Tabel 25 Harga pohon berdiri jenis sengon per meter kubik
No. Diameter cm
Harga per meter kubik Rpm³
Estimasi jumlah pohon yang dipanen per meter kubik
batangm³ 1
5 – 12 200.000
197 – 24 2
12 – 15 300.000
20 – 14 3
16 – 20 450.000
12 – 7 4
21 – 25 525.000
6 – 4 5
26 – 29 650.000
4 – 3 6
30 up 850.000
2
Keterangan: diperoleh dari hasil perhitungan pada Lampiran 12
Tabel 26 Harga pohon berdiri untuk jenis jati per meter kubik
No. Diameter cm
Harga per meter kubik Rpm³
Estimasi jumlah pohon yang dipanen per meter kubik
batangm³ 1
10 – 15 450.000
42 – 12 2
16 – 19 850.000
10 – 6 3
20 – 29 1.500.000
5 – 2 4
30 up 2.200.000
1
Keterangan: diperoleh dari hasil perhitungan pada Lampiran 13
5.6.1 Simulasi Net Present Value NPV untuk menentukan daur optimal
jenis sengon di setiap desa Hasil perhitungan NPV pada setiap daur dari hutan rakyat sengon yang
terdapat disetiap desa disajikan pada Tabel 27 dan Gambar 6.
Gambar 6 Simulasi Net Present Value NPV untuk menentukan daur optimal sengon di setiap desa
Tabel 27 Simulasi Net Present Value NPV untuk menentukan daur optimal sengon di setiap desa
Desa Tahun
Pendapatan Rpha
Biaya Rpha
Faktor diskonto
NPV Rpha
Damarwulan
3 2.176.200
2.155.874 0,83
298.016 4
3.587.850 2.233.374
0,76 1.088.581
5 5.028.300
2.310.874 0,69
1.939.115 6
5.305.125 2.388.374
0,63 1.895.963
7 6.708.000
2.46.5874 0,58
2.496.297 8
7.493.600 2.543.374
0,53 2.651.734
9 6.487.200
2.620.874 0,48
1.898.386 10
4.462.500 2.698.374
0,44 809.052
Clering
3 1.966.200
2.381.660 0,83
-121.088 4
2.473.800 2.463.827
0,76 70.044
5 3.439.800
2.545.993 0,69
677.129 6
4.516.050 2.628.160
0,63 1.247.442
7 5.159.700
2.710.327 0,58
1.462.968 8
5.902.400 2.792.493
0,53 1.683.570
9 4.666.500
2.874.660 0,48
902.065 10
3.523.250 2.956.827
0,44 284.935
Suwawal
3 2.193.000
4.608.110 0,83
-1.641.235 4
5.508.000 4.691.943
0,76 684.092
5 8.370.000
4.775.776 0,69
2.551.830 6
13.466.250 4.859.609
0,63 5.502.818
7 16.542.750
4.943.442 0,58
6.751.646 8
24.078.600 5.027.275
0,53 10.092.306
9 34.272.000
5.111.108 0,48
14.077.134
10 36.133.500
5.194.941 0,44
13.628.571
Berdasarkan hasil perhitungan NPV yang ada di Tabel 27 diketahui bahwa pada setiap daur untuk hutan rakyat sengon di Desa Damarwulan ternyata daur
yang paling optimal digunakan adalah 8 tahun. Pada daur 8 tahun dapat diperoleh NPV terbesar dari pada daur lainnya yakni Rp 2.496.297ha dari hasil pemanenan
sebanyak 19 pohonha dengan total volume sebesar 8,82 m³ha. Berdasarkan hasil wawancara dengan petani hutan rakyat di Desa Damarwulan diketahui bahwa
petani umumnya memanen Sengon pada umur 3 tahun hingga 7 tahun. Petani biasanya langsung menjualnya dalam bentuk pohon berdiri kepada pedagang.
Salah seorang dari mereka berbicara jika dia akan membiarkan beberapa pohon Sengon miliknya itu tetap hidup sampai umur 10 tahun dengan alasan agar
nantinya dapat dijadikan sebagai bahan bangunan pembuat atap rumah. Salah seorang responden telah memanfaatkan kayu sengon sebagai atap rumah dan
sudah memanfaatkannya selama 5 tahun Gambar 7. Menurut pedagang kayu yang ada di Desa Damarwulan ini dikatakan bahwa biasanya kayu-kayu tersebut
akan dijual kepada pedagang-pedagang besar. Sebelum pedagang besar tersebut menjual kayu ke pabrik-pabrik, biasanya mereka terlebih dahulu mengolah log-
log kayu menjadi kayu yang berbentuk balok. Di pabrik-pabrik ini kayu akan diolah menjadi balkon, kayu lapis dan pelet.
Gambar 7 Pemanfaatan kayu sengon oleh petani untuk pembangunan atap rumah Pada pengusahaan hutan rakyat sengon di Desa Clering, daur yang paling
optimal digunakan adalah 8 tahun. Pada daur 8 tahun ini dapat diperoleh NPV terbesar dari pada daur lainnya yakni Rp1.683.570ha dari hasil pemanenan
sebanyak 16 pohonha dengan total volume sebesar 6,94 m³ha. Beberapa petani hutan rakyat di Desa Clering memanen sengon pada umur 3 tahun hingga 5 tahun.
sengon yang dipanen biasanya langsung di jual kepada pedagang dalam bentuk pohon berdiri. Pada pengusahaan hutan rakyat sengon di Desa Suwawal, daur
yang paling optimal digunakan adalah 9 tahun. Pada daur 9 tahun ini diperoleh NPV terbesar dari pada daur lainnya yakni Rp14.077.134ha dari hasil pemanenan
sebanyak 80 pohonha dengan total volume sebesar 37,04 m³ha. Seluruh petani hutan rakyat yang ada di Desa Suwawal ini belum pernah melakukan pemanenan
untuk jenis sengon. Berdasarkan hasil perhitungan analisis finansial, diperoleh daur optimal
sengon pada ketiga desa contoh penelitian yang menunjukkan daur yang berbeda- beda. Pada desa Damarwulan dan Clering dapat dilihat meski daur optimal untuk
desa kedua desa ini sama yakni pada daur 8 tahun akan tetapi NPV Rpha yang dihasilkan oleh desa Damarwulan lebih besar daripada desa Clering. Hal tersebut
karena dipengaruhi kualitas lahan, di Desa Damarwulan kualitas lahannya cukup baik untuk ditanami jenis sengon. Hal tersebut terbukti dari besarnya volume per
pohon untuk jenis sengon yang dihasilkan oleh desa Damarwulan lebih besar dari volume per pohon yang dihasilkan oleh desa Clering pada umur yang sama.
NPV yang dihasilkan oleh desa Suwawal dalam setiap daur selalu mengalami kenaikan yang sangat besar meskipun volume per pohon yang
dihasilkan paling kecil bila dibandingkan dengan kedua desa lainnya. Hal tersebut dikarenakan jumlah pohon Sengon per ha yang ada di Desa Suwawal lebih banyak
bila dibandingkan dengan jumlah pohon Sengon per ha yang terdapat di Desa Damarwulan dan Clering.
Tabel 28 Potensi sengon yang dipanen tiap desa pada daur optimal
Desa Daur
optimum Jumlah pohon
per ha batangha
Volume pohon per ha
m³ha Jumlah pohon
yang dipanen setiap desa
batang
1
Volume pohon yang dipanen
setiap desa m³
2
Damarwulan 8
19 8,82
14.595 6.771
Clering 8
16 6,94
7.571 3.309
Suwawal 9
80 40,32
11.217 5.653
Keterangan:
1
= Diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah pohon per ha dengan luas hutan rakyat yang ada pada masing-masing desa
2
= Diperoleh dari hasil perkalian antara volume pohon per ha dengan luas hutan rakyat yang ada pada masing-masing desa
Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 28, potensi hutan rakyat untuk jenis Sengon terbesar ada di Desa Damarwulan yakni sebesar 6.771 dengan
jumlah pohon sebanyak 14.595 batang. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar petani hutan rakyat di Desa Damarwulan lebih menyukai menanami lahan hutan
rakyat miliknya dengan jenis Sengon.
5.6.2 Simulasi Net Present Value untuk menentukan daur optimal jati di