Prinsip Supervisi Pendidikan Tinjauan Tentang Supervisi Pendidikan

demikian perlu dikoordinasikan secara terarah dan terpadu dengan sasaran yang ingin dicapai.

d. Prinsip Supervisi Pendidikan

Berikut ini dikemukakan beberapa prinsip yang harus diperhatikan serta dilaksanakan oleh para supervisor pendidikan atau kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan supervisi agar benar-benar efektif dalam usaha mencapai tujuannya. Seorang kepala sekolah yang berfungsi sebagai supervisor dalam melaksanakan supervisi menurut Soewadji Lazaruth 1988: 33, hendaknya bertumpu pada prinsip supervisi sebagai berikut: 1 Supervisi yang bersifat konstruktif 2 Supervisi yang bersifat realistis 3 Supervisi yang bersifat demokratis 4 Supervisi yang bersifat objektif Prinsip-prinsip supervisi tersebut, peneliti uraikan sebagai barikut: a. Supervisi yang bersifat konstruktif Kegiatan supervisi bermaksud menolong guru-guru agar mereka senantiasa berkembang, agar mereka semakin mampu menolong dirinya sendiri dan tidak tergantung kepada kepala sekolah. b. Supervisi yang bersifat realistis Kegiatan supervisi harus didasarkan atas kenyataan yang sebenarnya. c. Supervisi yang bersifat demokratis Menjunjung tinggi asas musyawarah. Memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat, serta sanggup menerima pendapat dari orang lain. d. Supervisi yang bersifat objektif Data yang diperoleh berdasarkan observasi nyata, bukan tafsiran pribadi. Selain prinsip-prinsip diatas, Hendiyat Soetopo dan Wasti Soemanto, 1984: 42-44 mengemukakan beberapa prinsip positif dan prinsip negatif dalam supervisi pendidikan. 1. Prinsip positif a. Supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif. b. Supervisi harus kreatif dan konstruktif. c. Supervisi harus scientific dan efektif. d. Supervisi harus dapat memberikan perasaan aman kepada guru-guru. e. Supervisi harus berdasarkan kenyataan. f. Supervisi harus memberikan kesempatan kepada supervisor dan guru-guru untuk mengadakan self evaluation. 2. Prinsip negatif a. Seorang supervisor tidak boleh bersikap otoriter. b. Seorang supervisor tidak boleh mencari kesalahan pada guru-guru. c. Seorang supervisor bukan inspektur yang ditugaskan memeriksa apakah peraturan dan instruksi yang telah diberikan dilaksanakan dengan baik. d. Seorang supervisor tidak boleh menganggap dirinya lebih tinggi dari para guru. e. Seorang supervisor tidak boleh terlalu banyak memperhatikan hal kecil dalam cara guru mengajar. f. Seorang supervisor tidak boleh lekas kecewa, bila ia mengalami kegagalan. Tikky Suwantikno Sutjiaputra, www.tikky-suwantikno.blogspot.com, diakses pada 11 Februari 2009, memaparkan prinsip-prinsip supervisi pendidikan sebagai berikut: 1. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan kesulitan dan bukan mencari-cari masalah 2. Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung, artinya bahwa pihak yang mendapat bantuan dan bimbingan tersebut tanpa dipaksa. 3. Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa. Sebaiknya supervisor memberikan kesempatan kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan. 4. Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan sekali, bukan menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh supervisor. 5. Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi agar tercipta suasana kemitraan yang akrab. Hal ini bertujuan agar pihak yang disupervisi tidak akan segan-segan mengemukakan pendapat tentang kesulitan yang dihadapi atau kekurangan yang dimiliki. 6. Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat, berisi hal-hal penting yang diperlukan untuk membuat laporan. Bila prinsip-prinsip diatas diterima, maka perlu diubah sikap para pemimpin pendidikan yang hanya memaksa bawahannya, menakut-nakuti, dan melumpuhkan kreatifitas dari anggota staf guru. Sikap korektif harus diganti dengan sikap kreatif yaitu sikap yang menciptakan situasi dan relasi dimana orang merasa aman dan tenang untuk mengembangkan kreatifitasnya. Terlebih lagi di era demokrasi ini, perlu pula ditumbuhkembangkan supervisi pendidikan yang kooperatif dan demokratis.

e. Teknik Supervisi Pendidikan