif. Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian lain adalah penentuan lokasi atau tempat penelitian, objek penelitian, dan waktu penelitian.


(40)

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Strategi

Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan (Jauch & Glueck 1988). Strategi perusahaan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya (Hunger & Wheelen 2003). Strategi (strategy) bagi para manajer adalah rencana berskala besar, dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan kondisi persaingan untuk mencapai tujuan perusahaan. Strategi merupakan rencana permainan perusahaan. Meskipun tidak merinci seluruh pemanfaatan (manusia, keuangan, dan material) di masa depan, rencana tersebut menjadi kerangka bagi keputusan manajerial. Strategi mencerminkan pengetahuan perusahaan mengenai bagaimana, kapan, dan dimana perusahaan akan bersaing; dengan siapa perusahaan sebaiknya bersaing; dan untuk tujuan apa perusahaan bersaing (Pearce & Robinson 2008).

Menurut David (2006), strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan bisnis, divestasi, likuidasi, dan joint venture. Strategi adalah tindakan potensial dalam yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Selain itu, strategi mempengaruhi kemakmuran perusahaan dalam jangka panjang. Strategi memiliki konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta perlu mempertimbangkan faktor-faktorinternal dan eksternal yang dihadapi perusahaan.

3.1.2 Klasifikasi Strategi

Berdasarkan teori manajemen strategi maka strategi perusahaan dapat diklasifikasikan atas dasar tingkatan tugas, yaitu strategi generic (generic strategy), strategi utama atau strategi induk (grand strategy), dan strategi


(41)

26 fungsional. Istilah strategi generik pertama kali dikemukakan oleh Michael E. Porter. Menurut Porter (1991), strategi dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Strategi Kepemimpinan Biaya Menyuluruh (Cost Leadership)

Strategi bersaing biaya rendah ditujukan untuk mencapai sasaran pasar di keseluruhan industry. Strategi ini memerlukan konstruksi agresif dari fasilitas skala yang efisien, pengurangan harga secara gencar, pengendalian biaya dan overhead yang ketat, penghindaran pelanggaran marjinal dan minimisasi biaya dalam bidang-bidang seperti litbang, pelayanan, armada penjualan, periklanan dan lain-lain. Dengan memiliki posisi biaya rendah memungkinkan perusahaan untuk tetap mendapat laba pada masa-masa persaingan ketat. Selain itu, pangsa pasarnya yang tinggi memungkinkan memberikan kekuatan penawaran yang menguntungkan terhadap pemasoknya karena perusahaan membeli dalam jumlah besar. Oleh Karena itu, harga yang murah berfungsi sebagai hambatan pesaing untuk masuk ke dalam industri dan hanya sedikit yang dapat menandingi keunggulan biaya memimpin.

2. Stratergi Diferensiasi (Differentiation)

Strategi yang diarahkan kepada pasar luas dan melibatkan penciptaan sebuah produk baru yang dirasakan oleh keseluruhan industri sebagai hal yang unik. Pendekatan untuk melakukan diferensiasi dapat bermacam-macam bentuknya, yaitu citra rancangan atau merek, teknologi, keistimewaan atau ciri khas, peayanan pelanggan, jaringan penyalur, dan lain-lain. Jika penerapan strategi diferensiasi tercapai maka strategi ini merupakan strategi aktif untuk mendapatkan laba di atas rata-rata dalam suatu bisnis karena adanya loyalitas merek dari pelanggan akan membuat sensitivitas konsumen terhadap harga menjadi lebih rendah. Oleh karena itu, loyalitas pelanggan berfungsi sebagi penghalang masuk industry karena perusahaan-perusahaan baru harus mengembangkan kompetensi tersendiri untuk membedakan produk mereka melalui cara-cara tertentu.

3. Strategi Fokus (Focus)

Strategi fokus dibangun untuk melayani target tertentu secara spesifik. Strategi focus dibagi menjadi dua, yaitu strategi fokus biaya dan strategi fokus diferensiasi. Strategi focus biaya mencari keunggulan biaya pada segmen


(42)

27 sasarnnya dan didasarkan atas pemikiran bahwa perusahaan dapat melayani target strateginya yang sempit secara lebih efektif dan efisien daripada pesaing yang bersaing lebih luas. Sedangkan strategi fokus diferensiasi berkonsentratsi pada kelompok pembeli, segmen lini produk, atau pasar geografis tertentu dimana segmen sasaran tersebut harus memiliki salah satu pembeli dengan kebutuhan tidak lazim atau sistem produksi atau penyaluran yang melayani pasar berbeda dari pesaing lainnya.

Berikut ini merupakan model strategi generik dari Porter, yaitu :

Gambar 1. Model Strategi Generik menurut Porter (1991) Sumber : Porter (1991)

Menurut David (2006), strategi generik dibagi menjadi empat, yaitu strategi integrasi vertikal, strategi intensif, strategi diversifikasi, dan strategi devensif.

1. Strategi Integrasi Vertikal

Strategi integrasi vertikal merupakan suatu strategi yang memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan kontrol atas distributor, pemasok dan atau pesaing. Strategi ini dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. Strategi Integrasi ke Depan (forward integration) KEUNGGULAN STRATEGIS

Posisi Biaya Rendah Kekhasan yang

Dirasakan pelanggan TI N G K A T S T R A T EG IS Se lur u h I n dus tr i Kepemimpinan Biaya Menyeluruh (Cost Leadership)

Diferensiasi (Differentiation)

H a ny a Se g me n T ert en tu

Fokus Biaya Fokus


(43)

28 Strategi melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas distributor atau pengecer. Biasanya cara yang efektif untuk mengimplementasikan integrasi ke depan adalah waralaba (franchising). b. Strategi Integrasi ke Belakang (backward integration)

Strategi ini merupakan strategi intk mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. Integrasi ke belakang sangat cocok ketika pemasok perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.

c. Strategi Integrasi Horisontal

Integrasi horizontal mengacu pada strategi yang mencari kepemilikan atau meningkatkan control atau pesaing perusahaan.

2. Strategi Intensif

Strategi intensif biasanya digunakan perusahaan ketika posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada saat ini akan membaik. Strategi ini dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. Strategi Penetrasi Pasar (market penetration)

Strategi ini berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar mencakup meningkatkan jumlah tenaga penjual, jumlah belanja ikan, menawarkan promosi penjualan yang ekstensif, atau meningkatkan usaha publisitas.

b. Strategi Pengembangan Pasar (market development)

Strategi ini melibatkan perkenalan produk yang ada saat ini ke area geografi yang baru.

c. Strategi Pengembangan Produk (product development)

Strategi ini merupakan strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa saat ini. Pengembangan produk biasanya melibatkan biaya litbang yang besar. 3. Strategi Diversifikasi

Terdapat tiga tipe umum dari strategi diverensiasi, yaitu : a. Strategi Konsentrik


(44)

29 Strategi ini dilakukan perusahaan dengan cara menambah produk atau jasa baru yang masih berhubungan.

b. Strategi Horizontal

Strategi ini dilakukan perusahaan dengan cara menambah produk atau jasa baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan saat ini. Tujuan strategi ini adalah menambah produk baru yang tidak berhubungan untuk memuaskan pelanggan yang sama.

c. Strategi Konglomerat

Strategi ini dilakukan perusahaan dengan cara menambah produk atau jasa baru, yang tidak berkaitan dngan produk atau jasa lama. Tujuan strategi ini adalah menambah produk baru yang tidak saling berhubungan untuk pasar yang berbeda.

4. Strategi Devensif

Strategi ini dapat dibagi menjadi tiga, yaitu strategi retrenchment, divestasi, dan likuidasi.

a. Strategi Retrenchment

Strategi ini terjadi ketika suatu organisasi mengelompokkan ulang melalui pengurangan aset dan biaya untuk membalikkan penjualan dan laba yang menurun. Kadang-kadang strategi ini disebut sebagai strategi berputar atau reorganisasi.

b. Strategi Divestasi

Strategi ini dilakukan dengan menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi yang bertujuan meningkatkan modal untuk akuisisi strategis atau investasi lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari keseluruhan strategi retrenchment untuk menyingkirkan bisnis perusahaan yang tidak menguntungkan, membutuhkan banyak modal, atau yang tidak cocok dengan aktivitas perusahaan lainnya.

c. Strategi Likuidasi

Strategi ini dilakukan dengan menjual seluruh aset perusahaan baik secara terpisah-pisah atau sepotong-potong untuk nilai riilnya.


(1)

121

Responden 3 : Kepala Bagian Restoran

Faktor Eksternal

A

B

C

D

E

F

G

H

Total

Bobot

Kecendrungan konsumen untuk beralih ke

wisata alam (agrowisata) atau berwisata back

to nature (A)

3

3

3

3

3

3

3

21

0,188

Peningkatan jumlah penduduk (B)

1

2

1

1

2

1

2

10

0,089

Kondisi perekonomian Indonesia yang

cenderung membaik (C)

1

2

2

2

2

2

2

13

0,116

Perkembangan teknologi, terutama internet

dapat memudahkan transaksi usaha atau

promosi (D)

1

3

2

3

3

3

3

18

0,161

Perkembangan usaha agrowisata lain yang

sangat pesat dan memiliki ciri khas tertentu

(E)

1

3

2

1

2

2

3

14

0,125

Intensitas persaingan dalam usaha agrowisata

yang relatif tinggi (F)

1

2

2

1

2

2

3

13

0,116

Hambatan masuk dalam usaha agrowisata

yang relatif rendah (G)

1

3

2

1

2

2

3

14

0,125

Kondisi politik dan keamanan dalam negeri

yang belum stabil (H)

1

2

2

1

1

1

1

9

0,080


(2)

122

Responden 4 : Kepala Bagian Catering

Faktor Eksternal

A

B

C

D

E

F

G

H

Total

Bobot

Kecendrungan konsumen untuk beralih ke

wisata alam (agrowisata) atau berwisata back

to nature (A)

3

3

3

3

3

3

3

21

0,188

Peningkatan jumlah penduduk (B)

1

2

1

1

1

1

2

9

0,080

Kondisi perekonomian Indonesia yang

cenderung membaik (C)

1

2

2

2

2

2

2

13

0,116

Perkembangan teknologi, terutama internet

dapat memudahkan transaksi usaha atau

promosi (D)

1

3

2

2

2

2

3

15

0,134

Perkembangan usaha agrowisata lain yang

sangat pesat dan memiliki ciri khas tertentu

(E)

1

3

2

2

2

2

3

15

0,134

Intensitas persaingan dalam usaha agrowisata

yang relatif tinggi (F)

1

3

2

2

2

2

3

15

0,134

Hambatan masuk dalam usaha agrowisata

yang relatif rendah (G)

1

3

2

2

2

2

3

15

0,134

Kondisi politik dan keamanan dalam negeri

yang belum stabil (H)

1

2

2

1

1

1

1

9

0,080


(3)

123

Lampiran 5:

Peratingan dan Pembobotan Faktor Internal

Faktor Internal

Bobot Bobot

rata-rata

Rating Rating

rata-rata Skor Pakar 1 Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4 Pakar 1 Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4 Kekuatan

Memiliki kawasan yang asri dan udara

yang sejuk 0,125 0,125 0,125 0,125 0,125 4 4 4 4 4 0,500

Tidak dikenakan biaya masuk 0,080 0,080 0,080 0,080 0,080 3 4 3 4 3,5 0,278 Lokasi wisata yang strategis 0,095 0,087 0,091 0,098 0,093 4 4 4 4 4 0,371 Fasilitas wisata yang lengkap 0,095 0,087 0,091 0,098 0,093 4 4 4 4 4 0,371 Paket wisata yang lengkap dan bervariasi 0,095 0,087 0,091 0,098 0,093 4 4 4 4 4 0,371 Konsep budaya sedekah pohon yang

menarik 0,076 0,068 0,091 0,080 0,079 4 4 3 4 3,75 0,295

Konsep rumah tangga satu pintu (satu

dapur) 0,076 0,068 0,091 0,080 0,079 3 4 3 4 3,5 0,275

Kelemahan

Promosi yang belum intensif dan gencar 0,095 0,095 0,095 0,095 0,095 1 1 1 1 1 0,095 Akses jalan menuju Kampung 99

pepohonan yang kurang baik 0,076 0,076 0,057 0,057 0,066 2 2 2 2 2 0,133 Sistem perekrutan dan pengendalian

yang masih bersifat kekeluargaan 0,057 0,076 0,057 0,057 0,062 2 2 2 2 2 0,123 Sistem administrasi dan keuangan yang

masih sederhana 0,057 0,076 0,057 0,057 0,062 2 2 2 2 2 0,123

Belum adanya perumusan perencanaan

jangka pendek, menengah dan panjang 0,076 0,076 0,076 0,076 0,076 1 1 1 2 1,25 0,095


(4)

124

Lampiran 6 :

Peratingan dan Pembobotan Faktor Eksternal

Faktor Eksternal

Bobot Bobo

t

rata-rata

Rating Ratin

g rata-rata Skor Pakar 1 Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4 Paka r 1 Paka r 2 Paka r 3 Paka r 4 Peluang

Kecendrungan konsumen untuk beralih ke wisata alam (agrowisata) atau berwisata back to nature

0,188 0,188 0,188 0,188 0,188 4 4 4 4 4 0,750

Peningkatan jumlah penduduk 0,116 0,080 0,089 0,080 0,092 3 4 4 3 3,5 0,320 Kondisi perekonomian Indonesia yang

cenderung membaik 0,116 0,116 0,116 0,116 0,116 4 4 4 4 4 0,464

Perkembangan teknologi, terutama internet dapat memudahkan transaksi usaha atau promosi

0,143 0,161 0,161 0,134 0,150 4 4 4 4 4 0,598

Ancaman

Perkembangan usaha agrowisata lain yang

sangat pesat dan memiliki ciri khas tertentu 0,107 0,116 0,125 0,134 0,121 2 1 1 1 1,25 0,151 Intensitas persaingan dalam usaha agrowisata

yang relatif tinggi 0,107 0,116 0,116 0,134 0,118 2 2 2 1 1,75 0,207

Hambatan masuk dalam usaha agrowisata yang

relatif rendah 0,116 0,116 0,125 0,134 0,123 1 1 1 1 1 0,123

Kondisi politik dan keamanan dalam negeri

yang belum stabil 0,107 0,107 0,080 0,080 0,094 2 2 2 2 2 0,188


(5)

125

Lampiran 7.

Analisis QSPM

Faktor

Kunci Bobot

Alternatif Strategi

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Kekuatan A 0,125 2,75 0,344 4 0,500 2 0,250 2,25 0,281 4 0,500 2,25 0,281 Kekuatan B 0,080 2,25 0,179 2,75 0,219 3,25 0,259 2,5 0,199 3,25 0,259 2 0,159 Kekuatan C 0,093 2,5 0,232 3 0,278 2,75 0,255 2 0,186 3,75 0,348 2 0,186 Kekuatan D 0,093 3,25 0,302 3,25 0,302 3,25 0,302 3 0,278 3 0,278 2,25 0,209 Kekuatan E 0,093 3,25 0,302 3,5 0,325 3,25 0,302 2,75 0,255 3,5 0,325 2,5 0,232 Kekuatan F 0,079 2,5 0,196 3,5 0,275 3 0,236 3 0,236 3,75 0,295 2,25 0,177 Kekuatan G 0,079 3 0,236 3,25 0,255 3,25 0,255 2,5 0,196 4 0,314 2,5 0,196

Kelemahan H 0,095 3 0,284 4 0,379 4 0,379 3,5 0,331 4 0,379 3 0,284

Kelemahan I 0,066 3,25 0,215 3 0,199 4 0,265 3 0,199 3,75 0,249 3 0,199

Kelemahan J 0,062 2,75 0,169 3 0,185 4 0,246 4 0,246 3,25 0,200 3 0,185

Kelemahan K 0,062 3 0,185 3 0,185 4 0,246 4 0,246 3,5 0,215 3 0,185

Kelemahan L 0,076 2,75 0,208 3,5 0,265 3,75 0,284 3,75 0,284 3,75 0,284 3,25 0,246

Peluang A 0,188 3,5 0,656 4 0,750 4 0,750 4 0,750 4 0,750 3,25 0,609

Peluang B 0,092 2,5 0,229 3 0,275 4 0,366 3,5 0,320 3,75 0,343 2,25 0,206

Peluang C 0,116 2 0,232 3 0,348 3,75 0,435 3,5 0,406 3 0,348 2 0,232


(6)

126 Ancaman E 0,121 3,75 0,452 3,5 0,422 4 0,482 3,75 0,452 4 0,482 2,5 0,301 Ancaman F 0,118 3,75 0,444 3,5 0,414 3,75 0,444 3,5 0,414 4 0,473 2,25 0,266 Ancaman G 0,123 3,75 0,460 3,75 0,460 3,5 0,430 3,25 0,399 3,75 0,460 2,75 0,338 Ancaman H 0,094 2,5 0,234 2,25 0,211 3,25 0,305 3,25 0,305 3,25 0,305 3,5 0,328 Jumlah

Total Daya Tarik

6,008 6,732 7,088 6,508 7,406 5,193