Sukaratu berada pada tingkat motivasi achievement motivation karena mereka berpartisipasi dalam kegiatan PHBM hanya untuk menambah pendapatan rumah
tangga. Hal ini diketahui bahwa sebesar 95,56 masyarakat dari ketiga desa memiliki tingkat motivasi kedua achievement motivation dalam melakukan
kegiatan PHBM disajikan pada Tabel 39. Tabel 39 Tingkat motivasi masyarakat
Variabel Kategori Desa
Sukajembar Desa
Sukamekar Desa
Sukaratu Rata-
rata N
N N
Motivasi fear motivation
1 3,33 0 0 0 0 1,11
achievement motivation
28 93,33 29
96,67 29 96,67 95,56
inner motivation 1 3,33
1 3,33 1
3,33 3,33
Sumber: hasil perhitungan penenlitian 2010
Menambah pendapatan rumah tangga menjadi faktor utama yang mendorong masyarakat Desa Sukajembar, Sukamekar dan Sukaratu untuk
berpartisipasi dalam kegiatan PHBM Perum Perhutani.
5.3.3 Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan PHBM
Partisipasi merupakan respon dari persepsi yang sudah terbentuk dan motivasi dari dalam diri seseorang. Persepsi masyarakat yang tinggi dan motivasi
untuk menambah pendapatan achievement motivation memberikan pengaruh kepada tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan PHBM. Partisipasi
masyarakat Desa Sukajembar, Desa Sukamekar dan Desa Sukaratu diharapkan memiliki nilai positif. Sehingga dapat mensukseskan sistem PHBM yang
dicanangkan Perhutani sejak tahun 2007. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan PHBM ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan dan
pemanfaatan hasil kegiatan. Partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan dapat diketahui dari hasil wawancara menggunakan kuesioner kepada masyarakat.
Kuesioner digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini. Pertanyaan untuk tahapan perencanaan, tahapan pelaksanaan dan tahapan pemanfaatan hasil
kegiatan memiliki jumlah yang berbeda-beda. Pertanyaan untuk mengetahui partisipasi pada tahap perencanaan sebanyak 10 pertanyaan, pertanyaan untuk
partisipasi pada tahap pelaksanaan sebanyak 6 pertanyaan dan 5 pertanyaan untuk mengetahui partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil kegiatan.
a. Partsipasi Tahap Perencanaan
Partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan ini dapat diketahui dari jawaban masyarakat dalam pengisian kuesioner. Jumlah pertanyaan dalam
kuesioner pada tahap ini yaitu sebanyak 10 pertanyaan. Pertanyaan ini dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Uji validitas pertanyaan menggunakan
program SPSS 17.0. Hasil uji validitas tersebut menghasilkan nilai Sig-2tailed yang dapat menunjukkan kevalidan pertanyaan kuesioner. Pertanyaan valid jika
nilai Sig-2tailed 0,05. Nilai validitas ini untuk mengetahui hasil pengukuran pengamatan yang dilakukan. Hasil uji ini menunjukkan bahwa dari 10 pertanyaan
partisipasi tahap perencanaan terdapat 1 pertanyaan yang tidak valid. Nilai validitas dari setiap pertanyaan disajikan dalam Tabel 40.
Tabel 40 Nilai validitas pertanyaan perencanaan
N0. Indikator Perencanaan
Nilai Sig- 2tailed
1 Keterlibatan dalam penyusunan Rencana kegiatan PHBM
.000 2
Keterlibatan tokoh masyarakat dalam pnyusunan kegiatan .000
3 Masyarakat menghadiri penandatanganan kerjasama dengan perhutani
.000 4
Undangan menghadiri pertemuan dalam penentuan pelaksanaan kegiatan PHBM
.000 5
Keikutsertaan masyarakat dalam penentuan tanaman yang akan ditanam .000 6
Keterlibatan masyarakat dalam penentuan areal lokasi penanaman .063
7 Keikutsertaan masyarakat secara aktif dalam meningkatkan kegiatan dan
menjaga keamanan hutan .000
8 Keikutsertaan masyarakat dalam menentukan pembagian hasil usaha
kegiatan PHBM .000
9 Masyarakat menghadiri rapat untuk merencanakan kegiatan PHBM yang
akan dilakukan .000
10 Masyarakat menghadiri acara konsultasi mengenai kegiatan yang akan
dilakukan .000
Keterangan : pertanyaan dinyatakan valid jika nilai Sig-2tailed 0,05
Setelah uji validitas pada setiap pertanyaan Tabel 40 maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Uji ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi pada
seluruh pertanyaan diperoleh hasil uji reliabilitas sebesar 0,834, dimana pertanyaan ini dinyatakan sangat reliabel karena nilai alpha cronbach 0,800.
Perencanaan merupakan satu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menjalankan suatu usaha pada periode tertentu yang mencakup keterlibatan dalam
penyusunan rencana, kehadiran dalam merencanakan kegiatan dan kehadiran dalam penandatanganan kerjasama serta kehadiran dalam konsultasi mengenai
kegiatan PHBM. Beberapa indikator tersebut digunakan dalam pertanyaan partisipasi tahap perencanaan. Selanjutnya dari jawaban pertanyaan ini dibuat skoring untuk mengetahui tingkat
partisipasi masyarakat berdasarkan skala likert dengan kategori yang diperoleh adalah Sangat Tinggi ST, Tinggi T, Sedang S, Rendah R dan Sangat Rendah SR. Hasil wawancara
menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat pada tahapan perencanaan berada pada kategori yang Sedang S untuk masyarakat Desa Sukamekar dan kriteria
Rendah R untuk masyarakat Desa Sukajembar dan Desa Sukaratu Tabel 41. Tabel 41 Tingkat partisipasi responden tahap perencanaan
Variabel Kategori
Desa Sukajembar Desa Sukamekar
Desa Sukaratu Partisipasi
N N N Perencanaan 42
≤x50ST 2 6,67 1
3,33 1 3,33
34 ≤x42 T
2 6,67
1 3,33
1 3,33
26 ≤x34 S
8 26,67
18 60,00
8 26,67
18 ≤x26 R
18 60,00
10 33,33
20 66,67
10 ≤x18 SR
0,00 0,00
0,00
Sumber : Hasil perhitungan penelitian tahun 2010
Tabel 41 menunjukkan 60 masyarakat Desa Sukajembar dan 66,67 masyarakat Desa Sukaratu memiliki tingkat partisipasi tahap perencanaan pada
kriteria Rendah R sedangkan 60 masyarakat Desa Sukamekar memiliki tingkat partisipasi tahap perencanaan pada kriteria Sedang S. Hal ini karena faktanya di
lapangan, masyarakat Desa Sukamekar lebih sering melaksanakan rapat untuk merancanakan kegiatan yang akan dilakukan. Rapat yang sering diadakan ini
dipengaruhi oleh ketua dan pengurus LMDH Wana Sukamekar yang kreatif dan memiliki inisiatif untuk merencanakan kegiatan pengelolan hutan secara lestari,
sehingga rapat selalu diadakan untuk memusyawarahkan ide-ide ketua dan pengurus dalam merancang kegiatan yang akan dilakukan.
Masyarakat Desa Sukajembar 60 dan masyarakat Desa Sukaratu 66,67 memiliki kriteria Rendah R. Rendahnya tingkat partisipasi masyarakat
Desa Sukajembar dan Desa Sukaratu pada tahap perencanaan yaitu disebabkan karena rata-rata masyarakat Desa Sukajembar dan Desa Sukaratu langsung
melakukan kegiatan pelaksanaan, sehingga kegiatan perencanaan tidak dilakukan secara matang. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi masyarakat Desa
Sukajembar dan Desa Sukaratu jarang berpartisipasi tahap perencanaan dikarenakan letak rumah masyarakat Desa Sukajembar dan Desa Sukaratu yang
berjauhan dan waktu diadakannya rapat yang bersamaan dengan waktu kerja sehingga menjadi kendala masyarakat dari kedua desa tersebut untuk dapat
berpartisipasi pada tahap perencanaan.
Keterlibatan masyarakat di lapangan terlihat dalam penyusunan kegiatan sebesar 46,67 masyarakat Desa Sukajembar, 56,67 masyarakat Desa
Sukamekar dan 46,67 masyarakat Desa Sukaratu mengikuti kegiatan perencanaan PHBM. Penentuan tanaman yang akan ditanam pun masyarakat Desa
Sukajembar turut berpartisipasi sebanyak 43,33 masyarakatnya menghadiri rapat ini sedangkan sebesar 56,67 masyarakat Desa Sukamekar dan 40
masyarakat Desa Sukaratu mengikuti kegiatan perencanaan dengan menghadiri rapat yang diadakan oleh LMDH. Persentase keterlibatan masyarakat ini
menggambarkan masyarakat dari Desa Sukajembar, Desa Sukamekar dan Desa Sukaratu turut berpartisipasi aktif dalam tahap perencanaan di lapangan.
b. Partisipasi Tahap Pelaksanaan
Partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan ini dapat diketahui dari jawaban masyarakat dalam pengisian kuesioner. Jumlah pertanyaan pada tahap ini
sebanyak 6 pertanyaan. Pertanyaan ini dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Uji validitas pertanyaan menggunakan program SPSS 17.0. Hasil uji
vaiditas tersebut menghasilkan nilai Sig-2tailed yang dapat menunjukkan kevalidan pertanyaan kuesioner. Pertanyaan valid jika nilai Sig-2tailed 0,05.
Nilai validitas ini untuk mengetahui hasil pengukuran pengamatan yang dilakukan. Nilai validitas dari setiap pertanyaan disajikan dalam Tabel 42.
Tabel 42 Nilai validitas pertanyaan pelaksanaan
No. Indikator Pelaksanaan
Nilai Validitas 1 Keterlibatan
masyarakat dalam
pelaksanaan kegiatan PHBM yang sudah direncanakan
.000 2 Keterlibatan
masyarakat dalam setiap kegiatan persemaian,
penanaman, penebangan dan bagi hasil .000
3 Keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaan hasil dari pelaksanaan
kegiatan PHBM .001
4 Keikutsertaan masyarakat dalam rapat pelaksanaan kegiatan
.000 5
Masyarakat diundang dan dilibatkan dalam pembentukan KTH Kelompok Tani Hutan
.000 6
Keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan konsultasi kegiatan yang dilaksanakan
.000
Keterangan : pertanyaan valid jika Sig-2 tailed 0,05
Setelah uji validitas pada setiap pertanyaan Tabel 42 maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Uji ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi pada
seluruh pertanyaan diperoleh hasil uji reliabilitas sebesar 0,775, dimana pertanyaan ini dinyatakan reliabel karena nilai alpha cronbach 0,600.
Keterlibatan dalam pelaksanaan, keikutsertaan dalam rapat pelaksanaan, keterlibatan dalam kelompok tani hutan dan keikutsertaan dalam kegiatan
konsultasi menjadi indikator yang digunakan dalam pertanyaan partisipasi tahap pelaksanaan. Selanjutnya dari jawaban pertanyaan ini dibuat skoring untuk
mengetahui tingkat partisipasi masyarakat berdasarkan skala likert dengan kategori yang diperoleh adalah Sangat Tinggi ST, Tinggi T, Sedang S,
Rendah R dan Sangat Rendah SR. Hasil wawancara menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat pada tahapan pelaksanaan berada pada kriteria Rendah R
untuk masyarakat Desa Sukamekar dan Desa Sukaratu sedangkan Desa Sukajembar berada pada kriteria Sedang S Tabel 43.
Tabel 43 Tingkat partisipasi responden tahap pelaksanaan
Variabel Kategori
Desa Sukajembar Desa Sukamekar
Desa Sukaratu Partisipasi
N N N Pelaksanaan 25,2
≤x30 ST
2 6,67 1 3,33 0 0,00
20,4 ≤x25,2
T 4 13,33
2 6,67 3 10,00
15,6 ≤x20,4
S 13 43,33
12 40,00 12 40,00 10,8
≤x15,6 R
11 36,67 15 50,00 15 50,00
6 ≤x10,8
SR 0 0,00
0 0,00 0 0,00
Sumber : Hasil perhitungan penelitian tahun 2010
Tabel 43 ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan sebesar 43,33 masyarakat Desa Sukajembar memiliki
tingkat partisipasi tahap pelaksanaan dengan kriteria Sedang S yang berbeda dibandingkan dengan Desa Sukamekar dan Sukaratu yang memiliki 50
responden yang berpartisipasi pada tahap ini dengan kriteria Rendah R. Hal ini diduga berdasarkan fakta di lapangan keaktifan responden Desa Sukajembar
dalam pelaksanaan kegiatan PHBM ini dikarenakan Desa Sukajembar memiliki rasa tanggung jawab lebih tinggi dan tingkat gotong royong serta kerjasama yang
tinggi untuk bersama-sama melaksanakan kegiatan yang sudah direncanakan. Rendahnya partisipasi tahap perencanaan tidak menyebabkan tingkat partisipasi
masyarakat pada tahap pelaksanaan juga rendah, hal ini dipengaruhi rata-rata masyarakat langsung melakukan pelaksanaan tanpa mengikuti perencanaan.
Desa Sukamekar dan Desa Sukaratu memiliki masyarakat yang berpatisipasi tahap pelaksanaan berada pada kriteria Rendah R. Hal ini, dipengaruhi oleh
ketidakpercayaan dan pola pikir masyarakat Desa Sukamekar dan Desa Sukaratu dalam melaksanakan kegiatan yang sudah direncanakan. Mereka akan
melaksanakan kegiatan yang direncanakan jika sudah melihat keberhasilan dari desa LMDH lain yang telah berhasil melakukan kegiatan yang sama. Faktor lain
yang menjadi alasan utama masyarakat Desa Sukamekar memiliki tingkat partisipasi tahap pelaksanaan pada tingkat Rendah R sedangkan pada tahap
perencanaan berada pada kriteria Sedang S yaitu keterbatasan masyarakat melakukan kegiatan yang telah direncanakan. Contoh kegiatan ini adalah budi
daya ulat sutera yang belum dapat dilaksakan karena banyak kendala yang dialami. Desa Sukaratu pun jarang melakukan kegiatan yang telah direncanakan
karena banyak kegiatan yang tidak bisa dilakukan di lapangan. Partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan ini terlihat dari keikutsertaan
masyarakat dari Desa Sukajembar, Desa Sukamekar dan Desa Sukaratu di lapangan. Kegiatan penanaman, persemaian, dan penebangan dilapangan diikuti
oleh 66,67 masyarakat Desa Sukajembar, 56,67 masyarakat Desa Sukamekar dan 56,67 masyarakat Desa Sukaratu. Persentase ini menggambarkan tingkat
partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan kegiatan di lapangan. c.
Partisipasi Tahap Pemanfaatan Partisipasi masyarakat pada tahap pemanfaatan ini diketahui dari jawaban
masyarakat dalam pengisian kuesioner. Jumlah pertanyaan yang digunakan sebanyak 5 pertanyaan. Pertanyaan ini dilakukan pengujian validitas dan
reliabilitas seperti pada pertanyaan-pertanyaan sebelumnya. Uji validitas pertanyaan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0. Hasil uji vaiditas
tersebut menghasilkan nilai Sig-2tailed yang dapat menunjukkan kevalidan pertanyaan kuesioner. Pertanyaan valid jika nilai Sig-2tailed 0,05. Nilai
validitas ini untuk mengetahui hasil pengukuran pengamatan yang dilakukan. Nilai validitas dari setiap pertanyaan disajikan dalam Tabel 44.
Tabel 44 Nilai validitas pertanyaan pemanfaatan
No Indikator Pemanfaatan
Nilai Validitas
1 Keterlibatan masyarakat dalam kesepakatan bagi hasil kegiatan PHBM
.000 2
Keterlibatan masyarakat dalam rapat pemanfaatan bagi hasil kegiatan PHBM .000
3 Masyarakat hadir rapat dan konsultasi pembagian hasil dengan perhutani dan
LMDH .000
4 Keikutsertaan masyarakat dalam penyaluran Pemasaran hasil usaha produksi
kegiatan PHBM .000
5 Keikutsertaan masyarakat mencari informasi baru dari media massa untuk
terlaksananya kegiatan .000
Keterangan : pertanyaan yang dinyatakan valid jika nilai Sig-2tailed 0,05
Setelah melakukan uji validitas pada setiap pertanyaan Tabel 44 maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Uji ini dilakukan untuk mengetahui
konsistensi pada seluruh pertanyaan diperoleh hasil uji reliabilitas sebesar 0,907, dimana pertanyaan ini dinyatakan sangat reliabel karena nilai alpha cronbach
0,800 sehingga dapat digunakan untuk mengetahui partisipasi masyarakat pada tahap pemanfaatan.
Keterlibatan dalam kesepakatan bagi hasil kegiatan PHBM, keterlibatan pemanfaatan bagi hasil kegiatan, kehadiran konsultasi dan mencari informasi
untuk mensukseskan kegiatan ini menjadi indikator yang digunakan dalam pertanyaan partisipasi tahap pemanfaatan. Selanjutnya dari jawaban pertanyaan ini
dibuat skoring untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat berdasarkan skala likert
dengan kategori yang diperoleh adalah Sangat Tinggi ST, Tinggi T, Sedang S, Rendah R dan Sangat Rendah SR. Hasil wawancara menunjukkan
tingkat partisipasi masyarakat Desa Sukajembar dan Desa Sukaratu pada kriteria Sangat Rendah SR dalam pemanfaatan hasil sedangkan Desa Sukamekar berada
pada kriteria Rendah R disajikan pada Tabel 45. Tabel 45 Tingkat partisipasi responden pada tahapan pemanfaatan
Variabel Kategori
Desa Sukajembar Desa Sukamekar
Desa Sukaratu Partisipasi N
N N
Pemanfaatan 21 ≤x25
ST 2 6,67 1 3,33 1 3,33
17 ≤x21
T 0 0,00 0 0,00 0 0,00
13 ≤x17
S 1 3,33 2 6,67 0 0,00
9 ≤x13 R
1 3,33
16 53,33
0,00 5
≤x9 SR
26 86,67 11 36,67 29 96,67
Sumber : Hasil perhitungan penelitian tahun 2010
Tabel 45 ini menunjukkan bahwa Desa Sukamekar memiliki 53,33 masyarakatnya berpartisipasi tahap pemanfaatan pada kriteria Rendah R yang
artinya masyarakat Desa Sukamekar jarang melakukan kegiatan pemanfaatan hutan sedangkan sebesar 86,67 masyarakat Desa Sukajembar dan 96,67
masyarakat Desa Sukaratu berada pada kriteria Sangat Rendah SR yang rata-rata masyarakatnya sangat jarang melakukan pemanfaatan hasil hutan.
Masyarakat Desa Sukamekar sebesar 60 pernah melakukan kegiatan pemanfaatan hasil hutan sedangkan sebesar 83,33 masyarakat Desa Sukamekar
dan 93,33 masyarakat Desa Sukaratu tidak pernah melakukan pemanfaatan hasil
kegiatan. Perbedaan tingkat pemanfaatan hasil kegiatan diketiga desa disebabkan oleh tingkat kesuksesan dan keberhasilan serta keadaan hutan yang dimiliki. Desa
Sukamekar memiliki tingkat keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan di lapangan yang tinggi serta terciptanya keadaan hutan dan keamanan hutan yang
semakin baik. Hal ini menyebabkan masyarakat Desa Sukamekar dapat berpartisipasi tahap pemanfaatan hasil kegiatan lebih tinggi dari pada partisipasi
masyarakat Desa Sukajembar dan Desa Sukaratu pada tahap pemanfaatan. Keadaan, keamanan dan tingkat keberhasilan kegiatan Desa Sukamekar dalam
kegiatan PHBM lebih tinggi dibandingkan dengan Desa Sukajembar dan Desa Sukaratu yang masih terjadi pencurian kayu walaupun kayu yang dicuri hanya
untuk hidup responden bukan untuk dijual. Manfaat yang dapat dirasakan oleh responden Desa Sukamekar lebih besar jika keadaan hutan lebih aman terkendali
dari segala bentuk tindakan yang mengurangi manfaat hutan dibandingkan dengan Desa Sukajembar dan Desa Sukaratu yang masih terganggu tingkat kesadaran
masyarakatnya dalam mengelola hutan secara lestari. Faktor lain yang mempengaruhi partisipasi masyarakat pada tahap
pemanfaatan di lapangan kurang optimal karena biasanya sebagian besar hasil kegiatan di lapangan langsung dikelola oleh pengurus LMDH sehingga
masyarakat tidak langsung berperan mengatur manfaat dari kegiatan. Pengaturan manfaat dari hasil kegiatan dikelola oleh LMDH untuk membangun kepentingan
umum. Hal ini yang mengakibatkan masyarakat merasa tidak pernah berpartisipasi pada tahap pemanfaatan, karena masyarakat lebih dominan menilai
sesuatu yang bermanfaat jika dikelola sendiri dan merasakan manfaat secara langsung pula.
d. Tingkat Partisipasi Masyarakat terhadap Kegiatan PHBM
Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan PHBM diperoleh dari akumulasi indeks skor tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan hasil
kegiatan. Hasil pencapain indeks skor tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan PHBM ini dapat dilihat pada Tabel 46.
Tabel 46 Tingkat partisipasi masyarakat
Variabel Kategori
Desa Sukajembar Desa Sukamekar
Desa Sukaratu Partisipasi
N N N Partisipasi 88,2
≤x105 ST 2
6.67 1
3.33 1
3.33 71,4
≤x88,2 T 1
3.33 1
3.33 0.00
54,6 ≤x71,4 S
8 26.67
15 50.00
3 10.00
37,8 ≤x54,6 R
19 63.33
13 43.33
26 86.67
21 ≤x37,8 SR
0.00 0.00
0.00
Sumber : Hasil perhitungan penelitian tahun 2010
Tabel 46 ini menunjukkan bahwa masyarakat Desa Sukajembar dan Desa Sukaratu memiliki tingkat partisipasi dalam kegiatan PHBM yang Rendah R
sedangkan masyarakat Desa Sukamekar memiliki tingkat patisipasi dalam kegiatan PHBM pada kriteria Sedang S. Tingkatan partisipasi masyarakat dari
ketiga desa berbeda-beda tergantung kesadaran dan motivasi yang mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan PHBM. Partisipasi masyarakat Desa
Sukajembar, Desa Sukamekar dan Desa Sukaratu dalam kegiatan PHBM ini dipengaruhi oleh persepsi masyarakat yang positif dan dilatarbelakangi oleh motivasi mereka yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan menambah penghasilan. Tingkat partisipasi masyarakat Desa Sukamekar dalam kegiatan PHBM
lebih tinggi daripada partisipasi masyarakat Desa Sukajembar dan Desa Sukaratu. Tingkat partisipasi ini ditunjukkan oleh tingkat keberhasilan kegiatan PHBM masyarakat Desa
Sukamekar di lapangan lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat keberhasilan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Sukajembar dan Desa Sukaratu. Hal ini di dukung pula oleh penilaian
yang dilakukan Perum Perutani pusat terhadap kinerja LMDH Wana Sukamekar yang memperoleh juara kedua dari dari seluruh LMDH yang ada di pulau jawa. Prestasi ini cukup memberi
gambaran bahwa masyarakat Desa Sukamekar memiliki semangat yang tinggi untuk mensukseskan kegiatan PHBM dan mereka berharap kegiatan ini dapat
merubah kehidupan masyarakat desa sekitar hutan menjadi lebih baik dan tidak terisolasi dari kemajuan teknologi.
5.4 Faktor-faktor Internal yang Mempengaruhi Persepsi dan Partisipasi