Metode Pengambilan Sampel Metode Analisis Data

Data sekunder merupakan data penunjang yang berhubungan dengan obyek penelitian yang diperoleh melalui instansi-instansi terkait, internet dan studi literatur. Data-data tersebut, antara lain: data potensi hutan rakyat, keadaan umum lokasi, keadaan sosial ekonomi masyarakat, keadaan tanah, topografi dan kelerengan lahan di wilayah Kabupaten Jepara Jepara Dalam Angka 2009.

3.5 Metode Pengambilan Sampel

Penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling secara bertahap. Pada tahap pertama dipilih tiga kecamatan memperhatikan potensi pengembangan hutan rakyat, yakni kecamatan yang mempunyai luas hutan rakyat kecil, sedang dan tinggi. Pada tahap kedua untuk setiap kecamatan dipilih satu contoh desa yang luas hutan rakyatnya paling besar. Pada tahap ketiga untuk setiap desa diambil sampel rumah tangga petani yang mengusahakan hutan rakyat. Pengambilan sampel untuk rumah tangga petani hutan rakyat didasari oleh pengarahan dan informasi dari penyuluh lapang di setiap lokasi penelitian. Responden petani hutan rakyat yang diambil sebagai sample sebanyak 30 responden setiap desa. Singarimbun et al. 1995 menyatakan bahwa dalam penelitian survei standar minimal responden yang diambil sebanyak 30 orang. Pengukuran potensi tegakan dilakukan dengan plot contoh berupa circular plot atau plot lingkaran dengan luasan 0,02 ha Jari-jari lingkaran 7,98 m untuk tegakan dengan kelas umur I dan II 1 – 20 tahun , luasan 0,04 ha jari-jari lingkaran 11,28m untuk tegakan kelas umur III dan IV 21 – 40 tahun, luasan 0,1 ha jari-jari lingkaran 17.8m untuk tegakan kelas umur V, VI dan masak tebangmiskin riap Keputusan Direktorat Jenderal Kehutanan nomor 143KptsDJI1974 tentang Peraturan Inventarisasi Hutan Jati dan Peraturan Penyusunan Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan RPKH Khusus Kelas Perusahaan Tebang Habis Jati, Perum Perhutani. Pengukuran dan pencatatan mencakup jenis atau spesies, keliling, dan tinggi pohon bebas cabang.

3.6 Metode Analisis Data

1. Pendugaan diameter setinggi dada dan tinggi bebas cabang pada hutan rakyat Untuk mengetahui besarnya diameter setinggi dada dan tinggi bebas cabang pada umur yang tidak diperoleh di lapang maka dilakukan ekstrapolasi data. Langkah-langkah yang dilakukan, yaitu: a. Masukkan data-data hasil pengukuran diameter setinggi dada dan tinggi bebas cabang yang diperoleh dari pengukuran lapang Lampiran 1 dan 2 ke dalam software minitab 14. b. Maka akan diperoleh persamaan regresi hubungan antara umur dengan diameter setinggi dada dan tinggi bebas cabang Lampiran 3 sebagai berikut: Log diamater = a + b Log umur Log tinggi bebas cabang = a + b Log umur c. Setelah itu akan didapat nilai pendugaan diameter setinggi dada dan tinggi bebas cabang pada tiap umur untuk jenis sengon dan jati Lampiran 4 dan 5 2. Pendugaan jumlah pohon per ha setiap umur Liocourt 1898 dalam Davis et al. 1987 menyatakan bahwa tegakan hutan tidak seumur dapat digambarkan konstan rasio antara jumlah pohon dalam kelas umur berurutan, umumnya sebaran eksponensial membentuk kurva J terbalik. Langkah-langkah yang dilakukan : a. Kelompokkan data mengenai jumlah pohon per ha pada tiap umur yang diperoleh di lapang Lampiran 6 dan 7. b. Lakukan perhitungan dengan menggunakan rumus J terbalik dengan rumus sebagai berikut Lampiran 8: N = Ke- au Keterangan: N = Jumlah pohon per ha setiap umur batangha K a = Tetapan yang menunjukkan struktur tegakan e = Bilangan Logaritma u = umur c. Setelah diperoleh persamaan eksponensial pada tiap jenisnya maka akan diperoleh pendugaan jumlah pohon per ha setiap umur. Pendugaan jumlah pohon per ha untuk jenis sengon mulai dari umur 3 tahun hingga 10 tahun. Sedangkan untuk jenis jati mulai dari umur 10 tahun hingga 25 tahun. 3. Pengukuran volume pohon pada tiap umur Volume pohon pada tiap umur diperoleh dengan memasukkan variabel diameter setinggi dada dan tinggi bebas cabang pada tiap umur ke dalam persamaan berikut: Keterangan:V = volume pohon m³ π = konstanta 3,14 d = diameter pohon setinggi dada m t = tinggi pohon bebas cabang m f = faktor bentuk sengon 0,7 Asumsi umum faktor bentuk jati 0,759 Novendra 2008 4. Pengukuran volume tegakan per ha pada tiap umur Volume tegakan per ha pada tiap umur c diperoleh dengan mengalikan hasil pengukuran volume pohon tiap umur a dengan pendugaan rata-rata jumlah pohon per ha tiap umur b. c = a x b 5. Perhitungan daur finansial berdasarkan Net Present Value NPV menurut Nugroho 2008, Davis et al. 1987, dan Gittinger 1986 Net Present Value NPV merupakan nilai sekarang dari manfaat atau pendapatan dan biaya atau pengeluaran. Dengan demikian apabila NPV bernilai positif dapat diartikan bahwa usaha yang dilakukan memperoleh keuntungan. Sebaliknya NPV yang bernilai negatif menunjukkan kerugian. NPV = t n t i Ct Bt 1 1     Keterangan : Bt = pendapatan benefit pada tahun ke-t i = discount rate yang berlaku Ct = biaya cost pada tahun ke-t t = umur proyek tahun NPV 0; maka proyek menguntungkan dan dapat atau layak dilaksanakan. NPV= 0; maka proyek tidak untung dan tidak juga rugi, jadi tergantung pada penilaian subyektif pengambilan keputusan. NPV 0; maka proyek ini merugikan karena keuntungan lebih kecil dari biaya, jadi lebih baik tidak dilaksanakan Langkah-langkah yang dilakukan, yakni: a. Pendapatan dalam pengusahaan hutan rakyat diperoleh dari rumus, sebagai berikut: Bt = c x d Keterangan: Bt = pendapatan benefit pada tahun ke-t c = volume tegakan per ha pada setiap umur d = harga jual kayu per m³ pada setiap kelas diameter b. Pengeluaran dalam pengusahaan hutan rakyat diperoleh dari rumus, sebagai berikut: Ct = d + e + ∑ f + ∑ g Keterangan: Ct = biaya cost pada tahun ke-t d = biaya penanaman, meliputi kegiatan di dalam yakni: persiapan lapang, pembuatan lubang tanam dan penanaman e = biaya pengadaan bibit f = biaya pemeliharaan g = pajak 5. Riap Rata-Rata Tahunan MAI dan Riap Tahunan Berjalan CAI Perhitungan riap rata-rata tahunan berdasarkan rumus Prodan 1968, sebagai berikut: MAI volume = m 3 hatahun Perhitungan riap tahunan berjalan berdasarkan rumus Prodan 1968 sebagai berikut: CAI volume = = m 3 ha Keterangan: Vn = Volume tegakan pada saat umur n m 3 ha Tn = Umur tegakan pada saat umur n tahun

BAB 1V KONDISI UMUM LOKASI