Tabel 30 Potensi jati yang dipanen tiap desa pada daur optimal
Desa Daur
optimum Jumlah
pohon per ha batangha
Volume pohon per
ha m³ha Jumlah pohon
yang dipanen setiap desa
batang
1
Volume pohon yang
dipanen setiap desa
m³
2
Damarwulan 14
16 3,45
12.290 2.651
Clering 19
15 10,17
7.098 4.811
Suwawal 19
44 26,05
6.169 3.651
Keterangan:
1
= Diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah pohon per ha dengan luas hutan rakyat yang ada pada masing-masing desa
2
= Diperoleh dari hasil perkalian antara volume pohon per ha dengan luas hutan rakyat yang ada pada masing-masing desa
Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 30, Desa Clering mempunyai potensi hutan rakyat jati paling besar dari pada kedua desa lainnya yakni sebesar
4.041 m³. Hal tersebut dikarenakan di Desa Clering pertumbuhan jati lebih baik bila dibandingkan dengan dua desa lainnya. Hal tersebut terjadi karena lahan di
Desa Clering banyak mengandung batuan Kapur Ca sehingga memacu Jati untuk tumbuh dengan baik.
Perbandingan antara potensi untuk jenis sengon dan jati yang dihasilkan pada daur optimal di setiap desa memiliki nilai yang berbeda-beda. Potensi hutan
rakyat di Desa Damarwulan dan Suwawal yang ditanami jenis sengon lebih besar dari pada hutan rakyat yang ditanami jenis jati. Hal tersebut menunjukkan bahwa
masyarakat di Desa Damarwulan dan Suwawal selama ini lebih menyukai menanam Sengon daripada jati. Berbeda dengan Desa Clering, dimana potensi
hutan rakyatnya yang ditanami jenis jati lebih besar daripada sengon.
5.7 Mean Annual Increament MAI dan Current Annual Increament CAI
Sengon dan Jati
Riap merupakan suatu pertambahan dimensi pohon atau tegakan yang berlangsung hingga waktu tertentu dan setelah waktu tersebut riap akan berkurang
dan suatu saat riapnya akan berhenti. Informasi riap volume persatuan luas pada jenis-jenis pohon komersial penting untuk diketahui di dalam pengaturan hasil
hutan produksi karena pada jenis-jenis pohon tersebut akan diproduksi hasil hutan berupa kayu melalui kegiatan penebangan pohon-pohon yang layak tebang.
Tabel 31 Mean Annual Increament MAI dan Current Annual Increament CAI untuk jenis sengon
Umur Rata-rata
Volume per ha m³ha MAI m³hatahun
CAI m³hatahun
3
7.04 2.35
4
9.49 2.37
2.45
5 12.47
2.49 2.99
6
14.79 2.46
2.31
7
16.59 2.37
1.80
8
17.60 2.20
1.01
9
17.81 1.98
0.21
10
17.30 1.73
-0.51
Tabel 31 menunjukkan bahwa nilai MAI dan CAI sengon rata-rata dari ketiga desa penelitian, mencapai titik tertinggi pada umur 5 tahun dengan nilai
MAI sebesar 2,49 m³hatahun dan CAI sebesar 2,99 m³ha. Perhitungan nilai MAI dan CAI untuk jenis Sengon ini disajikan pada Lampiran 14. Berdasarkan
nilai CAI tersebut dapat dikatakan bahwa sampai umur 5 tahun adalah masa pertumbuhan terbaik dari tanaman sengon, sehingga perlakuan intensif untuk
mendapatkan volume yang tinggi harus diberikan pada selang umur 1- 5 tahun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Riyanto 2005 pada hutan
tanaman sengon diketahui bahwa nilai MAI terlihat meningkat dengan bertambahnya umur sampai umur 5 tahun. Namun setelah melalui umur 5 tahun
hingga mencapai umur 10 tahun nilai MAI terus mengalami penurunan secara perlahan. Sedang dari nilai CAI terlihat bahwa riap tertinggi pada umur 3 tahun,
kemudian setelah umur 3 tahun riap mengalami penurunan. Dari nilai CAI tersebut dapat dikatakan bahwa sampai umur 3 tahun adalah masa pertumbuhan
terbaik dari tanaman sengon, sehingga perlakuan intensif untuk mendapatkan volume yang tinggi harus diberikan pada selang umur 1- 3 tahun.
Tabel 32 menunjukkan bahwa nilai MAI dan CAI jati rata-rata dari ketiga desa sampel penelitian yang paling tinggi berada pada umur 14 tahun yakni
dengan besar masing-masing 0,75 m³hatahun dan 0,92 m³ha. Perhitungan nilai MAI dan CAI untuk jenis jati ini disajikan pada Lampiran 15. Berdasarkan nilai
CAI tersebut dapat dikatakan bahwa sampai umur 14 tahun adalah masa pertumbuhan terbaik dari tanaman jati, sehingga perlakuan intensif untuk
mendapatkan volume yang tinggi harus diberikan pada selang umur 1- 14 tahun.
Tabel 32 Mean Annual Increament MAI dan Current Annual Increament CAI untuk jenis jati
Umur Rata-rata
Volume per ha m³ha MAI m
³
hatahun CAI m³hatahun
10
7.02 0.70
11
7.89 0.72
0.87
12
8.85 0.74
0.96
13
9.53 0.73
0.68
14 10.45
0.75 0.92
15
11.21 0.75
0.75
16
11.83 0.74
0.62
17
12.42 0.73
0.59
18
12.86 0.71
0.44
19
12.79 0.67
-0.06
20
13.00 0.65
0.21
21
18.62 0.53
0.09
22
18.28 -0.24
-0.34
23
17.43 -0.64
-0.80
24
16.17 -1.00
-1.26
25
14.18 -1.01
-1.99
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Balkis 2008 pada hutan monokultur jati yang berumur umur 2, 5, 10, 15, 20 dan 25 tahun dikatakan bahwa
besarnya nilai MAI dan CAI pada tegakan Jati terus mengalami peningkatan mulai dari umur 2 tahun hingga umur 20 tahun kemudian mengalami penurunan
secara perlahan setelah melewati umur 20 tahun hingga 25 tahun. Berdasarkan nilai CAI tersebut dapat dikatakan bahwa sampai umur 20 tahun adalah masa
pertumbuhan terbaik untuk jenis jati.
5.8 Kesatuan Unit Pengelolaan Hutan Rakyat