Guru Tinjauan Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP

Satuan pendidikan dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam standar isi. 4 Silabus dan RPP Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Silabus merupakan penjabaran standar kompotensi dan kompotensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. 4 Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP Dalam komponen-komponen KTSP diatas, tersirat bahwasanya keberadaan guru, siswa, dan faktor pendukung implementasi kurikulum perlu mendapat perhatian lebih, karena ketiga hal itu merupakan hal-hal yang terdapat dalam pelaksanaan kurikulum. Untuk itu, penulis akan membahas kajian teori tentang guru dan siswa dalam kedudukannya sebagai pelaksana kurikulum serta faktor pendukung terlaksananya kurikulum secara lebih terperinci.

a. Guru

Oemar Hamalik, 1992: 95 mengemukakan bahwa “Guru adalah titik sentral suatu kurikulum. Berkat usaha guru, maka timbulah kegairahan belajar siswa, sehingga memacunya belajar lebih keras untuk mencapai tujuan belajar mengajar yang bersumber dari tujuan kurikulum”. Mars dalam E. Mulyasa 2006: 247, menambahkan bahwa keberhasilan implementasi KTSP sangat ditentukan oleh faktor guru, karena bagaimanapun baiknya sarana pendidikan apabila guru tidak melaksanakannya tugas dengan baik, maka hasil implementasi kurikulum pembelajaran tidak akan memuaskan. Keberhasilan implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru yang akan menerapkan dan mengaktualisasikan kurikulum tersebut. Kemampuan guru tersebut terutama berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan, serta tugas yang dibebankan kepadanya. Karena tidak jarang kegagalan implementasi kurikulum disebabkan oleh kurangnya kemampuan guru dalam memahami tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa berfungsinya kurikulum terletak pada bagaimana pelaksanaannya di sekolah, khususnya di kelas dalam kegiatan pembelajaran. Dakir 2004, mengibaratkan kurikulum sebagai sebuah ”kendaraan”, sedangkan guru diibaratkan sebagai seorang ”sopir”. Dimana untuk menjadi seorang ”sopir” yang baik harus memenuhi syarat-syarat diantaranya: mempunyai SIM Surat Ijin Mengajar, mengetahui berbagai komponen kurikulum dan dapat melaksanakan sebagaimana mestinya, guru tahu tujuan pembelajaran, dan guru hendaknya dapat menguasai kurikulum. Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 yang diambil dari www.dikmenum.go.id, yang diakses pada 30 Januari 2009, dinyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sebagaimana yang termuat dalam Peraturan Pemerintah PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan diambil dari www.dikmenum.go.id, yang diakses pada 30 Januari 2009, dinyatakan bahwa pendidik memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selain itu, dalam dalam Peraturan Pemerintah PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan dalam Pasal 28 Ayat 3 diambil dari www.dikmenum.go.id, yang diakses pada 30 Januari 2009, dinyatakan bahwa sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini, seorang guru harus memiliki kompetensi meliputi: kompetensi paedogogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Elliot, Kratochwill, Cook, dan Travers dalam M. Furqon Hidayatullah 2007: 21 mengemukakan kompetensi dan aspek psikologis yang harus dikuasai atau dimiliki oleh guru yang efektif ke dalam tiga hal pokok, yaitu: 1 penguasaan aspek-aspek dikdatik-paedogogik, 2 penguasaan bidang studi yang akan diajarkan, 3 penguasaan metodik atau teknik mengajarkan bidang studi tersebut. Kesimpulannya adalah keberhasilan implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru, maka dari itu guru dituntut memiliki kompetensi meliputi: kompetensi paedogogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

b. Siswa