terhadap besarnya luas kepemilikan hutan rakyat dilakukan uji t yang dijelaskan pada Tabel 8. Berdasarkan hasil pengujian pada Lampiran 10 dapat diketahui
bahwa faktor pendidikan, pekerjaan utama dan penghasilan tidak nyata mempengaruhi luas kepemilikan hutan rakyat P 0,05.
Tabel 8 Hubungan antar variabel dengan besarnya luas kepemilikan hutan rakyat
Variabel t hit
P Pendidikan
1,58 0,119
Pekerjaan utama 0,56
0,574 Penghasilan
-0,15 0,879
Luasnya kepemilikan hutan rakyat yang dimiliki para responden sebenarnya dipengaruhi oleh besarnya lahan yang diwariskan oleh orangtua mereka terdahulu,
meskipun dahulu ketika orangtua mereka mewarisi lahan tersebut bukan dalam bentuk lahan hutan rakyat tetapi masih dalam bentuk lahan pertanian. Kemudian
mereka sendirilah yang merubah lahan yang ditanami oleh tanaman pertanian menjadi lahan yang ditanami oleh tanaman kehutanan. Mereka membangun hutan
rakyat karena melihat semakin banyak orangtetangga mereka yang mulai membangun hutan rakyat dengan alasan hutan rakyat dapat memberikan
keuntungan yang cukup besar sehingga merekapun tertarik untuk mengusahakannya, serta adanya anjuran dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan
daerah setempat untuk mulai membangun dan menggembangkan usaha hutan rakyat.
5.3 Pengembangan Usaha Hutan Rakyat
Kegiatan pengembangan usaha hutan rakyat di tiga lokasi penelitian dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor pendorong dan kendala Lampiran 11.
5.3.1 Faktor pendorong
Faktor pendorong merupakan faktor terpenting yang mendorong responden untuk mengembangkan usaha hutan rakyat. Faktor pendorong yang
mempengaruhi responden dalam mengembangkan usaha hutan rakyat disajikan pada Tabel 9. Beberapa jawaban yang diberikan responden mengenai faktor
pendorong yang mempengaruhi mereka dalam mengembangkan usaha hutan rakyat, antara lain: tenaga kerja yang dibutuhkan sedikit, mudah dalam
pengelolaannya, tabungan dimasa depan, warisan yang diturunkan oleh orangtua,
kecocokan lahan yang ada, mengikuti jejak orang lain dan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan industri mebel.
Tabel 9 Faktor pendorong pengembangan usaha hutan rakyat
No. Faktor Pendorong Frekuensi
Jawaban Persentase
1 Tenaga kerja yang dibutuhkan sedikit
18 13
2 Mudah dalam pengelolaannya
34 24
3 Tabungan masa depan
67 47
4 Kecocokan lahan
7 5
5 Meneruskan usaha orangtua
6 4
6 Mengikuti jejak oranglain
8 6
7 Memenuhi kebutuhan bahan baku untuk industri mebel
2 1
Jumlah 142
100
1. Tenaga kerja yang dibutuhkan sedikit Sebanyak 13 dari seluruh jawaban yang ada menyatakan bahwa jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengusahaan rakyat yang sedikit mendorong responden untuk mengembangkan usaha hutan rakyat. Kegiatan pengelolaan
hutan rakyat yang cukup mudah dan sederhana serta tidak memerlukan perawatan yang intensif menyebabkan tenaga kerja yang dibutuhkan sedikit.
2. Mudah dalam pengelolaannya Sebanyak 24 dari seluruh jawaban yang ada menyatakan bahwa
mudahnya pengelolaan hutan rakyat yang mendorong responden untuk mengembangkan usaha hutan rakyat. Pengelolaan hutan rakyat yang mudah dan
sederhana serta tidak memerlukan perawatan yang intensif menjadikan pengelolaan hutan rakyat yang selama ini dilakukan sangat minim terhadap
tindakan silvikultur. Hal tersebut menjadikan usaha hutan rakyat ini cukup mudah dikelola oleh petani yang mengembangkannya.
Faktor pendorong ini yang menyebabkan responden meski pekerjaan utamanya bukan sebagai petani, tetapi mereka tetap berkeinginan untuk
mengembangkan usaha hutan rakyat sebagai pekerjaan sampingan. Pada tahap pengelolaan hutan rakyat dibagi menjadi 2 kegiatan besar, yakni: penanaman dan
pemeliharaan. Pada kegiatan penanaman, beberapa hal yang dilakukan antaralain:
pembersihan lahan, pembuatan lubang tanam, pemberian pupuk, penanaman bibit dan pendangiran. Selanjutnya pada kegiatan pemeliharaan, beberapa hal yang
dilakukan meliputi: penyiangan dan penyemprotan. Kegiatan pemeliharaan, biasanya dilakukan setahun sekali atau dua kali.
Kegiatan pemeliharaan pada hutan rakyat biasanya dilakukan oleh petani pada musim libur, sehingga kegiatan tersebut tidak mengganggu pekerjaan utama
mereka dan tak jarang pula anak-anak merekapun turut membantunya. Kebanyakan responden melakukan pemeliharaan untuk jenis sengon hingga tahun
ke-3 dan jenis Jati hingga tahun ke-5 atau ke-8. Beberapa tahun berikutnya hingga pohon ditebang biasanya dibiarkan tanpa dilakukan tindakan pemeliharaan.
3. Sumber tabungan di masa depan Sebanyak 47 dari seluruh jawaban yang ada menyatakan bahwa faktor
yang mendorong responden untuk mengusahakan hutan rakyat karena hutan rakyat dapat dijadikan sebagai tabungan di masa depan. Hal tersebut berkaitan
dengan kebiasaan dilakukan masyarakat desa, mereka lebih tertarik untuk menabungkan uangnya dalam bentuk simpanan pohon daripada menabungkan
uangnya di Bank, karena pohon dapat dengan mudah “dicairkan” menjadi uang ketika dibutuhkan. Selain itu mereka beranggapan kalau pohon akan selalu
tumbuh sehingga semakin lama pohon itu disimpan maka keuntungan yang diperoleh akan semakin besar pula, sedangkan bila uangnya ditabung di Bank
keuntungan yang dipeoleh oleh bunga Bank hanya sedikit. Usaha hutan rakyat dijadikan sebagai sumber tabungan di masa depan untuk membiayai kuliah anak,
biaya pernikahan anak, biaya membangun rumah dan ongkos pergi haji. Rahayu dan Awang 2003 mengemukakan bahwa hutan rakyat, mempunyai manfaat,
yakni i memberi kepastian tambahan pendapatan. harian dari tanaman berumur pendek dan tabungan dari tanaman berumur panjang, ii lebih mudah dan murah
dipelihara daripada perkebunan atau areal tanaman semusim, karena menyediakan pakan ternak atau kayu bakar serta tidak perlu dipupuk dan disiangi, iii
menguntungkan secara lingkungan, karena bisa menumbuhkan mata air, mengurangi tanah longsor, dan meningkatkan siklus hara
4. Warisan yang diturunkan oleh orangtua Sebanyak 4 dari seluruh jawaban yang ada menyatakan bahwa faktor
pendorong responden untuk mengusahakan hutan rakyat karena usaha hutan rakyat merupakan usaha yang diwariskan oleh orangtua. Mereka sangat tertarik
melanjutkan usaha ini karena melihat keberhasilan yang dicapai orangtua mereka dari kegiatan usaha hutan rakyat ini dan ingin tetap melestarikan warisan yang
diberikan oleh orangtua mereka agar tidak sia-sia. Seorang responden sempat berkata “Sejak dahulu orangtua saya berjuang keras untuk mempertahankan dan
melestarikan usaha hutan rakyat ini, jika usaha hutan rakyat dibiarkan dan disia- siakan berarti saya tidak menghargai dan menghormati orangtua saya. Saya tidak
ingin menjadi anak durhaka sehingga saya berkeinginan untuk terus melanjutkan usaha hutan rakyat ini bahkan untuk kedepannya lagi saya akan menurunkannya
kepada anak cucu saya”. Pengusahaan hutan rakyat sebagai upaya pelestarian warisan nenek moyang merupakan faktor pendorong yang muncul dari dalam diri
orang yang mengusahakannya. Keberhasilan pengusahaan hutan rakyat juga ditentukan oleh persepsi masyarakat terhadap pentingnya pelestarian nilai-nilai
atau budaya yang diwariskan oleh nenek moyangnya. 5. Kecocokan lahan
Sebanyak 5 dari seluruh jawaban yang ada menyatakan bahwa faktor pendorong responden untuk mengusahakan hutan rakyat karena kecocokan lahan
yang ada. Faktor kecocokan lahan ini mempengaruhi responden untuk memilih tanaman kehutanan yang sesuai dengan kondisi lahan, terlebih untuk jenis jati
yang hanya tumbuh pada lingkungan tertentu. Faktor ini masih sedikit sekali mempengaruhi responden dalam mengembangkan usaha hutan karena jarang
sekali seseorang menanam tanaman kehutanan mempertimbangkan terlebih dahulu unsur-unsur yang terkandung dalam tanah untuk memenuhi kebutuhan
bagi pertumbuhan tanaman tersebut. Hal tersebut didasarkan karena pendidikan mereka yang masih rendah. Biasanya mereka memilih jenis tanaman yang cocok
karena pengalaman mereka selama ini dan melihat kondisi lahan sekitar milik tetangga mereka yang ditanami dengan jenis tertentu.
6. Mengikuti jejak orang lain Sebanyak 6 dari seluruh jawaban yang ada menyatakan bahwa faktor
pendorong responden untuk mengusahakan hutan rakyat karena mengikuti jejak orang lain. Beberapa responden beralasan demikian karena mereka melihat
oranglain sukses dalam mengembangkan usaha hutan rakyat. Mereka berharap suatu saat nanti bisa merasakan kesuksesan yang selama ini dirasakan oleh orang
lain tersebut. 7. Memenuhi kebutuhan bahan baku industri mebel
Sebanyak 1 dari seluruh jawaban yang ada menyatakan bahwa faktor pendorong responden untuk mengusahakan hutan rakyat karena nantinya dapat
digunakan untuk menyediakan sumber bahan baku industri mebel. Dalam hal ini kebetulan yang menjawabnya merupakan para pengusaha yang memiliki industri
mebel. Mereka memprioritaskan untuk menanam Jati agar kelak bisa digunakan untuk industri mebel sebab kian hari keberadaan tanaman Jati semakin menurun
sehingga sulit diperoleh dan harga kayunya menjadi semakin mahal.
5.3.2 Faktor penghambat