Faktor penghambat Pengembangan Usaha Hutan Rakyat

6. Mengikuti jejak orang lain Sebanyak 6 dari seluruh jawaban yang ada menyatakan bahwa faktor pendorong responden untuk mengusahakan hutan rakyat karena mengikuti jejak orang lain. Beberapa responden beralasan demikian karena mereka melihat oranglain sukses dalam mengembangkan usaha hutan rakyat. Mereka berharap suatu saat nanti bisa merasakan kesuksesan yang selama ini dirasakan oleh orang lain tersebut. 7. Memenuhi kebutuhan bahan baku industri mebel Sebanyak 1 dari seluruh jawaban yang ada menyatakan bahwa faktor pendorong responden untuk mengusahakan hutan rakyat karena nantinya dapat digunakan untuk menyediakan sumber bahan baku industri mebel. Dalam hal ini kebetulan yang menjawabnya merupakan para pengusaha yang memiliki industri mebel. Mereka memprioritaskan untuk menanam Jati agar kelak bisa digunakan untuk industri mebel sebab kian hari keberadaan tanaman Jati semakin menurun sehingga sulit diperoleh dan harga kayunya menjadi semakin mahal.

5.3.2 Faktor penghambat

Faktor penghambat merupakan faktor yang menghalangi responden untuk mengembangkan usaha hutan rakyat. Faktor penghambat yang mempengaruhi responden dalam mengembangkan usaha hutan rakyat disajikan pada Tabel 10. Beberapa jawaban yang diberikan responden mengenai faktor kendala yang mempengaruhi petani dalam mengembangkan usaha hutan rakyat, antara lain: adanya serangan hama, kurangnya pengetahuan dalam rangka meningkatkan hasil hutan rakyat yang maksimal, lamanya pertumbuhan, keterbatasan modal dan harga jual kayu cenderung murah. Tabel 10 Faktor penghambat pengembangan usaha hutan rakyat No. Faktor Kendala Frekuensi Jawaban Persentase 1 Serangan hama 22 21 2 Kurangnya pengetahuan dalam rangka meningkatkan hasil hutan rakyat yang maksimal 41 40 3 Lamanya pertumbuhan 19 18 4 Keterbatasan modal 17 17 5 Harga jual kayu cenderung murah 4 4 Jumlah 118 100 1. Serangan hama Sebanyak 22 dari total jawaban yang ada menyatakan bahwa faktor yang menghambat responden untuk mengembangkan usaha hutan rakyat karena adanya serangan hama pada tanaman. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, hama yang ada kebanyakan menyerang tanaman sengon. Pada beberapa tegakan sengon yang ada, hama yang menyerang disebut uter-uter. Cara yang sering digunakan oleh petani jika sengon terserang hama uter-uter tersebut adalah dengan menebang pohon yang terserang lalu dimusnahkan, agar uter-uter tidak menjalar kemana-mana. Tanaman yang terkena hama ini dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi para petani. Sedangkan hama yang menyerang tanaman jati sangat jarang ditemui. 2. Kurangnya pengetahuan dalam rangka meningkatkan hasil hutan rakyat yang maksimal Sebanyak 40 dari total jawaban yang ada menyatakan bahwa faktor yang menghambat responden untuk mengusahakan hutan rakyat karena kurangnya pengetahuan petani dalam rangka meningkatkan hasil hutan rakyat yang maksimal. Kurangnya pengetahuan atau informasi mengenai pangsa pasar sehingga petani dengan mudah dapat menyesuaikan jenis tanaman yang laku dipasaran serta mengenai sistem pembangunan hutan rakyat yang seperti apa yang dapat memberikan hasilpendapatan yang optimal bagi petani dengan luas hutan rakyat yang sempit. 3. Lamanya pertumbuhan Sebanyak 18 dari total jawaban yang ada menyatakan bahwa faktor yang menghalangi responden untuk mengembangkan usaha hutan rakyat karena lamanya pertumbuhan. Lamanya pertumbuhan tanaman kehutanan menyebabkan jangka waktu untuk memperoleh hasil panen pun cukup lama. Berbeda dengan tanaman pangan yang panennya bisa diperoleh secara bulanan maupun mingguan secara rutin. Pada tanaman kehutanan hasil panen baru bisa dirasakan pada kurun waktu beberapa tahun kedepan, misalnya tanaman sengon waktu masak tebangnya 5-7 tahun dan tanaman jati waktu masak tebangnya 40 tahun. Kebanyakan petani memanen kayu dari hutan rakyat miliknya sebelum waktu masak tebang sehingga berdampak pada menurun harga jual kayu. Muslich dan Krisdianto 2006 menjelaskan bahwa batang kayu rakyat umumnya merupakan kayu muda juvenile yang menghasilkan kayu dengan berat jenis rendah yang menyebabkan kayu kurang awet secara alami. Berbeda dengan kayu dari hutan alam yang umumnya ditebang ketika sudah masak tebang sehingga kayu memiliki berat jenis dan kerapatan tinggi yang menyebabkan tingginya kualitas kayu. 4. Keterbatasan modal Sebanyak 17 dari total jawaban yang ada menyatakan bahwa faktor yang menghalangi responden untuk mengembangkan usaha hutan rakyat karena adanya keterbatasan modal yang dimiliki. Menurut beberapa responden meski pengelolaan hutan rakyat ini cukup mudah dan tidak terlalu banyak biaya yang dikeluarkan akan tetapi keterbatasannya modal masih mereka rasakan karena selama ini pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan utama masih rendah sehingga untuk menutupi biaya pengembangan hutan rakyat ini masih dirasa kurang mencukupi. Diperlukan adanya pemberian pinjaman modal kepada para petani hutan rakyat agar dapat mengembangkan usahanya lebih maksimal lagi. 5. Harga jual kayu yang cenderung murah Sebanyak 4 dari total jawaban yang ada menyatakan bahwa faktor yang menghalangi responden untuk mengembangkan usaha hutan rakyat karena harga jual kayu yang cenderung murah. Harga jual kayu kerap ditentukan oleh para pembeli tengkulak. Dalam hal ini petani kerap berada pada posisi yang lemah dalam menetapkan harga jual kayu terutama ketika petani menjual kayu dalam keadaan terdesak.

5.4 Kondisi Umum Struktur Hutan Rakyat