Bila prinsip-prinsip diatas diterima, maka perlu diubah sikap para pemimpin pendidikan yang hanya memaksa bawahannya, menakut-nakuti, dan
melumpuhkan kreatifitas dari anggota staf guru. Sikap korektif harus diganti dengan sikap kreatif yaitu sikap yang menciptakan situasi dan relasi dimana orang
merasa aman dan tenang untuk mengembangkan kreatifitasnya. Terlebih lagi di era demokrasi ini, perlu pula ditumbuhkembangkan supervisi pendidikan yang
kooperatif dan demokratis.
e. Teknik Supervisi Pendidikan
Dalam usaha meningkatkan program sekolah, kepala sekolah sebagai supervisor dapat menggunakan berbagai teknik atau metode supervisi pendidikan.
Supervisi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan tujuan agar apa yang diharapkan bersama dapat tercapai. Teknik supervisi pendidikan berarti suatu cara
atau jalan yang digunakan supervisor pendidikan dalam memberikan pelayanan dan bantuan kepada supervesee. Berikut adalah teknik-teknik supervisi pendidikan
ditinjau dari banyaknya guru dan cara menghadapi guru menurut Hendiyat Soetopo dan Wasti Soemanto 1984: 44-53:
1. Bila ditinjau dari banyaknya guru, terdiri dari:
a. Teknik kelompok
Adalah teknik supervisi yang dipakai oleh supervisor manakala terdapat banyak guru yang mempunyai masalah yang sama.
Teknik-teknik yang dapat dipakai antara lain; rapat guru-guru, workshop, seminar, konseling kelompok.
b. Teknik perorangan
Adalah teknik yang dipergunakan apabila sesorang guru memiliki masalah khusus dan meminta bimbingan tersendiri dari
supervisor. Teknik-teknik yang dapat dipakai antara lain; orientasi bagi guru-guru baru, kunjungan kelas, individual
converence, dan intervisitation.
2. Bila ditinjau dari cara menghadapi guru, terdiri dari:
a. teknik langsung
1 menyelenggarakan rapat guru
2 kunjungan kelas
3 menyelenggarakan workshop
4 mengadakan converence
b. Teknik tidak langsung
1 melalui quesioner
2 melalui buku presensi guru
3 melalui jurnal mengajar
4 melalui buku piket guru
5 melalui bulletin board
3. Bila ditinjau dari banyaknya guru dan cara menghadapi guru, terdiri
dari: a.
Teknik kelompok Yaitu teknik yang digunakan bersama-sama oleh supervisor
dengan sejumlah guru dalam satu kelompok. Teknik-teknik itu antara lain:
1 pertemuan orientasi bagi guru baru
2 rapat guru
3 studi kelompok antar guru
4 diskusi
5 tukar-menukar pendapat sharing of experience
6 lokakarya workshop
7 diskusi panel
8 seminar
9 pelajaran contoh demonstration teaching
10 bulletin supervisi
11 mengikuti diklat
12 membaca langsung
13 symposium
b. Teknik individual perorangan
1 kunjungan kelas classroom visitation
2 kunjungan tanpa pemberitahuan sebelumnya
3 kunjungan dengan pemberitahuan sebelumnya
4 kunjungan atas undangan
5 observasi kelas classroom observation
6 percakapan pribadi individual conference
7 percakapan pribadi setelah kunjungan kelas
8 percakapan pribadi melalui percakapan sehari-hari
9 saling mengunjungi kelas
10 menilai diri sendiri self evaluation
Burhanuddin Harahap 1983: 11, menerangkan teknik-teknik yang digunakan dalam supervisi pendidikan antara lain:
1. Mengadakan kunjungan kelas classroom visitation.
2. Mengadakan kunjungan observasi.
Ada 2 macam observasi kelas: 1
Observasi langsung direct observation 2
Observasi tak langsung indirect observation 3.
Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa atau mengatasi masalah yang dialami siswa.
4. Membimbing guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan kurikulum sekolah, antara lain:
1 Menyusun program catur wulansemester.
2 Menyusun atau membuat program satuan pelajaran.
3 Mengorganisasi kegiatan-kegiatan pengelolaan kelas.
4 Melaksanakan teknik-teknik evaluasi pengajaran.
5 Menggunakan media dan sumber dalam proses belajar mengajar.
6 Mengorganisasi kegiatan siswa dalam bidang ekstrakurikuler
“Kepala sekolah sebagai supervisor dapat melakukan supervisi secara efektif antara lain melalui diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan
individual, dan simulasi pembelajaran”. E. Mulyasa, 2004: 113. Dari beragam pendapat mengenai teknik supervisi pada dasarnya
mempunyai kesamaan dan semuanya itu erat sekali hubungan dalam rangka upaya pemberian bantuan terhadap guru agar dapat meningkatkan profesionalismenya
sehingga akan mampu mencapai tujuan pendidikan.
2. Tinjauan Tentang Kepala Sekolah