3 penguasaan metodik atau teknik mengajarkan bidang studi tersebut.
Kesimpulannya adalah keberhasilan implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru, maka dari itu guru dituntut memiliki
kompetensi meliputi: kompetensi paedogogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
b. Siswa
Dikutip dari www.dikmenum.go.id, yang diakses pada 30 Januari 2009, pengertian siswa atau peserta didik menurut Pasal 1 Peraturan Pemerintah PP
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Dakir 2004: 19, “Siswa adalah orang orang yang melaksanakan proses belajar
mengajar supaya dapat menuju ke tujuan pendidikan”. Kedudukan siswa sendiri sebagai salah seorang warga negara Indonesia,
juga memiliki hak dan kewajiban dalam pendidikan nasional, sebagaimana yang tertuang dalam Undang–Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Hak peserta didik menurut Undang–Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, antara lain:
a. Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya
dan diajarkan oleh pendidik yang seagama; b.
Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya;
c. Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya; d.
Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya;
e. Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain
yang setara; f.
Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu
yang ditetapkan.
Sedangkan kewajiban peserta didik menurut Undang–Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, antara lain:
a. Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan;
b. Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam konteks kurikulum KTSP, kedudukan siswa dalam hal ini merupakan “produsen” artinya siswa sendirilah yang mencari tahu pengetahuan
yang dipelajarinya. Siswa dituntut untuk aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Siap atau tidaknya siswa dalam kedudukan barunya, diperlukan peran aktif
seorang guru untuk memotivasi siswanya agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan kurikulum yang diterapkan.
Bandura dan Gage dalam Martinis Yamin 2007: 19-20, dikutip dari Muhammad Arsyad, 2008www.re-searchengines.com0508arsyad.html, yang
diakses pada 11 Februari 2009, menyatakan bahwa peserta didik lebih berperan aktif, karena mereka sebagai subjek dalam pembelajaran, maka oleh sebab itu
perlu rangsangan belajar yang menimbulkan respon belajar. Selanjutnya Wina Senjaya
2008 dalam
Muhammad Arsyad,
2008www.re- searchengines.com0508arsyad.html,
diakses pada
11 Februari
2009, mengemukakan:
Sejalan dengan pergeseran makna pembelajaran dari pembelajaran yang berorientasi kepada guru teacher oriented ke pembelajaran yang
berorientasi kepada siswa student oriented, maka peran guru dalam proses pembelajaran pun mengalami pergeseran, salah satunya adalah
penguatan peran guru sebagai motivator. Dapat disimpulkan bahwa peran siswa peserta didik dalam implementasi
KTSP menjadi berubah, dari perannya sebagai objek pembelajaran bergeser menjadi subjek pembelajaran.
c. Faktor Pendukung