2.4 Pengaturan Hasil Hutan Rakyat
Kelestarian hasil diharapkan dapat dicapai melalui pengaturan hasil. Pengaturan hasil hutan memang diperlukan untuk menghitung volume kayu yang
boleh ditebang pada setiap tahun, agar jumlah tebangan selama periode tertentu sama dengan jumlah riap dari seluruh tegakan.
Pengusahaan hutan memerlukan waktu yang sangat panjang untuk mencapai saat pemanenan. Dilain pihak pengelolaan hutan selalu didasarkan pada
azas kelestarian sumberdaya. Dalam azas tersebut, pemungutan hasil hutan harus dilakukan pengaturan hasil sehingga tidak mengurangi potensi hutan dilapangan
Departemen Kehutanan 1992. Hal tersebut mendorong perlunya pengaturan hasil agar kegiatan pemungutan hasil dapat dilakukan secara terus-menerus tetapi
tidak menyebabkan terjadinya kerusakan sumberdaya hutan bahkan sedapat mungkin meningkatkan kualitas hutan.
Menurut Lembaga Penelitian IPB 1990, ada beberapa metode pengaturan hasil dalam pengelolaan hutan yang lestari yaitu berdasarkan luas, volume dan
jumlah batang. Metode pengaturan hasil pada hutan rakyat berbeda dengan pengaturan hasil pada hutan negara. Pengaturan hasil pada hutan rakyat lebih sulit
dari pengaturan hasil pada hutan negara. Hal ini terjadi karena hutan rakyat memiliki keragaman yang sangat besar baik dalam struktur tanaman, perilaku
pemilik, dan luas lahan yang relatif kecil. Metode pengaturan hasil yang biasa dipakai pada hutan rakyat adalah
metode jumlah batang. Pengaturan hasil pada hutan rakyat menggunakan metode jumlah batang yaitu pengelolaan pohon demi pohon dari berbagai struktur
tanaman pada lahan milik yang bertujuan untuk kelestarian pendapatan bagi setiap petani hutan rakyat. Nantinya dari pengaturan hasil dengan menggunakan metode
jumlah batang ini diharapkan dapat menghasilkan suatu rumusan dasar pengaturan kelestarian hasil yang dapat dimengerti dengan mudah oleh petani hutan rakyat.
2.5 Analisis Finansial
Analisis finansial hutan rakyat sangat penting dilakukan untuk mengetahui kelayakan pengusahaannya melalui perhitungan kriteria investasi. Hasil analisis
kriteria investasi akan membantu pengembangan hutan rakyat petani untuk memilih komposisi jenis yang sebaiknya dikembangkan dan menentukan daur
yang paling menguntungkan melalui berbagai pilihan. Analisis finansial ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: komposisi jenis yang dikembangkan,
daur ekonomis vegetasinya, tingkat suku bunga dan biaya-harga yang berlaku di suatu daerah sehingga hasil kajian analisis ini bersifat site spesifik, artinya
keputusan yang diperoleh dari kajian ini tidak secara otomatis bisa diterapkan di tempat lain. Namun sebagai acuan, petani pengembang hutan rakyat bisa lebih
bijaksana dan menyadari risiko dan konsekuensi dalam menjatuhkan pilihan terhadap jenis apa yang sebaiknya dikembangkan termasuk model atau pola
tanamnya, tentunya setelah kelayakan teknis dan ekologinya terpenuhi terlebih dahulu. Hasil analisis finansial ini bukan merupakan instrumen tunggal dalam
pengambilan keputusan untuk menentukan suatu pilihan jenis yang akan dikembangkan pada hutan rakyat, tetapi lebih merupakan salah satu alat
pendukung dari serangkaian alat yang harus tersedia Acmad et al. 2010. Kriteria investasi yang dipakai adalah Net Present Value NPV yang
menunjukkan kelebihan benefit dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan pada suatu tingkat bunga tertentu, Net Benefit Cost Ratio Net BC Ratio yang
menunjukkan berapa kali lipat benefit yang akan diperoleh dari cost yang telah dikeluarkan, dan Internal Rate of Return IRR yang menggambarkan kemampuan
suatu usaha dalam mengembalikan bunga pinjaman serta untuk mengetahui prosentase keuntungan tiap tahun. Apabila nilai NPV 0; Net BC Ratio 0;
IRR tingkat bunga yang berlaku, maka usaha hutan rakyat layak dilaksanakan Acmad et al. 2010.
2.6 Daur