IV DESKRIPSI WILAYAH
4.1. Gambaran Wilayah Administratif
Kabupaten TTU merupakan salah satu kabupaten dari 20 kabupatenkota di NTT yang secara geografis terletak antara 124
o
04’221” – 124
o
46’01” Bujur Timur dan 9
o
2’481” – 9
o
37’361” Lintang Selatan. Secara administratif, batas wilayah Kabupaten TTU adalah sebagai berikut:
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Belu
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Timor Tengah Selatan dan
Kabupaten Kupang -
Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sawu dan district enclave Oekusi – RDTL -
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Timor Tengah Selatan Luas wilayah Kabupaten TTU adalah 3.619,7 km
2
yang terdiri dari luas daratan 2.669,70 km
2
dan luas perairan 950 km
2
. Secara administrasi wilayah pemerintahan Kabupaten TTU terdiri atas 9 kecamatan dan 163 desakelurahan. Adapun luas setiap kecamatan dan
penyebaran desa per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 9. berikut ini. Tabel 9. Penyebaran desa dan luas wilayah per kecamatan
Kecamatan Jumlah desakelurahan Luas
wilayah km
2
Kota Kefamenanu 10
79,00 Miomafo Timur
40 447,33
Miomafo Barat 27
447,30 Noemuti 15
211,73 Insana 23
559,08 Insana Utara
11 106,72
Biboki Selatan 16
349,10 Biboki Utara
12 263,40
Biboki Anleu 9
206,40
Jumlah 163 2.669,70
Sumber : TTU Dalam Angka 2008 2008
4.2. Kondisi Fisik Wilayah a. Topografi
Wilayah Kabupaten TTU memiliki topografi yang bervariasi dari datar sampai bergunung-gunung. Ketinggian tempat bervariasi antara 100 hingga 1.000 meter di atas
permukaan laut dpl. Sebagian besar wilayah ±60 berada pada ketinggian 100-500 meter dpl dan 30 wilayah menyebar pada ketinggian 501–1.000 meter dpl; sedangkan
10 wilayah berada pada ketinggian di atas 1.000 meter dpl. Kemiringan lahan bervariasi dari datar sampai terjal 40. Kurang lebih 70 wilayah Kabupaten TTU
berada pada kemiringan 40 sedangkan sisanya sebesar 30 wilayah berada pada kemiringan 40.
b. Iklim
Iklim wilayah Kabupaten TTU secara umum digolongkan ke dalam iklim tipe semi–arid dengan total curah hujan rata-rata 1.500 mmtahun. Adapun musim hujan
berlangsung selama 4 bulan yakni pada bulan Desember–Maret sedangkan musim kemarau berlangsung selama 8 bulan dari bulan April–November. Musim kemarau yang
panjang menyebabkan masyarakat kekurangan air pada musim tersebut, meskipun pada musim hujan terjadi kelimpahan air. Oleh karena itu, diperlukan manajemen air yang
tepat sehingga masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan air sepanjang tahun meskipun dengan iklim yang demikian.
Musim kemarau yang panjang tersebut berdampak pada suhu udara harian rata- rata di Kabupaten TTU yakni rata-rata 27,6
o
C. Suhu udara yang panas merupakan suatu potensi untuk dikembangkan menjadi pembangkit listrik tenaga surya.
c. Jenis Tanah