4.12 Perkembangan Pengelolaan Hutan KPH Cianjur 4.12.1 Perkembangan Wilayah Kerja
Guna kepentingan kegiatan perencanaan, wilayah hutan KPH Cianjur dikelompokkan ke dalam 6 enam bagian hutan yaitu Bagian Hutan Agrabinta,
Bagian Hutan Cisokan, Bagian Hutan Cugenang, Bagian Hutan Citiis, Bagian Hutan Caringin dan Bagian Hutan Cisadea. Pembagian wilayah kerja pengelolaan
hutan KPH Cianjur terbagi ke dalam 2 Sub Kesatuan Pemangkuan Hutan SKPH, yaitu SKPH Cianjur Utara dan SKPH Cianjur Selatan. Masing-masing SKPH
terbagi kedalam Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan BKPH. Jumlah BKPH dan luas masing-masing adalah sebagai berikut Sub KPH Cianjur Utara Terdiri 4
BKPH dan Sub KPH Cianjur Selatan 4 BKPH. Masing-masing BKPH mempunyai 3 sampai 5 Resort Polisi Hutan RPH.
4.12.2 Produksi
KPH Cianjur merupakan wilayah kerja Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten yang mengelola kelas perusahaan jati dan kelas perusahaan pinus.
Kawasan hutan KPH Cianjur dibedakan menjadi beberapa kelas hutan, dengan penggolongan kawasan hutan kedalam kelas-kelas berdasarkan aspek dan tujuan
tertentu. Kelas perusahaan pinus lebih mendominasi kawasan KPH Cianjur dari pada
kelas perusahaan jati. Hutan ini didominasi oleh hutan alam yaitu seluas 24.305,63 ha berupa hutan lindung dan seluas 4.689,55 berupa hutan alam kayu
lain HAKL. Kawasan hutan di wilayah KPH Cianjur dibagi menjadi beberapa kelas hutan, yaitu penggolongan kawasan hutan ke dalam kelas-kelas berdasarkan
aspek dan tujuan tertentu. Pembagian kawasan hutan di wilayah KPH Cianjur telah diatur di dalam Suplemen RKPH Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan
KPH Cianjur jangka 2010-2016 untuk KP pinus. Pembagian kawasan hutan di dalam RKPH tersebut mengacu kepada Surat Keputusan Direktur Jendral
Kehutanan No. 143KPTSDJI1974. Berdasarkan suplemen RKPH KP Jati KPH Cianjur jangka 2010-2017, pembagian kawasan hutan di wilayah KPH Cianjur
terbagi menjadi 2 induk kelas hutan yaitu kawasan hutan untuk produksi dan kawasan bukan produksi, namun berdasarkan rencana RPHL kawasannya terbagi
menjadi kawasan perlindungan, kawasan efektif untuk produksi dan kawasan tidak efektif untuk produksi.
4.12.3. Kegiatan PHBM
Perum Perhutani merupakan perusahaan yang bergerak di sektor kehutanan. Perum Perhutani memiliki status sebagai Badan Umum Milik Negara BUMN
yang bertanggung jawab mengelola hutan secara lestari dan berkelanjutan. Sejak tahun 1974, Perum Perhutani telah menggunakan pola pendekatan kesejahteraan
didalam pengelolaan sumberdaya hutan melalui program MALU Mantri dan Lurah. Selanjutnya program ini dikembangkan menjadi program Pembangunan
Masyarakat Desa Hutan PMDH pada tahun 1982 dan pada tahun 1986 lahirlah kebijakan baru yaitu program Perhutanan Sosial PS.
Perum Perhutani terus berupaya mencari bentuk-bentuk kebijakan yang dapat mendorong terwujudnya pengelolaan hutan yang lestari dan berkelanjutan.
Hutan bagi Perum Perhutani tak hanya dikelola secara lestari namun juga harus mampu mendukung keberlanjutan perusahaan, menyumbang devisa Negara dan
juga dapat menesejahterahkan masyarakat desa sekitar hutan. Maka pada tahun 2001 Perum Perhutani meluncurkan satu kebijakan berupa sistem Pengelolaan
Hutan Bersama Masyarakat PHBM dengan diterbitkannya Keputusan Ketua Dewan Pengawas Perum Perhutani Nomor 136KptsDir2001 tentang pengaturan
PHBM. Kebijakan PHBM memiliki ciri-ciri seperti bersama, berdaya dan berbagi yang berbasis lahan dan non lahan dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan
peran masyarakat dan atau pihak yang berkepentingan. KPH Cianjur memiliki 148 desa yang memiliki LMDH Lembaga
Masyarakat Desa Hutan namun yang diteliti adalah LMDH Rimba Lestari di Desa Sukajembar, LMDH Wana Sukamekar di Desa Sukamekar dan LMDH Ratu
Kencana yang berada di Desa Sukaratu. Penentuan tiga desa yang memiliki LMDH untuk diteliti disesuaikan dengan hasil penilaian KPH Cianjur atas kinerja
dan semangat membangun desa dengan kegiatan kegiatan yang bekerjasama dengan Perhutani. Hasil penilaian menentukan LMDH memiliki tingkatan
kemajuan dengan kriteria Sangat Baik, Baik dan Sedang dengan dilihat dari skor penilaian.
LMDH Rimba lestari merupakan lembaga masyarakat desa hutan yang di didirikan pada tahun 2007 dengan Luasan HPD 1.101,68 ha. Kegiatan yang sudah
dimitrakan dengan pihak perhutani adalah tanaman kopi, tumpangsari dan kegiatan penebangan pohon yang telah disepakati pembagian hasilnya berupa
limbah kayu. Sedangkan LMDH Wana Sukamekar di Desa Sukamekar berdiri tahun 2005 dengan kegiatan yang sudah dimitrakan berupa tanaman kopi,
tumpangsari, sapi dan kegiatan penebangan yang dilakukan oleh pihak Perhutani dan ditentukan bagi hasilnya. Luasan HPD LMDH Wana Sukamekar adalah
1.071,08 Ha. LMDH Ratu Kencana didirikan pada tahun 2007 dan kegiatan yang sudah dimitrakan berupa tanaman kopi, tumpang sari dan kegiatan penebangan
dengan luasan HPD yang dimitrakan seluas 97 ha. Kegiatan-kegiatan LMDH setiap tergantung kreatifitas dan potensi yang ada di desa tersebut. Sehingga setiap
desa yang memiliki LMDH akan berlomba-lomba melakukan kegiatan untuk menambah pendaptaan masyarakat. LMDH memiliki pengurus dan anggota yang
masing-masing memiliki tanggung jawab yang besar dalam mengelola lahan hutan secara lestari.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5. 1 Sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM di Perum Perhutani KPH Cianjur
Hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem yang persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan
memiliki manfaat yang tinggi dalam kehidupan manusia. Hutan juga merupakan salah satu objek kelola dan tanggung jawab Perum Perhutani. Perum Perhutani
merupakan perusahaan yang bergerak di sektor kehutanan. Perum perhutani memiliki status sebagai Badan Umum Milik Negara BUMN yang bertanggung
jawab mengelola hutan secara lestari dan berkelanjutan. Perum Perhutani juga memiliki tanggung jawab sosial perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan
corporate social responsibility-CSR ini sudah menjadi salah satu tujuan utama perusahaan untuk mensejahterahkan masyarakat sekitar perusahaan dan unit
kelola perusahaan. Sehingga dengan adanya tanggung jawab sosial perusahaan maka Perum Perhutani juga memiliki inisiatif membentuk suatu sistem sebagai
bentuk tanggung jawab perusahaan dibidang sosial. Salah satu bentuk tanggung jawab sosial Perhutani yang sudah mulai
dicanangkan adalah sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM. PHBM ini merupakan sistem kerjasama antara Perum Perhutani dengan
masyarakat dalam mengelola hutan. Sistem ini sudah mulai dilaksanakan pada tahun 2001. Namun, di KPH Cianjur sistem ini baru benar-benar berjalan di
lapangan pada tahun 2007. Sistem PHBM ini memiliki tujuan memberdayakan masyarakat sekitar hutan yang rata-rata kondisi kehidupannya jauh dari akses
informasi, akses transportasi dan akses teknologi sehingga menyebabkan masyarakat desa sekitar hutan terisolasi dan memiliki tingkat perekonomian yang
rendah. Komponen kegiatan PHBM menurut keputusan direksi Perum Perhutani
nomor: 628KPTSDIR2009 bab V pasal 6 mengenai ruang lingkup kerjasama berbasis desa hutan dengan ruang lingkup di dalam kawasan hutan dan di luar
kawasan hutan baik berbasis lahan maupun bukan lahan. Contoh kegiatan lahan berupa pengaturan jarak tanam dan pengembangan unit usaha kegiatan