Hipotesis Kerangka Pendekatan Operasional

3.2. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka diduga masyarakat Kabupaten TTU dengan district enclave Oekusi memperoleh dampak negatif dalam bidang sosial, budanya dan ekonomi sebagai akibat dari pisahnya Timor Leste. Belum tepat menentukan prioritas pengembangan ekonomi wilayah perbatasan Kabupaten TTU dengan district enclave Oekusi terutama berkaitan dengan persepsi stakeholder. Selain itu, Pemerintah Kabupaten TTU belum tepat menentukan sektor unggulan karena belum didasarkan pada leading sector.

3.3. Kerangka Pendekatan Operasional

Wilayah perbatasan sebagai wilayah yang unik karena aktivitas ekonominya selalu dipengaruhi oleh negara lainnya. Oleh karena itu, perlu dianalisis persepsi stakeholder untuk mengetahui persepsi mereka mengenai dampak pisahnya Timor Leste terhadap kehidupan masyarakat di Kabupaten TTU terutama yang berkaitan dengan bidang sosial dan budaya serta ekonomi. Analisis persepsi ini dilakukan dengan maksud untuk mengakomodir kepentingan seluruh komponen masyarakat di wilayah perbatasan agar dapat berpatisipasi aktif dalam setiap tahapan pembangunan. Tahapan selanjutnya melakukan analisis terhadap persepsi stakeholder mengenai penentuan prioritas pembanguan yang dilakukan dengan analisis hierarki proses AHP. Hierarki tersebut diawali dengan konsep wilayah, dimana wilayah merupakan satuan geografis beserta komponen yang terkandung di dalamnya, komponen-komponen tersebut saling berinteraksi dalam suatu sistem. Komponen yang terdapat di dalam wilayah perbatasan berupa sumberdaya pembangunan yakni sumberdaya manusia, sumberdaya buatan, sumberdaya sosial, kapasitas produksi aktifitas ekonomi. Setiap sumberdaya pembangunan tersebut saling berinteraksi sehingga penentuan prioritas pengembangan sumberdaya yang tepat akan menggerakkan perekonomian di wilayah perbatasan secara menyeluruh. Selanjutnya menentukan prioritas pembangunan dari setiap kriteria sumberdaya pembangunan tersebut. Stakeholder yang paling berperan dalam pengembangan setiap sumberdaya pembangunan juga ditentukan dalam analisis ini sehingga tidak terjadi tumpang-tindih peran. Data primer Analisa deskriptif Analisis Hierarki Proses AHP Dampak terhadap bidang sosial, budaya, ekonomi Prioritas pembangunan Data Sekunder Analisis sektor unggulan Analisis leading sector Lokasi pengembangan agropolitan Data PDRB Data SDM, SDS, SDB Tabel I-O Kab.TTU Model agropolitan Analisis LQ dan SSA Analisis I-O Analisis deskriptif SD per kecamatan Gambar 5. Kerangka Pendekatan Operasional Pengembangan sumberdaya–sumberdaya tersebut akan terkesan mubazir bila tidak dikembangkan dalam suatu model pengembangan ekonomi wilayah. Dengan demikian tahapan berikutnya menentukan model pengembangan ekonomi wilayah perbatasan. Model pengembangan ekonomi yang ditawarkan untuk dianalisis adalah sebagaimana dikemukakan oleh Hamid dan Alkadri 2003 bahwa pengembangan ekonomi wilayah perbatasan dapat dikembangkan menjadi kawasan cepat tumbuh, kawasan agropolitan, kawasan transito, dan kawasan wisata. Setelah model ekonomi wilayah perbatasan diketahui, analisis berikutnya dilakukan untuk mengetahui sektorsub sektorkomoditi yang akan dikembangkan dalam model ekonomi wilayah perbatasan tersebut. Analisis yang digunakan adalah analisis LQ dan SSA untuk mengetahui sektor unggulan. Sektor unggulan yang ditentukan dengan analisis tersebut hanya menentukan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dari suatu sektor ekonomi yang belum tentu merupakan leading sector di wilayah perbatasan karena sektor-sektor unggulan tersebut mungkin memiliki keterkaitan yang rendah. Oleh karena itu, selanjutnya dilakukan analisis I-O untuk mengetahui keterkaitan antar sektor sehingga dapat menentukan leading sector. Analisis LQ dan SSA dan input- output juga dilengkapi dengan analisis kuadran. Adapun analisis kuadran dilakukan antara LQ dan differential shift juga antara keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang dari analisis input-output. Analisis-analisis kuantitatif tersebut juga selalu dilengkapi dengan analisis deskriptif. Tahapan berikutnya adalah melakukan analisis deskriptif ketersediaan sumberdaya pembangunan per kecamatan untuk mengetahui lokasi pusat pengembangan model ekonomi wilayah perbatasan agropolitan tersebut untuk saat ini. Adapun sumberdaya utama yang dianalisis adalah kapasitas produksi aktivitas ekonomi, sedangkan sumberdaya lainnya seperti sumberdaya manusia, sumberdaya sosial dan sumberdaya buatan merupakan sumberdaya–sumberdaya pendukung. Secara ringkas, tahapan-tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.

3.4. Tempat dan Waktu Penelitian