Tabel 46 Tingkat partisipasi masyarakat
Variabel Kategori
Desa Sukajembar Desa Sukamekar
Desa Sukaratu Partisipasi
N N N Partisipasi 88,2
≤x105 ST 2
6.67 1
3.33 1
3.33 71,4
≤x88,2 T 1
3.33 1
3.33 0.00
54,6 ≤x71,4 S
8 26.67
15 50.00
3 10.00
37,8 ≤x54,6 R
19 63.33
13 43.33
26 86.67
21 ≤x37,8 SR
0.00 0.00
0.00
Sumber : Hasil perhitungan penelitian tahun 2010
Tabel 46 ini menunjukkan bahwa masyarakat Desa Sukajembar dan Desa Sukaratu memiliki tingkat partisipasi dalam kegiatan PHBM yang Rendah R
sedangkan masyarakat Desa Sukamekar memiliki tingkat patisipasi dalam kegiatan PHBM pada kriteria Sedang S. Tingkatan partisipasi masyarakat dari
ketiga desa berbeda-beda tergantung kesadaran dan motivasi yang mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan PHBM. Partisipasi masyarakat Desa
Sukajembar, Desa Sukamekar dan Desa Sukaratu dalam kegiatan PHBM ini dipengaruhi oleh persepsi masyarakat yang positif dan dilatarbelakangi oleh motivasi mereka yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan menambah penghasilan. Tingkat partisipasi masyarakat Desa Sukamekar dalam kegiatan PHBM
lebih tinggi daripada partisipasi masyarakat Desa Sukajembar dan Desa Sukaratu. Tingkat partisipasi ini ditunjukkan oleh tingkat keberhasilan kegiatan PHBM masyarakat Desa
Sukamekar di lapangan lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat keberhasilan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Sukajembar dan Desa Sukaratu. Hal ini di dukung pula oleh penilaian
yang dilakukan Perum Perutani pusat terhadap kinerja LMDH Wana Sukamekar yang memperoleh juara kedua dari dari seluruh LMDH yang ada di pulau jawa. Prestasi ini cukup memberi
gambaran bahwa masyarakat Desa Sukamekar memiliki semangat yang tinggi untuk mensukseskan kegiatan PHBM dan mereka berharap kegiatan ini dapat
merubah kehidupan masyarakat desa sekitar hutan menjadi lebih baik dan tidak terisolasi dari kemajuan teknologi.
5.4 Faktor-faktor Internal yang Mempengaruhi Persepsi dan Partisipasi
5.4.1 Faktor-faktor Internal yang Mempengaruhi Persepsi Masyarakat Terhadap Kegiatan PHBM
Hubungan faktor internal seperti usia, pendidikan formal, jumlah anggota keluarga, pendapatan non hutan, pengalaman bertani dan jenis pekerjaan terhadap persepsi yang
terbentuk pada diri individu dapat diketahui dari hasil pengujian Chi-kuadrat dan uji Rank Spearman.
Hasil uji ini akan menunjukkan faktor-faktor internal yang memiliki pengaruh terhadap pembentukan persepsi yang disajikan pada Tabel 47 dan Tabel 48.
Tabel 47 Hubungan faktor internal dengan persepsi masyarakat dengan uji Spearman
Faktor Internal Persepsi Masyarakat
Desa Sukajembar Desa Sukamekar
Desa Sukaratu Koefisien
Korelasi Peluang Koefisien
Korelasi Peluang Koefisien
Korelasi Peluang Usia 0,257
0,17 0,2
0,289 0,263
0,16 Pendidikan formal
0,207 0,273
-0,149 0,432
0,288 0,122
Jumlah anggota keluarga 0,151
0,427 0,212
0,26 -0,012
0,951 Pendapatan non hutan
0,326 0,079
0,232 0,217
0,185 0,328
Pengalaman bertani 0,417
0,022 0,363
0,048 0,364
0,048
Keterangan tabel : korelasi signifikan pada taraf nyata 0,01 2-tailed ; Korelasi signifikan pada taraf nyata 0,05 2-tailed.
Tabel 48 Hubungan faktor internal dengan persepsi masyarakat dengan uji Chi-kuadrat
Faktor Internal Persepsi Masyarakat
Desa Sukajembar Desa Sukamekar
Desa Sukaratu Koefisien
Korelasi Peluang Koefisien
Korelasi Peluang Koefisien
Korelasi Peluang Jenis Pekerjaan
2,672 0,102
-4,509 0,034
0,192 0,661
Keterangan tabel : nilai peluang 0,05 terdapat hubungan yang signifikan.
Tabel 47 dan Tabel 48 merupakan hasil pengujian korelasi antara faktor internal dengan persepsi masyarakat. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa
persepsi masyarakat Desa Sukajembar, Desa Sukamekar dan Desa Sukaratu dipengaruhi nyata oleh pengalaman bertani masyarakat. Selain pengalaman
bertani, persepsi masyarakat Desa Sukamekar juga dipengaruhi oleh faktor internal lain yaitu jenis pekerjaan masyarakat. Hal ini ditujukkan dengan nilai
peluang yang diperoleh 0,05 terima H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel yang diuji.
Pengalaman bertani masyarakat Desa Sukajembar memiliki hubungan yang kuat dengan pembentukan persepsi masyarakat yaitu sebesar 41,7 dan nilai
peluang nilai α 0,0220,05 pada selang kepercayaan 95. Pengalaman bertani
pun mempengaruhi persepsi masyarakat Desa Sukamekar dan Desa Sukaratu. Pengaruh pengalaman bertani cukup kuat terhadap persepsi masyarakat Desa
Sukamekar sebesar 36,4 dengan nilai peluang 0,048 0,005 pada selang kepercayaan 95 dan 36,4 pengaruh pengalaman bertani yang cukup kuat
terhadap pembentukan persepsi masyarakat Desa Sukaratu dengan nilai peluang 0,048 0,05 pada selang kepercayaan 95. Hal ini menunjukkan bahwa
hubungan yang terjadi bernilai positif atau memiliki hubungan yang searah, semakin lama pengalaman bertani masyarakat maka semakin tinggi persepsi
masyarakat yang terbentuk terhadap kegiatan PHBM. Pengalaman bertani memiliki pengaruh nyata terhadap persepsi masyarakat
Desa Sukajembar, Desa Sukamekar dan Desa Sukaratu hal ini karena pengalaman bertani seseorang mempengaruhi pola pikir seseorang terhadap suatu kegiatan
yang bersinggungan dengan kegiatan bertani.Semakin lama pengalaman bertani masyarakat maka semakin banyak ilmu pengetahuan yang diperoleh masyarakat
dari pengalaman hidup bertani. Ilmu ini akan mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kegiatan PHBM dalam mengelola lahan hutan untuk meningkatkan
pendapatan dengan melakukan kegiatan bercocok tanam. Secara keseluruhan rata- rata pengalaman bertani masyarakat Desa Sukajembar, Desa Sukamekar dan Desa
Sukaratu berada pada kisaran 1 ≤x≤11 tahun sehingga waktu ini cukup untuk
menambah pengatahuan masyarakat dalam bertani. Faktor lain yang mempengaruhi persepsi masyarakat Desa Sukamekar
secara nyata yaitu jenis pekerjaan dengan nilai peluang α 0,0340,05 dengan
nilai koefisien korelasi sebesar -4,509 yang menunjukkan bahwa hubungan antara jenis pekerjaan dengan persepsi yang terbentuk bernilai negatif atau tidak searah.
Tingginya persepsi masyarakat Desa Sukamekar terhadap kegiatan PHBM dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang berada di luar usaha tani. Hal ini
menunjukkan bahwa masyarakat yang bekerja di luar usaha tani seperti buruh memiliki persepsi yang tinggi terhadap kegiatan PHBM karena rata-rata
masyarakat yang bekerja sebagai buruh hanya bekerja setengah hari saja sehingga masyarakat ini dapat berperan aktif dalam kegiatan pengelolaan hutan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Persepsi masyarakat yang bekerja di luar usaha tani ini lebih tinggi terhadap
manfaat kegiatan PHBM yang dipengaruhi oleh keyakinan mereka bahwa kegiatan PHBM ini akan memberikan keuntungan. Berbeda dengan masyarakat
yang bekerja pada usaha tani yang selalu memperhitungkan segala kegiatan baik pengeluaran maupun pemasukan dan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin
terjadi sehingga gambaran keuntungan yang diperoleh tidak melambung tinggi. Sehingga persepsi masyarakat yang bekerja di luar usaha tani lebih tinggi dari
masyarakat yang bekerja pada usaha tani. Manfaat yang dirasakan dari kegiatan PHBM yang dilakukan dapat mempengaruhi persepsi masyarakat mengenai
kegiatan ini.
5.4.2 Faktor-faktor Internal yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat