4.3 Kondisi Umum Kecamatan Donorejo
Kecamatan Donorejo mempunyai luas wilayah 10.864 ha. Kecamatan Donorejo berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Kecamatan Keling
disebelah selatan, Kecamatan Kembang disebelah barat dan Kabupaten Pati disebelah timur. Kecamatan Donorejo ini mempunyai potensi sumber daya hutan
berupa hutan rakyat seluas 977 ha dan Hutan Negara seluas 4.233 ha. Di kecamatan Donorejo ini sekitar 32 dari luas total wilayahnya merupakan lahan
kritis seluas 3.502 ha. Desa yang terpilih menjadi lokasi penelitian adalah Clering. Desa Clering mempunyai luas administrasi 2.366 ha. Berdasarkan hasil
wawancara dengan penyuluh lapang diduga bahwa luas hutan rakyat yang ada di Desa Clering sekitar 20 dari luas administrasi desa, yakni sebesar 473,2 ha.
Jumlah penduduk Desa Clering sebanyak 5584 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebayak 2845 jiwa dan perempuan sebanyak 2.739 Jiwa. Sumber mata
pencaharian penduduk Desa Clering sebagian besar adalah petani sebanyak 1.886 50,7 orang dari total 3.714 orang yang bekerja.
4.4 Kondisi Umum Kecamatan Mlonggo
Kecamatan Mlonggo mempunyai luas wilayah 4.239 ha. Kecamatan Mlonggo berbatasan dengan Kecamatan Bangsri disebelah utara dan timur,
Kecamatan Jepara, Tahunan dan Batealit disebelah selatan dan Laut Jawa disebelah barat. Kecamatan Mlonggo berada pada ketinggian 0 – 300 mdpl.
Kecamatan Mlonggo ini mempunyai potensi sumber daya hutan berupa hutan rakyat seluas 211 ha dan Hutan Negara seluas 1.001 ha. Di kecamatan Mlonggo
ini sekitar 35 dari luas total wilayahnya merupakan lahan kritis seluas 1.510 ha. Desa yang terpilih menjadi lokasi penelitian adalah Desa Suwawal. Desa
Suwawal mempunyai luas administrasi 472 ha, terdiri dari lahan sawah seluas 92 ha, bangunan dan pekarangan seluas 237 ha, hutan rakyatkebun seluas 140 ha dan
industri seluas 3 ha. Jumlah penduduk Desa Suwawal sebanyak 9.683 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebayak 4.872 jiwa dan perempuan sebanyak 4.811
jiwa. Sumber mata pencaharian penduduk Desa Suwawal terbesar adalah tukang kayuukir sebanyak 1.917 26,6 orang dari total 7.208 orang yang bekerja.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Profil Umum Petani Hutan Rakyat
Petani hutan rakyat merupakan profesi sampingan yang saat ini ditekuni oleh sebagian masyarakat di lokasi penelitian, dimana hutan rakyat yang dibangun
diusahakan secara individu. Mayoritas jenis pohon yang ditanam adalah jati Tectona grandis dan sengon Paraserianthes falcataria, adapun jenis lain
seperti mahoni
Swietenia mahagoni
, medang-medangan,
jengkol Pithecollobium Jiringa
, kapuk Ceiba petandra dan waru Hibiscus tiliaceus ditanam dalam jumlah kecil.
Pengelompokkan responden petani hutan rakyat pada masing-masing desa penelitian berdasarkan kelompok umur disajikan pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2 Karakteristik petani hutan rakyat berdasarkan kelompok umur
Desa Kelompok Umur Tahun
Jumlah Orang 20-30
31-40 41-50
50 Damarwulan
6 14
10 30
Clering 12
13 5
30 Suwawal
1 7
14 8
30 Jumlah Orang
1 25
41 23
90 Persentase
1,11 27,78
45,56 25,55
100
Tabel 2 tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan kelompok umur, hutan rakyat lebih banyak diusahakan oleh responden dengan usia lebih dari 40 tahun
sebanyak 71,11 dari total responden dan sisanya sebesar 28,89 merupakan petani hutan rakyat usia produktif yaitu berumur 20-40 tahun. Besarnya
persentase petani hutan rakyat yang didominasi oleh generasi tua 40 tahun disebabkan karena kurangnya minat generasi muda terhadap usaha hutan rakyat.
Sebagian besar generasi mudanya lebih memilih pergi merantau ke kota untuk mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Kondisi tersebut merupakan dampak dari
pergeseran persepsi kelompok muda dari usaha pertanian tradisional menjadi non pertanian yang dianggap lebih menguntungkan dan lebih cepat menghasilkan
uang.