BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran
Menurut Koentjaraningrat 1981, sistem pengetahuan merupakan salah satu unsur pokok dari tiap kebudayaan universal. Wujud dari kebudayaan mencangkup
sistem budaya adat, sistem sosial dan kebudayaan fisik artefak. Wujud kebudayaan tersebut dapat dirinci ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil sampai
beberapa kali. Menurut Linton 1936 diacu dalam Koentjaranigrat 1981, pemerincian kebudayaan universal dapat diperinci sampai empat kali, yaitu unsur
kebudayaan yang berwujud sistem budaya adat dapat diperinci ke dalam beberapa komplek budaya, tiap komplek budaya dapat diperinci lebih lanjut ke
dalam beberapa gagasan. Unsur kebudayaan yang berwujud sistem sosial dapat diperinci lagi ke dalam beberapa komplek sosial, tiap komplek sosial dapat
diperinci lebih lanjut ke dalam beberapa pola sosial dan akhirnya pada tahap keempat diperinci ke dalam perilaku sosial. Unsur kebudayaan yang berwujud
kebudayaan fisik artefak dapat diperinci ke dalam benda-benda kebudayaan, tiap benda kebudayaan tersebut diperinci lagi menjadi peralatan yang digunakan.
Pemerincian wujud kebudayaan kedalam unsurnya yang lebih kecil, dapat dilihat pada Gambar 1.
Kebudayaan universal
Sistem budaya adat Sistem sosial aktivitas sosial Kebudayaan fisik
Komplek budaya Komplek sosial
Benda-benda kebudayaan
Tema budaya Pola sosial
Peralatan yang dipakai
Gagasan Perilaku sosial
Gambar 1 Bagan pemerincian wujud kebudayaan kedalam unsur yang lebih kecil.
3.2 Definisi Operasional
Pengetahuan merupakan salah satu wujud kebudayaan universal Koentjaraningrat 1981. Hutan rakyat merupakan salah satu bentuk pertanian,
yang merupakan mata pencaharian petani. Sistem mata pencaharian adalah unsur kebudayaan universal yang menaungi pertanian sebagai sistem budaya yang akan
kita sebut adatnya. Wujudnya sebagai sistem sosialnya yang akan kita sebut aktivitas sosialnya, dan wujudnya yang fisik yang berupa berbagai peralatan yang
digunakan dalam pengelolaan hutan rakyat. Selanjutnya adalah pemerincian adat pertanian ke dalam kompleks budaya yaitu pertanian lahan kering, beserta
aktivitas sosialnya ke dalam kompleks sosial. Berikutnya adalah pemerincian kompleks budaya pertanian lahan kering ke dalam tema budaya hutan rakyat,
beserta kompleks sosialnya ke dalam pola sosial. Dari tema budaya hutan rakyat diperinci ke dalam lima sub-tema hutan rakyat yang merupakan kegiatan utama
dalam pengelolaan hutan rakyat, yaitu pemilihan jenis, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan. Dari kelima sub-tema hutan rakyat
tadi diperinci ke dalam gagasan, beserta pola sosialnya ke dalam tindakan, dan peralatan yang digunakan.
Gagasan sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau difoto, lokasinya ada didalam alam pikiran. Gagasan memberi arah kepada tindakan yang dilakukan
petani dalam mengelola hutan rakyat. Tindakan sifatnya konkret, dapat diobservasi, difoto, dan didokumentasi. Tindakan adalah aktivitas-aktivitas petani
dalam melakukan pengelolaan hutan rakyat. Peralatan bersifat paling konkret, berupa benda-benda atau alat-alat yang digunakan dalam pengelolaan hutan
rakyat. Pengelolaan hutan rakyat sebagai tema budaya terdiri dari lima sub-tema
kebudayaan, yaitu pemilihan jenis, persiapan lahan, penananaman, pemeliharaan, dan pemanenan. Definisi operasional dari masing-masing sub-tema kebudayaan
tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Pemilihan jenis adalah salah satu upaya petani yang dilakukan untuk menentukan jenis pohon yang akan ditanamnya pada lahan hutan
rakyatnya. Pemilihan jenis ialah langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan program penanaman. Pemilihan jenis tanaman harus
10
memenuhi seluruh persyaratan baik secara biofisik, teknis, ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Dengan demikian keputusan yang dihasilkan
memberikan jaminan keberhasilan tumbuh tanaman, mudah diterima masyarakat, dan produknya mudah dipasarkan.
2. Persiapan lahan ialah salah satu upaya yang dilakukan petani untuk
mempersiapkan lahan yang akan ditanami, agar lahan tersebut terhindar dari berbagai hama dan penyakit serta terjamin kesuburan tanahnya.
Tindakan yang dilakukan dalam persiapan lahan berupa pembersihan lahan dan pengolahan tanah.
3. Penanaman ialah kegiatan menanam tanaman ke lahan yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Tindakan penanaman adalah kegiatan pemasukan bibit ke dalam tanah.
4. Pemeliharaan ialah kegiatan yang dilakukan untuk menjaga dan
memelihara tanaman tanaman agar pertumbuhannya baik. Pemeliharan terdiri dari berbagai tindakan berupa pemupukan, penyiangan,
pendangiran, pemangkasan cabang, dan penjarangan. 5.
Pemanenan ialah kegiatan pengambilan hasil dari tanaman yang diusahakan baik berupa buah, getah, daun, dan kayu. Pemanenan terdiri
dari berbagai kegiatan berupa penebangan, pembagian sortimen, dan penyaradan.
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian