Pemilihan jenis Persiapan lahan Penanaman

tindakan nyata Sunaryo dan Joshi 2003. Pengetahuan lokal secara umum diartikan sebagai pengetahuan yang digunakan oleh masyarakat lokal untuk bertahan hidup dalam suatu lingkungan yang khusus Warre 1991 dalam Sunaryo dan Joshi 2003. Istilah pengetahuan lokal digunakan secara berkelanjutan dan dirancukan dengan pengetahuan teknis, pengetahuan lingkungan tradisional, pengetahuan pedesaan, dan pengetahuan indigenous. Pengetahuan indigenous adalah sekumpulan pengetahuan yang diciptakan oleh sekelompok masyarakat dari generasi ke generasi yang hidup menyatu dan selaras dengan alam. Pengetahuan seperti ini berkembang dalam lingkup lokal, menyesuaikan dengan kondisi dan 10 kebutuhan masyarakat. Pengetahuan ini juga merupakan hasil kreativitas dan uji coba secara terus-menerus dengan melibatkan inovasi internal dan pengaruh eksternal dalam usaha untuk menyesuaikan dengan kondisi baru. Karenanya salah jika kita berpikir bahwa pengetahuan indigenous itu kuno, terbelakang, statis atau tak berubah Sunaryo dan Joshi 2003.

2.2 Pengelolaan hutan rakyat

Pengelolaan hutan rakyat merupakan bagian dari seluruh aktivitas petani di lahannya. Teknik silvikultur yang banyak diterapkan masyarakat pada umumnya masih silvikultur tradisional dan kegiatannya bervariasi pada tiap periode perkembangannnya. Kegiatan silvikultur hutan rakyat terdiri dari pemilihan jenis, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, perlindungan dan pemanenan Windawati 2005.

2.2.1 Pemilihan jenis

Salah satu faktor penting dalam tahap perencanaan pembangunan hutan adalah pemilihan jenis atau penetapan jenis pohon yang akan dibudiyakan. Suatu jenis pohon yang tepat untuk ditanam di suatu daerah pengelolaan hutan harus memenuhi persyaratan ekologi, teknis kehutanan, dan ekonomi Mangundikoro dan Arisman 1986. Berdasarkan Indriyanto 2008 secara ringkas faktor penentu dalam pemilihan jenis pohon yang akan ditanam pada suatu lokasi tertentu meliputi: a. Aspek silvikultur yang meliputi kesesuaian tempat tumbuh dan penguasaan teknologi penanamannya; b. Kualitas kayu sesuai dengan tujuan penggunaannya; c. Kemudahan pemasaran hasil produksinya; d. Fungsi keindahan pohon untuk lingkungan hidup.

2.2.2 Persiapan lahan

Persiapan areal tanam merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tempat tumbuh sebaik mungkin terhadap bibit yang akan ditanam sehingga kegiatan itu juga disebut sebagai manipulasi faktor tempat tumbuh agar layak dan menguntungkan untuk pertumbuhan bibit yang ditanam Indriyanto 2008; Baker et al.1979; Smith 1986. Menurut Indriyanto 2008, ajir merupakan suatu tanda tempat bagi pohon yang akan ditanam. Ajir dapat dibuat dari dari bambu yang dibelah-belah selebar 1 cm-2 cm dan panjangnya 1 meter, dapat juga dibuat dari cabang-cabang kayu. Ajir dipasang sesuai jarak tanam yang digunakan. Agar posisi atau letak lubang tanam mudah dicari dan ditentukan sesuai dengan rencana penanaman yang telah ditetapkan.

2.2.3 Penanaman

Menurut Indriyanto 2008, penanaman sebaiknya dilakukan pada musim hujan, agar bibit yang ditanam mendapat siraman air hujan. Jika tidak terjadi pergeseran musim hujan, idealnya penanaman dilakukan pada bulan November- Januari. Bibit dengan wadah terbuat dari bahan plastik polybag, pada saat akan ditanam wadah tersebut harus dibuka dan diambil. Berdasarkan Indriyanto 2008 penanaman bibit pot, yaitu menanam bibit yang disemai terlebih dahulu dalam kontiner atau wadah media tumbuh bibit. Kontiner dapat berupa kantong plastik, polybag, keranjang bambu, ruas bambu, pelepah batang pisang, dan dari tanah gambut. Kontiner atau wadah media tumbuh bibit berupa plastik, harus dibuka dan diambil pada saat bibit ditanam, sedangkan kontiner berupa keranjang bambu, ruas bambu, pelepah batang pisang, dan dari tanah gambut langsung ikut ditanam tanpa dibuka atau diambil.

2.2.4 Pemeliharaan