Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peran kepala sekolah sangat menentukan kelangsungan sekolah itu. Apabila peran-peran
tersebut dapat dijalankan dengan sebagaimana mestinya, maka implementasi KTSP juga akan dapat berjalan secara lebih efektif.
c. Tipe-Tipe Supervisi Kepala Sekolah
Setiap manusia memiliki ciri khasnya masing-masing. Begitu halnya dengan tipe-tipe pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah.
Briggs dalam Soewadji Lazaruth 1988: 33, mengemukakan 4 tipe supervisi kepala sekolah dilihat dari pelaksanaannya, yaitu supervisi yang bersifat korektif,
supervisi yang bersifat preventif, supervisi yang bersifat konstruktif, supervisi yang bersifat kreatif.
Berikut penjabarannya: 1.
Supervisi yang bersifat korektif Kegiatan supervisi ini lebih menekankan usaha untuk mencari-cari kesalahan
orang yang disupervisi guru-guru. 2.
Supervisi yang bersifat preventif Kegiatan supervisi ini lebih menekankan usaha untuk melindungi guru-guru
dari berbuat salah. Guru-guru selalu diingatkan untuk tidak melakukan kesalahan dengan memberikan mereka batasan-batasan, larangan-larangan
atau sejumlah pedoman dalam bertindak. 3.
Supervisi yang bersifat konstruktif Tipe supervisi jenis ini ialah supervisi yang berorientasi ke masa depan,
menolong guru-guru untuk selalu melihat ke depan, belajar dari pengalaman, melihat hal-hal yang baru, dan secara antusias mengusahakan perkembangan.
4. Supervisi yang bersifat kreatif
Kegiatan supervisi ini, lebih menekankan pada usaha menumbuhkembangkan daya kreatifitas guru, dimana peran kepala sekolah hanyalah sebatas
mendorong dan membimbing. Pendapat hampir serupa dikemukakan oleh Burton dan Brueckner dalam
Ngalim Purwanto 2002: 92, yang menyatakan terdapat 5 tipe supervisi oleh
kepala sekolah, yakni: supervisi sebagai inspeksi, laissez faire, coercive supervision, dan supervisi sebagai latihan bimbingan. Dari pendapat mengenai
tipe-tipe supervisi oleh kepala sekolah tersebut, maka dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Supervisi sebagai inspeksi
Tipe supervisi ini adalah kegiatan pengawasan yang semata-mata merupakan kegiatan menginspeksi pekerjaan guru atau bawahan. Inspeksi dijalankan
dengan maksud untuk mengawasi apakah guru atau bawahan sudah menjalankan apa yang sudah diinstruksikan. Jadi pada intinya, inspeksi berarti
kegiatan mencari-cari kesalahan. 2.
Laissez faire Kepengawasan tipe ini sama sekali tidak konstruktif. Kepengawasan laissez
faire adalah tipe supervisi yang membiarkan guru-guru atau bawahan bekerja sekehendaknya tanpa bimbingan dan petunjuk.
3. Coercive supervision
Tipe supervisi ini hampir serupa dengan inspeksi, tipe supervisi ini bersifat otoriter. Di dalam tindakan kepengawasannya si pengawas bersifat
memaksakan segala sesuatu yang dianggapnya benar dan baik menurut pendapatnya sendiri.
4. Supervisi sebagai latihan bimbingan
Supervisi ini lebih menekankan kepada pemberian latihan dan bimbingan kepada guru-guru dalam melaksanakan tugasnya.
Terdapat berbagai tipe supervisi pendidikan, baik itu tipe yang lebih mengarah pada sisi positif maupun sisi negatif. Tipe-tipe supervisi yang
diterapkan tentu akan sangat berpengaruh terhadap guru yang mendapat supervisi, baik itu pengaruh berupa timbal balik yang positif atau malah sebaliknya.
3. Tinjauan Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP