Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Penentuan Responden

memenuhi seluruh persyaratan baik secara biofisik, teknis, ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Dengan demikian keputusan yang dihasilkan memberikan jaminan keberhasilan tumbuh tanaman, mudah diterima masyarakat, dan produknya mudah dipasarkan. 2. Persiapan lahan ialah salah satu upaya yang dilakukan petani untuk mempersiapkan lahan yang akan ditanami, agar lahan tersebut terhindar dari berbagai hama dan penyakit serta terjamin kesuburan tanahnya. Tindakan yang dilakukan dalam persiapan lahan berupa pembersihan lahan dan pengolahan tanah. 3. Penanaman ialah kegiatan menanam tanaman ke lahan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Tindakan penanaman adalah kegiatan pemasukan bibit ke dalam tanah. 4. Pemeliharaan ialah kegiatan yang dilakukan untuk menjaga dan memelihara tanaman tanaman agar pertumbuhannya baik. Pemeliharan terdiri dari berbagai tindakan berupa pemupukan, penyiangan, pendangiran, pemangkasan cabang, dan penjarangan. 5. Pemanenan ialah kegiatan pengambilan hasil dari tanaman yang diusahakan baik berupa buah, getah, daun, dan kayu. Pemanenan terdiri dari berbagai kegiatan berupa penebangan, pembagian sortimen, dan penyaradan.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama dua bulan pada bulan Januari sampai dengan bulan Februari 2011 di Kecamatan Tajur Halang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian ditetapkan secara sengaja dikarenakan belum pernah ada penelitian hutan rakyat yang dilakukan sebelumnya di Kecamatan Tajur Halang. Total desa yang ada di Kecamatan Tajur Halang adalah sebanyak 7 desa, yaitu Desa Citayam, Sasakpanjang, Kalisuren, Tonjong, Tajurhalang, Sukmajaya, dan Nanggerang. Namun yang dijadikan lokasi penelitian hanya 5 desa, yaitu Desa Citayam, Sasakpanjang, Kalisuren, Tajurhalang, dan Sukmajaya. Hal ini dikarenakan sangat sedikit hutan rakyat yang ada di Desa Tonjong dan Desa Nanggerang, selain itu akses menuju dua desa tersebut yang sulit. Mayoritas 11 responden berasal dari Desa Tajurhalang yaitu sebanyak 9 orang responden, sebesar 30,00 dari total responden. Jumlah responden paling sedikit berjumlah 5 orang responden 16,67 yang berada di 3 desa yaitu Desa Citayam, Sasakpanjang, dan Sukmajaya. Jumlah responden berdasarkan desa asal disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Jumlah responden berdasarkan desa asal Desa Jumlah responden orang Frekwensi Citayam 5 16,67 Sasakpanjang 5 16,67 Kalisuren 6 20,00 Tajurhalang 9 30,00 Sukmajaya 5 16,67 Jumlah 30 100,00

3.4 Metode Penentuan Responden

Populasi contoh dalam penelitian ini adalah petani yang mengusahakan hutan rakyat dan buruh tani yang merawat hutan rakyat. Pengambilan contoh dilakukan dengan metode pengambilan contoh purposive sampling. Purposive sampling menurut Patton 1990, Cochran 1991 dan Iskandar 2008 merupakan teknik pengambilan contoh secara sengaja berdasarkan penilaian subyektif peneliti atas dasar karakteristik tertentu yang dianggap memiliki sangkut paut dengan karakteristik populasi yang telah diketahui sebelumnya. Total jumlah populasi contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 responden yang dibagi ke dalam kelompok petani pemilik lahan sebanyak 19 responden, dan kelompok buruh tani sebanyak 11 responden. Populasi petani dan buruh tani hutan rakyat yang ada di Kecamatan Tajur Halang adalah sebanyak 46 orang, didapatkan melalui observasi yang dilakukan peneliti. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk mengambil populasi contoh sebanyak 30 orang responden atau sebesar 65,22 dari total petani responden yang menurut peneliti sudah mewakili petani dan buruh tani hutan rakyat di Kecamatan Tajur Halang. Pemilihan 30 responden ini juga atas dasar hutan rakyat yang dikelolanya, hutan rakyat yang dikelola 30 responden ini terlihat telah dikelola dengan baik sementara itu 16 hutan rakyat lainnya terlihat tidak terawat dengan baik. 12

3.5 Jenis Data