Riap Jati Tectona grandis Linn. f.

m3ha MAI Umur thn Gambar 1 Grafik MAI dan CAI. 5. Daur pendapatan maksimum Daur ini juga dikenal sebagai daur “bunga hutan” maksimum, yaitu daur yang menghasilkan rata-rata pendapatan bersih maksimum. Di sini, pendapatan bersih dihitung dari hasil penjarangan dan hasil akhir, setelah dikurangi dengan daur volume maksimum. Rata-rata pendapatan tahunan bersih diperoleh dari total pendapatan bersih dibagi dengan panjang daur. 6. Daur finansial Daur ini digunakan untuk memperoleh keuntungan maksimum dalam nilai uang. Di kehutanan, keuntungan dapat dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda, yaitu dari nilai harapan lahan dan dari hasil finansial.

2.7 Riap

Riap tegakan dibentuk oleh pohon-pohon yang masih hidup di dalam tegakan, tetapi penjumlahan dari riap pohon ini tidak akan sama dengan riap tegakannya, karena dalam periode tertentu beberapa pohon dalam tegakan dapat saja mati, busuk atau beberapa lainnya mungkin ditebang. Sebagian besar pepohonan pada inventarisasi awal tumbuh naik ke kelas diameter berikutnya yang lebih besar upgrowth. Pada kelas diameter kecil, penambahan pohon pada inventarisasi berikutnya berasal dari ingrowth yang tidak terhitung pada inventarisasi awal. Jumlah pohon dalam tegakan berkurang akibat kematian yang CAI terjadi pada keseluruhan diameter, dimana laju kematian terbesar terjadi pada kelas diameter terkecil Davis et al. 1987. Riap dibedakan ke dalam riap tahunan berjalan Current Annual Increament , CAI, riap periodik Periodic Increament, PI, dan riap rata-rata tahunan Mean Annual Increament, MAI. CAI adalah riap dalam satu tahun berjalan, PI adalah riap dalam satu waktu periode tertentu, sedangkan MAI adalah riap rata-rata per tahun yang terjadi sampai periode waktu tertentu Prodan 1968.

2.8 Jati Tectona grandis Linn. f.

Jati dikenal luas sebagai tanaman yang tumbuh pada tapak beriklim tropis. Sering dijumpai sebagai tanaman sela pada sistem agroforestry. Salah satu kayu serbaguna, digunakan untuk konstruksi ringan dan berat, bahan bangunan rumah, kayu pertukangan, ukiran dan lain-lain. Pada kondisi baik, tinggi pohon jati mencapai 30 – 40 m. Pada habitat kering, pertumbuhan menjadi terhambat, cabang lebih banyak, melebar dan membentuk semak. Pada tapak bagus, batang bebas cabang 15 – 20 m atau lebih, percabangan kurang dan rimbun. Pohon tua sering berbanir dan beralur. Kulit batang tebal, abu-abu atau coklat ke abu-abuan. Secara morfologis buah jati tergolong keras, terbungkus kulit berdaging, lunak tidak merata tipe buah batu. Ukuran buah bervariasi 5 – 20 mm, umumnya 11 – 17 mm Sumarna 2003. Secara umum, pengembangan jati sampai dekade tahun 70-an masih bersifat konvensional. Pengembangan budidaya jati masih mengandalkan teknik perbanyakan secara generatif, yaitu perbanyakan tanaman yang berasal dari biji atau benih pohon induk yang terpilih. Pengembangan tanaman jati secara konvensional generatif memiliki kendala, yaitu tanaman baru dapat berproduksi sekitar 40-60 tahun. Sejak dekade tahun 90-an telah mulai dipelajari pola pengembangan tanaman secara vegetatif melalui teknik kultur jaringan dan kultur tunas. Para ahli telah melakukan pendekatan-pendekatan yang tujuannya untuk mendapatkan tanaman jati unggul dan dapat dipanen dengan umur yang relatif lebih pendek. Pohon jati yang diharapkan memiliki keunggulan komparatif dan berdaur pendek kurang lebih 15 tahun. Walaupun secara kualitas kayu jati yang dihasilkan belum tentu lebih baik dibandingkan kayu jati hasil budidaya secara konvensional. Namun demikian dapat mendorong masyarakat untuk membudidayakannya Siregar 2005.

2.9 Sengon Paraserianthes falcataria L Nielsen