c. Pengganda Nilai Tambah Bruto
Pengganda nilai tambah bruto dimaksudkan apabila permintaan akhir output sektor tertentu meningkat sebesar satu unit, maka akan meningkatkan nilai tambah bruto
sektor lainnya sebesar nilai pengganda nilai tambah bruto sektor yang bersangkutan. Hasil analisis menunjukkan bahwa sektor yang memiliki pengganda nilai tambah bruto
tertinggi sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 58. adalah sektor industri makanan dan minuman, hotel, jasa sosial kemasyarakatan, restoran dan pemerintahan.
Investasi terhadap sektor-sektor tersebut akan meningkatkan output, pendapatan dan nilai tambah bruto di Kabupaten TTU. Namun kendala yang dihadapi adalah
permintaan terhadap output dari sektor-sektor tersebut terutama hotel dan restoran yang masih rendah. Oleh karena itu, perlu peningkatan terhadap permintaan dari sektor-sektor
tersebut. Peningkatan permintaan dapat dilakukan dengan mengembangkan kawasan perbatasan Kabupaten TTU dengan district enclave Oekusi menjadi kawasan transito.
Pengembangan kawasan perbatasan Kabupaten TTU dengan district enclave Oekusi bila dilihat dari sudut pandang penawaran maka lebih tepat dikembangkan
menjadi kawasan agropolitan. Namun bila dilihat dari sudut pandang permintaan, maka pengembangan kawasan transito juga dapat dijadikan alternatif agar dapat meningkatkan
permintaan terhadap output dari industri makanan dan minuman, hotel, restoran, jasa sosial kemasyarakatan dan pemerintahan.
Dengan demikian, alur pengembangan kawasan perbatasan Kabupaten TTU dapat dimulai dari supply side strategy yakni melakukan pengembangan kawasan agropolitan
untuk meningkatkan output sektor pertanian yang selanjutnya akan memacu sektor-sektor lainnya untuk turut berkembang. Melalui pengembangan agropolitan diharapkan output
tersebut dimanfaatkan oleh sektor industri makanan dan minuman, sektor hotel dan restoran. Selanjutnya diharapkan akan menarik minat penduduk dari wilayah lainnya
untuk menjadikan Kabupaten TTU menjadi tempat transit karena posisinya yang berada di pusat Pulau Timor sehingga bagi masyarakat yang akan bepergian melalui jalur trans
Timor Kupang–Atambua maupun Oekusi–Dili dapat menjadikan Kabupaten TTU sebagai tempat transit yang nyaman.
Tabel 58. Pengganda nilai tambah bruto masing-masing sektor di Kabupaten TTU, tahun 2006
No Sektor NTB Ranking
1 Padi
1,1715 24 2
Jagung 1,1052 30
3 Kacang-kacangan
1,1042 31 4
Umbi-umbian 1,1128 29
5 Sayur dan buah-buahan
1,0918 32 6
Tanaman bahan makan lainnya 1,1873 23
7 Jambu mete
1,1976 22 8
Kelapa 1,2358 20
9 Kopi dan kakao
1,0420 36 10
Kapukkapas 1,0773 34
11 Kemiri
1,2176 21 12
Pinang 1,0318 37
13 Perkebunan lainnya
1,3810 14 14
Peternakan dan hasilnya 1,2382 19
15 Unggas dan hasil-hasilnya
1,2709 18 16
Kayu hasil hutan 1,1702 25
17 Hasil hutan lainnya
1,0842 33 18
Perikanan 1,1290 27
19 Pertambangan dan pengalian
1,1454 26 20
Ind makanan dan minuman 5,7782 1
21 Ind tenun ikat
1,4616 12 22
Industri lainnya 2,0038 6
23 Listrik dan air bersih
1,5263 9 24
Bangunan 1,8306 7
25 Perdagangan
1,0731 35 26
H o t e l 3,0153 2
27 Restoran
2,6580 4 28
Angkutan darat 1,5888 8
29 Angkutan laut
1,1196 28 30
Jasa penunjang angkutan 1,3303 16
31 Komunikasi
1,4708 11 32
Bank dan lembaga keuangan lainnya 1,3105 17
33 Real estat dan jasa perusahaan
1,3653 15 34
Pemerintahan 2,2081 5
35 Jasa sosial kemasyarakatan
2,8003 3 36
Jasa hiburan dan rekreasi 1,4721 10
37 Jasa perorangan rumahtangga dan lainnya
1,4152 13 TOTAL
57,4219
Sumber : Tabel I-O Kabupaten TTU Tahun 2006, Diolah
d. Pengganda Pajak Tak Langsung Penerimaan daerah Kabupaten TTU didominasi oleh dana perimbangan 90,34,
adapun penerima dana perimbangan kabupatenkota tertinggi di Provinsi NTT tahun 2006 adalah Kabupaten Timor Tengah Selatan Rp 387.320.286.000,-, sedangkan yang paling
sedikit adalah Kabupaten Rote-Ndao Rp 200.749.307.000,-. Penerima DAK tertinggi di NTT pada tahun 2006 adalah Kabupaten Timor Tengah Selatan Rp 41.850.000.000,-,
sedangkan yang paling rendah adalah Kabupaten Manggarai Rp14.420.000.000,-. Kabupaten TTU menempati urutan ke-9 dari 16 kabupatenkota di NTT pada tahun 2006
dengan DAK Rp 29.180.000.000,-. Hal tersebut menunjukkan bahwa meskipun pemerintah memberikan dana perimbangan yang tinggi, namun belum memprioritaskan
pengembangan wilayah perbatasan. Meskipun demikian, terdapat peningkatan DAK yang diterima oleh Kabupaten TTU yakni pada tahun 2008 menjadi Rp 56.000.000.000,- yang
rinciannya meliputi: pendidikan Rp 17.346.000.000,-, kesehatan Rp 11.604.000.000,-, kependudukan Rp 1.235.000.000,-, jalan Rp 11.074.000.000,-, irigasi Rp
2.764.000.000,-, air bersih Rp 3.001.000.000,-, perikanan Rp 2.512.000.000,-, pertanian Rp 4.292.000.000,-, lingkungan hidup Rp 791.000.000,-, kehutanan Rp
1.543.000.000,-. Adapun Kabupaten TTU merupakan salah satu kabupaten yang memiliki PAD rendah, kontribusi PAD terhadap penerimaan daerah pada tahun 2006
hanya sebesar 3,07. Susunan penerimaan daerah Kabupaten TTU pada tahun 2006 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 59.
Tabel 59. Struktur penerimaan keuangan menurut jenis penerimaan daerah otonom Kabupaten TTU tahun anggaran 2006
No Jenis Penerimaan
Jumlah Rp Kontribusi
1 Sisa lebih perhitungan anggaran tahun yang lalu
21.158.521.000 6,56
2 Pendapatan asli daerah
a. Pajak-pajak daerah
b. Retribusi daerah
c. Bagian laba BUMD
d. Penerimaan lain-lain PAD yang sah
9.917.006.000 758.686.000
1.916.758.000 554.672.000
6.686.709.000 3,07
0,24 0,59
0,17 2,07
3 Dana perimbangan
a. Bagi hasil pajak dan bukan pajak
b. Dana alokasi umum DAU
c. Dana alokasi khusus DAK
d. Keuangan dari provinsi
291.439.755.000 16.268.413.000
239.558.000.000 29.180.000.000
6.433.342.000 90,34
5,04 74,26
9,05 1,99
4 Lain-lain pendapatan yang sah
88.240.000 0,03
Jumlah 322.603.522.000 100
Sumber : Bappenas 2008
Oleh karena itu, analisis pengganda pajak tak langsung dimaksudkan untuk mengetahui sektor yang apabila permintaan akhir output suatu sektor perekonomian di
Kabupaten TTU meningkat sebesar satu unit, maka akan meningkatkan pajak tak langsung bagi sektor lainnya sebesar nilai pengganda pajak tak langsung sektor yang
bersangkutan. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa sektor yang memiliki
pengganda pajak tak langsung tertinggi adalah sektor perikanan, industri makanan dan minuman, industri tenun ikat, sehingga pemerintah perlu mengembangkan sektor-sektor
tersebut untuk mengurangi ketergantungan pendanaan dari pusat. Urutan sektor-sektor selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 60. berikut ini.
Tabel 60. Pengganda pajak tak langsung masing-masing sektor di Kabupaten TTU, tahun 2006
No Sektor Pajak
Ranking
1 Padi
1,3485 23 2
Jagung 1,1692 28
3 Kacang-kacangan
1,1088 32 4
Umbi-umbian 1,1353 30
5 Sayur dan buah-buahan
1,1475 29 6
Tanaman bahan makan lainnya 2,0928 6
7 Jambu mete
2,7443 4 8
Kelapa 1,2631 25
9 Kopi dan kakao
1,9423 9 10
Kapukkapas 1,6261 16
11 Kemiri
2,0398 7 12
Pinang 1,7260 14
13 Perkebunan lainnya
1,8670 11 14
Peternakan dan hasilnya 1,1998 27
15 Unggas dan hasil-hasilnya
1,4247 21 16
Kayu hasil hutan 1,6286 15
17 Hasil hutan lainnya
1,0774 33 18
Perikanan 10,4011 1
19 Pertambangan dan pengalian
1,2270 26 20
Ind makanan dan minuman 4,7812 2
21 Ind tenun ikat
2,8112 3 22
Industri lainnya 1,5310 18
23 Listrik dan air bersih
1,9536 8 24
Bangunan 1,8083 13
25 Perdagangan
1,0229 35 26
H o t e l 1,4365 20
27 Restoran
1,3142 24 28
Angkutan darat 1,3655 22
29 Angkutan laut
1,0674 34 30
Jasa penunjang angkutan 1,5463 17
31 Komunikasi
1,8278 12 32
Bank dan lembaga keuangan lainnya 1,4537 19
33 Real estat dan jasa perusahaan
1,1175 31 34
Pemerintahan 0,0000 36
35 Jasa sosial kemasyarakatan
2,3801 5 36
Jasa hiburan dan rekreasi 0,0000 36
37 Jasa perorangan rumahtangga dan lainnya
1,9235 10 TOTAL
65,5864
Sumber : Tabel I-O Kabupaten TTU Tahun 2006, Diolah
6.3. Deskripsi Analisis Sektor Unggulan dan Leading Sector